Mohon tunggu...
Angelina R
Angelina R Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Warga Negara Indonesia yang baik hati dan tidak sombong...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Malam Ulang Tahun Berdarah

27 November 2012   13:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:35 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Angelina melirik kue tart di depannya.Dua lilin menyala berbentuk angka tigapuluh dan nol tertancap di atas kue tart. Hari ini dia berulang tahun dan semua orang yang melihat lilin itu tahu yang keberapa.Hanya saja tak ada siapa-siapa yang menemani dia berulang tahun malam ini. Tidak Jokosuaminya atau Lastri sahabatnya. Padahal kedua orang itu selalu ada bersamanya setiap kali dia berulang tahun. Angelina sedang berbahagia malam itu dan kehadiran dua orang terpenting salam hidupnya tak lagi menjadi proritas tersenyum senang dan bahagia tepat saat itu jarum jam menunjukan pukul 12 malam. Dia meniup lilinnya tanpa mengucapkan permohonan. Permohonannya telah terkabul.

Tiba-tiba teleponnya bordering. Angelina menimbang-nimbang sebentar apakah dia harus menjawab telepon itu atau tidak. Dia memutuskan untuk menjawab.

“Halo” Sapanya

“Halo Angie ini Bayu selamat ulang tahun yah BTW apakah Lastri bersamamu?” Yang melepon adalah Bayu. Dia adalah suami Latri.

“Tidak! Sejak tadi Joko juga tak kelihatan” Balas Angelina.

“Ah begitu yah? Sebenarnya aku sudah berada di depan pintu rumahmu. Maukah kau membukanya? Ada hal penting yang harus aku bicarakan tentang istriku dan suamimu” Kata Bayu. Angelina tersenyum. Dia telah tahu hal penting itu hal penting itulah yang menjadi alasan Joko dan Lastri tak menemaninya di hari ulang tahunnya.

“Bolehkah aku masuk?” Bayu berkata lagi. Lastri berpikir sebentar. Sejujurnya dia tak senang Bayu masuk ke dalam rumahnya. Mayat Joko dan lastri belum dia bereskan. Perselingkuhan mereka hanya pantas dibayar kematian.

“Angelina apakah kau di dalam?” kali ini Bayu berteriak di teleponnya. Angelina tersadar dan matanya menatap pisau dapur yang tertancap di perut lastri.

“Boleh silahkan saja! Aku akan membuka pintu.” Angelina mematikan teleponnya, mencabut pisau dapur dari perut Lastri dan melangkah ker ruang tamu.Membunuh tiga orang di usia yang ketigapuluh sepertinya sempurna, Pikirnya.

TAMAT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun