Mohon tunggu...
Ajang Suryana
Ajang Suryana Mohon Tunggu... Mahasiswa - universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Saya ajang suryana, lahir di Sumedang. pada saat ini saya sedang menempuh pendidikan s1 di UIN Sunan Gunung Djati bandung. hobi saya yaitu haiking, membaca dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Book

Resensi Buku Filosofi Teras: Membentuk Mental yang Tangguh

10 November 2022   22:37 Diperbarui: 10 November 2022   22:53 2540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gara-gara penyakit depresi tersebut Henry Manampiring menemukan sebuah buku saat berkunjung keperpustakaan yaitu buku How to Be a Stoic karya Massimo Pigluic. Buku tersebut dapat mengantarkan penulis kepada kehidupan yang tenang dan tentram yaitu dengan dapat mengendalikan emosi. 

Karena ia ingin sembuh dari depresi tersebut dan tidak tergantung pada obat-obatan, maka ia terus mencari jalan keluar sehingga menemukan buku filosofi teras.

Henry Manampiring merupakan seorang praktisi periklanan yang khusus berada dibidang strategi dan komunikasi. Selama lebih 20 tahun ia sudah bekerja di perusahaan dan priklanan besar multinasional seperti co-Cola Indonesia, Facebook, Leo Burnett, dan Ogilvy. 

Ia mengenyam pendidikan di Universitas Padjadjaran (Unpad) dengan gelar sarjana ekonomi akuntansi. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya di University of Melborne Australia mengambil program Master of Bussines Administration. Ia juga merupakan pegiat media sosial yang kerap di panggil "Om Piring". 

Bagi Henry manampiring kegunaan media selain sebagai untuk hiburan dan sumber informasi, ia juga menjadikan media itu sebagai kanalnya untuk berinteraksi dengan generasi muda, mengetahui informasi hangat yang sedang dibicarakan oleh anak-anak muda, dan juga sebagai media aspirasi dan harapan bagi generasi muda. Dapat dikatakan bahwa sumber inspirasi bagi Henry Manampiring adalah media sosial.

Menurut penulis buku ini membahas mengenai managemen berpikir dan cara mengendalikan emosi negatif supaya manusia tidak terjebak pada kecemasan, depresi, khawatir dan penyakit mental lainnya demi untuk mendapatkan kebahagiaan dan ketenangan dalam hidup. 

Menurut Hans Selye dalam buku filosofi teras bahwa bukan setres yang membunuh manusia, akan tetapi reaksi atau persepsi manusia terhadapnya. 

Misalnya, "Duh bentar lagi presentasi lagi, gue takut banyak ada yang nanya materinya" dari contoh tersebut sudah jelas bahwa yang nenyebabkan manusia cemas adalah pikiran bukan peristiwanya karena menurut Epictetus bahwa alam atau persitiwa sesungguhnya adalah netral, manusialah yang membuat peristiwa tersebut bisa menjadi baik atau buruk.

Pada saat ini, manusia sedang berada di masa yang serba teknologi sehingga dalam mendapatkan informasi semakin mudah. Pada saat ini juga manusia tengah mengalami banjir informasi sehingga banyak orang-rang yang mengalami ganguan mental seperti khawatir, cemas, setres dan sebagainya. 

Hadirnya buku filosofi teras ini salah satunya untuk mengatasi permasalahan tersebut supaya manusia mendapatkan bahagia dan ketenangan hiudp. Dalam buku filosofi teras dijelaskan agar manusia dapat mengendalikan emosi negatif yaitu harus memisahkan dua prinsip antara internal dan eksternal atau disebut dengan dikotomi kendali. 

Menurut Epictetus "Ada hal-hal yang berada dibawah kendali manusia (internal), ada hal-hal yang berada diluar kendali manusia (eksternal), yang termasuk berada di bawah kenadali manusia yaitu tujuan hidup, prinsip hidup, pertimbangan, keinginan manusia dan segala sesuatu yang merupakan pikiran dan tindakan sendiri sementara yang berada di luar kendali manusia yaitu reputasi, opini orang lain, kesehatan, dan segala sesuatu yang berada di luar pikiran dan tindakan manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun