Mohon tunggu...
Ajeng DwitaAyuningtyas
Ajeng DwitaAyuningtyas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Belajar jurnalistik dan belajar menulis

Berkomunikasi melalui jurnalisme

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Dilema Anak Rantau, Rindu Suasana Ramadan Katanya

29 April 2022   09:40 Diperbarui: 29 April 2022   09:47 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Ramadan di tahun 2022 menunjukkan pulihnya kegiatan masyarakat setelah serba dibatasi sejak 2020 karena pandemi. Kelonggaran ini juga dirasakan para mahasiswa yang mulai menjalankan aktivitas dan merantau ke daerah kampus masing-masing.

Ramadan dipenuhi kegiatan keagamaan yang tidak seperti biasanya, membuat mahasiswa yang merantau ini juga merasakan suasana lain. Dengan tetap beraktivitas sebagai mahasiswa, mereka harus berpuasa, bangun lebih pagi untuk makan sahur, menyiapkan menu berbuka puasa, tarawih, dan lain sebagainya tanpa ditemani keluarga. Berbagai reaksi muncul di benak mereka.

SUASANA RAMADAN KALI INI TIDAK TERASA

Ternyata, Ramadan bukan sekadar berpuasa. Suasananya sangat didambakan mereka yang menjalankannya. Menetap sementara di Purwokerto, Banyumas, Muhammad Nur Hanif, seorang mahasiswa Desain Komunikasi Visual, mengaku tidak merasakan suasana Ramadan seperti biasanya.

“Buka puasa biasanya nyari makan sama ibu atau ke mana segala macem, terus kalo sekarang yaudah seadanya aja,” kata Hanif.

Seorang mahasiswi Jurnalistik, Adinda Alya Izdihar, yang menetap sementara di Jatinangor, Sumedang, juga mengeluhkan hal yang sama. Menurut Adinda, Ramadan akan lebih terasa ketika ada kegiatan khusus menjelang berbuka puasa, seperti membantu ayah dan ibu menyiapkan menu berbuka.

“Kalau di sini kan ga ada, jadi aku berasa puasa biasa gitu, bukan puasa di bulan Ramadan” kata Adinda.

BERBAGAI MENU BANYAK TERSEDIA, TAPI…

Menurut Adinda, di sekitar indekosnya banyak warung makan yang menyediakan menu berbuka hingga sahur. Meskipun begitu, Adinda tidak banyak menjajal berbagai menu tersebut dan lebih sering menggunakan jasa pesan antar.

“Aku sendirian di kost-an, maksudnya ngga ada anak Jurnalistik lain. Aku berangkatnya harus sendirian, kan takut ya (keluar untuk mencari makan sahur),” kata Adinda.

Sedikit berbeda dengan Candra Ayuningtyas Maharani, seorang mahasiswi Teknik Listrik yang sementara menetap di Kota Semarang, ia sering memasak untuk menu sahur dan berbuka puasa. Candra tidak kesulitan mendapatkan bahan makanan dari lingkungan indekosnya, namun seringkali kebingungan dalam menyiapkan menu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun