Pandemi Corona tak hanya berdampak buruk pada kesehatan,akan tetapi juga pada sektor perekonomian. Selama masa pandemi,ribuan karyawan harus menerima kenyataan dirumahkan,pengusaha yang mengalami kerugian,serta pekerja informal yang mengandalkan penghasilan harian.
"Sekarang di rumah saja,"katanya,Sabtu (16/10) Yulians Yanus menuturkan,sejak aktivitas di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dibatasi,ia hanya di rumah mengikuti instruksi pemerintah dengan membatasi keluar rumah dan berkumpul di keramaian.
Selama itu pula, Yulians Yanus yang biasanya meraup penghasilan
Rp. 100.000 per hari itu mengaku tidak ada lagi sumber penghasilannya yang lain. Selain itu juga belum pengeluraannya untuk membayar kos-kosan yang dia dan istri huni bersama dengan 1 orang ananknya yang masih berumur 12 tahun,
Rp. 300.000 per bulan
Rp. 50.000 untuk keperluan dapur dll
Rp. 50.000 untuk keperluan sekolah anaknya dll
" "Sejak kapal feri tidak beroperasi,tidak ada lagi penghasilan. Tidak ada pekerjaan lain selain sebagai buruh kapal," ujarnya.
Selain dirinya,juga ada 50 buruh di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya yang merasakan hal yang sama. Meski harus menerima kenyataan, Yulians Yanus yang sudah sekitar 10 tahun menjadi buruh di pelabuhan tidak mempermasalahkan penutupan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya untuk mencegah penyebaran virus Corona COVID-19.