Konsep ini memang tak sepenuhnya salah, tetapi jika terus berlanjut menjadi kebiasaan, tenaga dan keterampilan jurnalis maupun kreator bisa terpangkas. Kita bicara soal lahan pekerjaan dan tanggung jawab menghidupkan ekosistem jurnalisme yang adaptif.
Banyak pula media yang telah beradaptasi dengan mengolah video berita sebelum tayang di media sosial. Berita bisa dikemas dengan penggambaran peristiwa secara langsung maupun ilustrasi dengan durasi yang tidak terlalu panjang. Media sosial seperti Tiktok relatif menyediakan konten singkat namun berisi. Oleh karena itu, dengan durasi yang singkat, teks yang ditampilkan juga tidak terlalu panjang.
Banyak tren media sosial yang bisa digunakan untuk menyampaikan berita. Tren-tren tersebut, misalnya lagu, template video, atau challenge yang tengah trending. Dengan mempergunakan kepopuleran konten-konten tersebut, berita juga bisa menyebar lebih jauh ke khalayaknya.
Tak bisa dipungkiri, pengguna platform berbagi video seperti tiktok, menyukai konten yang segar dan relatif singkat. Ini menjadi tantangan sekaligus wadah peningkatan kompetensi jurnalis, bagaimana bisa melakukan aktivitas jurnalisme secara maksimal di platform media sosial.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI