Mohon tunggu...
Aizul Istiqomah
Aizul Istiqomah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Peradaban

Yakin usaha sampai

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pembatasan Ruang Lingkup Perempuan

25 Juli 2020   09:17 Diperbarui: 26 Juli 2020   17:35 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dewasa ini, perempuan-perempuan banyak sekali yang berkiprah di segala sektor tidak hanya yang sesuai kodrat perempuan, melainkan yang biasanya ditempati oleh kaum adam sekarang banyak ditemui ditempati oleh kaum hawa. Dimana feminisme telah berkembang, masyarakat sudah tidak tertutup lagi yang berkaitan dengan feminis. Dulu, mereka menganggap feminis itu hanya untuk kaum perempuan, itu keliru karena tidak hanya perempuan yang feminim nyatanya ada kaum adam yang feminim. Maka dari itu feminis diartikan sebagai serangkaian gerakan sosial, gerakan politik, dan ideologi yang memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mendefinisikan, membangun, dan mencapai kesetaraan gender di lingkup politik, ekonomi, pribadi, dan sosial (wikipedia).

Selain itu, feminisme juga bisa dikatakan tentang mengubah peran-peran gender, norma seksual dan praktik-praktik seksis yang membatasi diri. tentang mengubah peran-peran gender, norma seksual dan praktik-praktik seksis yang membatasi diri.

Saya tidak membahas feminisme secara mendalam, karena kita kini telah membuka mindset bahwa feminisme tidak hanya untuk perempuan tetapi juga laki-laki. Sehingga dengan begitu, kaum perempuan memiliki ruang gerak yang setara dengan laki-laki. Ketika perempuan dianggap feminim dalam artian feminim yang mengarah ke kodrat perempuan yang penuh dengan kelembutan dan kasih sayang, ada sebagian perempuan yang menolak karena dengan judge yang seperti itu hanya akan membuat ruang geraknya terbatas.

Ketika mereka mengeksplor potensinya yang juga hampir menyetarai kaum adam dan mereka mendapat justice "perempuan itu nggak seperti itu, harus feminim itu bukan ruangmu dan udah diluar batas".

Saya yakin ada sebagian perempuan yang akhirnya mengurungkan untuk mengeksplor kemampuannya dan merasa insecure merasa bahwa oh iya Aku perempuan Aku gak boleh tomboy dan harus anggun. Halaahh, itu hanya akan membuat kalian terbatasi dalam mengembangkan skill, bukan mengompor ngompori untuk menandingi kaum adam yaa tulisan disini :D hanya mengajak kaum perempuan untuk hey ayolah kita bergerak diluar ambang batas tanpa melupakan kodrat perempuan, jika kalian tetap berspekulasi untuk menjadi seorang feminim dan anggun, kalian akan terus terkungkung dalam asumsi kaum adam bahwa perempuan itu lemah.

Yang bisa dilakukan sekarang ya coba deh buktikan ke dunia kalo perempuan itu hebat kuat dan bisa diandalkan. Sekali lagi bukan untuk menandingi kaum adam, hanya menyeru untuk stop menganggap diri perempuan itu lemah gak bisa apapa, kalian bisa dan mampu membuat keadaan menjadi lebih indah dan baik-baik saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun