Mohon tunggu...
A JauharMahya
A JauharMahya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Matematika UNDIP

Mahasiswa Matematika UNDIP

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar Matematika Sambil Bermain, Emang Bisa?

8 Agustus 2020   22:23 Diperbarui: 8 Agustus 2020   22:13 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu tamu mengenakan masker yang telah dibagikan

Pekalongan, Kecamatan Kedungwuni (8/8) -- Mulai tanggal 5 Juli 2020, Universitas Diponegoro menyelenggarakan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Sistem KKN periode ini, berbeda dengan periode-periode sebelumnya, yakni KKN yang biasanya dilakukan secara berkelompok kini diganti pelaksanaannya secara mandiri. Oleh karena itu kegiatan KKN periode ini disebut juga "KKN Pulang Kampung". 

KKN Pulang Kampung ini mengangkat tema Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19 Berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG's). 

Pada KKN periode ini, mahasiswa diwajibkan membuat dan melaksanakan 2 program kegiatan. A. Jauhar Mahya atau yang akrab disapa Jauhar merupakan salah satu Mahasiswa KKN yang terjun pada periode ini. 

Program pertama yang dibawakan Jauhar adalah belajar matematika sambil bermain. Telah kita ketahui bahwa pandemi covid-19 ini memengaruhi semua aspek kehidupan, tanpa terkecuali aspek pendidikan. 

Kegiatan belajar mengajar yang biasanya dilakukan di sekolah, sekarang harus dilakukan di rumah. Hal tersebut menyebabkan kekhawatiran bagi beberapa orang tua. 

Mereka mengkhawatirkan anak-anak mereka tidak bisa memahami materi yang diberikan secara daring oleh tenaga pendidik. Terlebih bagi orang tua yang tidak bisa mendampingi secara penuh anak-anaknya dalam kegiatan belajar mengajar. Kekhawatiran tersebut membuat Jauhar prihatin, sehingga menawarkan kegiatan belajar mengajar kepada anak-anak di Kelurahan Kedungwuni Timur.

Kegiatan pembelajaran matematika ini dibagi dalam 2 hari, yakni pada hari Jum'at 27 April 2020 dan 7 Agustus 2020. Pada hari pertama kegiatan, materi yang disampaikan adalah materi terkait perkalian. Dalam menyampaikan materi ini, Jauhar menggunakan alat peraga matematika yang bernama "Batang Napier". 

Batang Napier merupakan alat peraga matematika yang konsep pemakaiannya dengan menerjemahkan persoalan perkalian menjadi persoalan penjumlahan.

Setelah memberikan materi, Jauhar mengenalkan alat peraga matematika lainnya yang  diberi nama "Altumatika (Alat Tulis Matematika)".  

Cara bermain alat peraga ini mirip dengan bermain permainan ular tangga seperti biasa, hanya saja setiap pemain diharuskan menjawab soal yang ada dibalik kartu permainan. Soal-soal yang ada dibalik kartu adalah soal-soal matematika materi perkalian.

Anak-anak Bermain Altumatika (Alat Tulis Matematika)
Anak-anak Bermain Altumatika (Alat Tulis Matematika)

Pada hari kedua pelaksanaan, materi yang diajarkan berbeda dengan hari sebelumnya. Pada pertemuan hari ini, Jauhar memberikan materi tentang Bangun Datar. 

Pada kurikulum 2013, materi bangun datar merupakan materi yang diajarkan sejak kelas 4 SD. Namun, anak-anak kelas 3 yang mengikuti kegiatan pembelajaran ini ternyata sudah mengenal beberapa bangun datar, seperti persegi, lingkaran, dan segitiga. 

Sehingga dalam memberikan materi ini, Jauhar  tidak mengalami hambatan yang berarti. Setelah kegiatan pembelajaran, Jauhar mengenalkan 2 alat peraga matematika yang sudah dibuat pada hari sebelumnya yang diberi nama "Lumatika (Ludo Matematika)" dan "Domat (Domino Matematika)".

Lumatika merupakan alat peraga yang konsep permainannya mirip dengan permainan ludo pada umumnya. Hanya saja, sedikit dimodifikasi dengan menambahkan gambar bangun datar pada setiap kotak permainannya dan juga memberikan soal di setiap kartunya. Jadi, setiap pemain harus menjawab soal yang ada dibalik kartu. 

Pemain yang berhasil menjawab soal dibalik kartu, mendapatkan previlege untuk bisa bermain kembali sejumlah poin yang ada di kartu tersebut, yakni bisa satu kali, dua kali, bahkan tiga kali bermain. Pemain yang menang adalah pemain pertama yang dapat menduduki posisi 100.

