"Mbak Mbak Mbak, saku ranselnya terbuka" kata pengemis itu menunjuk saku ranselku yang memang terbuka. Aku menatap ransel yang terapit di dada dan mendapati sakunya dalam keadaan terbuka. Segera kuperiksa isinya dan menyadari Blackberryku yang tadi kuletakkan di situ hilang. Segera panik melanda diriku. Kuperiksa bagian dalam tasku berharap BBku ada di sana dan hasilnya nihil.
"Mbak, maaf tadi saya perhatikan perempuan yang duduk di sebelah Mbak merogoh saku ransel Mbak saat kereta berada di lorong gelap dari Cikini ke Kalibata. Sudah tiga kali saya melihat perempuan itu melakukan pencurian di kereta. Makanya tadi saya bilang hati-hati, Mbak" Lagi pengemis itu bersuara. Aku menatap Pengemis itu kaget dan curiga.
"Saya memang pengemis Mbak, tapi saya tidak berbohong apalagi mencuri" kata pengemis itu. Beradu pandang denganku sebentar. Ada kejujuran di matanya lalu kemudian berlalu meninggalkan aku sendiri yang terpekur. Mungkinkah perempuan itu yang mencurinya? Entahlah yang pasti tak kutemukan lagi Blackberyku di seluruh pelosok tasku.
TAMAT
Depok, 27 november 2011
Top of Form
Bottom of Form
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H