Piala Dunia 2018, sekali lagi menjadi bukti bila lima wakil Asia bukan lagi anak bawang. Meski tak menjabat sebagai tuan rumah, toh mereka mampu menunjukan performa apik meski akhirnya dari lima tim, hanya satu yang lolos.
Kekuatan kontestan Piala Dunia 2018 mulai merata, Wakil Asia yang biasanya menjadi anak bawang dan lumbung gol lawan dari benua lain mulai unjuk gigi.
Arab Saudi, Iran, Australia, Korea Selatan dan Jepang sukses menunjukan performa gemilang. Meski di akhir penyisihan grup hanya Samurai Biru yang lolos ke fase gugur.
Bicara soal Arab Saudi, tim asal timur tengah ini memang dibantai habis di laga perdana oleh tuan rumah Rusia 5 gol tanpa  balas.
Namun di laga berikutnya Green Falcon hanya takluk tipis dari Uruguay berkat gol tunggal Luiz Suares di menit ke-23. Selanjutnya, di laga terakhir mereka sukses menaklukan Mesir dengan skor 2-1 sekaligus membawa mereka bertengger di posisi 3 klasemen akhir.
Terkait kekalahan telak atas Rusia, tim berjuluk Green Falcon sejatinya jauh mengungguli Rusia dalam penguasaan bola. Pasukan Juan Antonion Pizzi sukses menguasi bola dengan 62 persen. Sementara Rusia hanya 38 persen.
Sayang, meski unggul dalam penguasaan bola, ketatnya pertahanan armada Chercesov membuat Al Sahlawi dan kolega tak mampu melepas satu pun shots on target.
Wakil Asia berikutnya adalah Iran. Tim yang dilatih oleh Carlos Queiroz itu juga tak lolos ke fase gugur. Namun kiprah mereka di Piala Dunia kali ini tak bisa dipandang sebelah mata.
Beiranvand dan kolega nyaris membuat Portugal angkat koper lebih awal dilaga terakhir fase grup.
Iran berpeluang lolos ke babak 16 besar bila mampu menumbangkan Portugal, sebab mereka punya tiga poin hasil kemenangan atas Maroko di laga awal. Sayang dilaga terakhir wakil asia yang satu ini hanya bermain imbang dengan Portugal.
Banyak warna yang Iran torehkan di laga terakhir kontra Portugal itu, mulai dari semangat mereka memenangkan pertandingan hingga gagalnya penalti sang megabintang Christiano Ronaldo.
Sayangnya nasib mereka belum beruntung. Hasil imbang cukup membuat mereka angkat koper lebih dulu.
Tim Asia yang juga tampil baik adalah Australia. Bertarung di Grup C, Mile Jedinak dan kolega hanya kalah tipis dari Prancis dengan skor 2-1. Dalam laga itu kemenangan Prancis ditentukan oleh Video Assistant Referee (VAR).
Selanjutnya The Soceroos mampu menahan Swiss di laga kedua, meski akhirnya dilaga ketiga mereka juga dikandaskan wakil Amerika Latin Peru dengan skor 2-0.
Kejutan Korea Selatan dan Keberuntungan JepangÂ
Piala Dunia 2018 kembali membuat sang juara bertahan bernasib nahas. Setelah Prancis, Italia dan Spanyol, kini giliran Jerman yang tersingkir di babak penyisihan grup.
Hebatnya tim yang menjadi jagal untuk Ozil dan kolega adalah wakil asia Korea Selatan.
Dua gol menit akhir dari Kim Young Gwon dan Son Heung Min cukup untuk membuat jerman 'termehek' bak drama Korea.
Mentalitas mereka tak lagi terlihat, apalagi di laga lain kompetitor mereka Swedia sukses menekuk Meksiko.
Oppa-oppa korea bermain penuh semangat sejak menit awal. Disiplin pertahanan dan kecepatan serangan balik menjadi andalan, membuat armada Joachim Low buntu dan frustasi.
Alhasil, Der Panzer duduk di posisi buncit klasemen Grup F.
Lain Korea Selatan lain Jepang. Samurai Biru bernasib lebih baik. Meski kalah di laga terakhir fase grup oleh Polandia, Kagawan dan kolega berhak ke babak 16 besar karena lebih minim mendapat kartu kuning dibanding saingannya Senegal.
Banyak yang menganggap lolosnya jepang dari fase grup karena faktor keberuntungan. Naumn sejatinya lebih dari itu. Armada Akira Nishino sukses bermain dengan hati. Lihat saja bagaimana performa mereka saat mengalahkan Kolombia atau kala menahan Senegal di laga kedua.
Piala Dunia 2018, sekali lagi menjadi bukti bila lima wakil Asia bukan lagi anak bawang. Meski tak menjabat sebagai tuan rumah, toh mereka mampu menunjukan performa apik meski akhirnya dari lima tim, hanya satu yang lolos.
Mereka bisa menjegal tim-tim unggulan, ada semangat, bermain dengan hati, ambisi dan optimisme dalam setiap laga yang dimainkan.
Performa mereka bisa menjadi inspirasi bagi tim asia lainnya termasuk Indonesia, bila semangat pantang menyerah, mental tak jatuh sebelum bertanding bisa menjadi modal bagus untuk hasil yang terbaik.
Sebaliknya bagi tim Eropa dan Amerika Latin yang kerap jadi unggulan, tak ada lagi kata over confident bila tak ingin bernasib seperti Jerman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H