Anak-anak Bermain Lumatika (Ludo Matematika)
Anak-anak Bermain Lumatika (Ludo Matematika)

Sedangkan Domat adalah alat peraga yang mengadopsi permainan domino.  Yang membedakan Domat dengan Domino pada umumnya adalah setiap pemain harus menghitung penjumlahan dan pengurangan dua bilangan yang ada di setiap kartunya, kemudian baru bisa memasangkannya dengan kartu lain. 

Awal mulanya, anak-anak yang memainkan Domat ini merasa kesulitan. Pasalnya mereka belum mengerti tentang permainan domino sehingga perlu adaptasi terlebih dahulu. 

Namun, setelah 10 menit memainkan permainan ini, mereka merasa senang dan menyukai permainan ini. "Oh iya mas, saya sudah paham", tutur salah satu anak yang bermain.

Anak-anak Bermain Domat (Domino Matematika)
Anak-anak Bermain Domat (Domino Matematika)

Untuk program kedua, Jauhar memberikan edukasi kepada warga Kelurahan Kedungwuni Timur terkait new normal dan protokol kesehatan yang harus dipatuhi. 

Kegiatan edukasi warga terkait protokol kesehatan di era new normal ini dilaksanakan mengingat kembalinya Kabupaten Pekalongan ke dalam zona kuning. 

Berdasarkan data yang termuat dalam website http://corona.pekalongankab.go.id/ hingga Jumat (17/7/2020) jumlah kasus positif covid-19 di Kabupaten Pekalongan sebanyak 27 orang dengan rincian, 15 orang masih dirawat, 8 orang sembuh, 2 orang melakukan isolasi secara mandiri, dan 2 orang dinyatakan meninggal. 

Hal ini yang mendorong Jauhar untuk melakukan edukasi kepada warga terkait protokol kesehatan yang harus dipatuhi di era new normal.

Satu minggu sebelum kegiatan ini dilaksanakan, Jauhar telah berkoordinasi dengan rekan dan rekanita IPNU IPPNU ranting Capgawen Selatan. Menurut informasi yang diperoleh dari rekan Husnul Marom bahwa pada hari jumat (17/7) mendatang akan diadakan kegiatan rutin sebulan sekali yakni "Wagean" dimana kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap hari jumat wage (dalam kalender jawa). 

Pada kegiatan "Wagean" kali ini ranting Capgawen Selatan menjadi tuan rumahnya. Rekan Husnul Marom selaku ketua IPNU Ranting Capgawen Selatan menawarkan kepada mahasiswa KKN TIM II Kecamatan Kedungwuni untuk turut andil dalam acara tersebut. 

Mengingat jumlah kasus positif covid-19 yang semakin meningkat, maka Jauhar merasa bahwa perlu adanya pemberian edukasi kepada warga untuk menekan kasus covid-19 yang terus meningkat ini.  

Pada hari pelaksanaan, awalnya tamu yang menghadiri acara ini belum menerapkan protokol kesehatan yang harus dipatuhi seperti menggunakan masker. 

Akan tetapi setelah dibagikannya masker, handsanittizer, dan brosur protokol kesehatan, tamu-tamu mulai mematuhinya. Selain membagikan bingkisan kepada tamu yang datang, dilakukan juga edukasi secara lisan terkait perkembangan kasus covid-19 di Kabupaten Pekalongan. 

Pada saat edukasi diberikan ternyata masih banyak yang belum mengetahui bahwa Kabupaten Pekalongan kembali ke zona kuning.

Salah satu tamu mengenakan masker yang telah dibagikan
Salah satu tamu mengenakan masker yang telah dibagikan

Jika dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lain, memang kasus covid-19 di Kabupaten Pekalongan tidak terlalu banyak. Namun, jika masyarakatnya tidak mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan oleh Pemerintah, maka bisa jadi Kabupaten Pekalongan masuk ke dalam zona merah. 

Maka dari itu, harapannya setelah dilakukan edukasi tentang protokol kesehatan di era new normal kali ini, masyarakat Kabupaten Pekalongan khususnya Kecamatan Kedungwuni bisa lebih peduli untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungannya, sehingga dapat menurunkan jumlah kasus positif covid-19 di Kabupaten Pekalongan.

Penulis : A. Jauhar Mahya, Matematika, Fakultas Sains dan Matematika

Editor : Marwini,S.H.I.,M.A.,M.S.I.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun