Komunikasi sebagai narasumber. Pertama ada Ibu Rah Utami Nugrahani, Ph. D. dan Ibu Aiza Nabilla Arifputri, M. A. Dengan dihadiri sebanyak 23 orang dari berbagai jabatan yang berbeda sebagai peserta. Mulai dari dokter umum, koordinator ICU, kepala ruangan kamar bersalin, kepala instalasi gizi, hingga satpam.  Para koordinator tenaga kesehatan tersebut mengikuti workshop secara luring  yang bertempat di Aula RS pada  Jumat, 7 Juli 2023.
Pengabdian Masyarakat (Abdimas) Telkom University melibatkan dua orang  dosen IlmuAcara dimulai dengan sambutan oleh direktur RS. Oetomo Hospital yaitu Bapak dr. M. Sri Satrio Ajie Wicaksono., M. A. R. S., beliau mengatakan sebagai rumah sakit yang baru saja melaksanakan pembukaan pada 7 Maret 2023, pihaknya sangat memerlukan adanya workshop mengenai komunikasi pelayanan kesehatan. Sebagai tenaga kesehatan perlu adanya sikap cekatan, spontan, inisiatif dan komunikatif karena nakes bukanlah pekerjaan yang mudah. Melainkan pekerjaan yang memiliki tanggung jawab besar karena menyangkut nyawa seseorang.Â
Penyampaian Materi Mengenai Pentingnya Komunikasi Pelayanan Kesehatan
Materi pertama adalah mengenai pentingnya komunikasi pelayanan kesehatan yang disampaikan oleh Ibu Aiza. Ada empat dampak positif yang akan didapat ketika terus mengasah kemampuan dalam komunikasi pelayanan kesehatan:
1. Membangun hubungan yang baik antara penyedia layanan dan pasien
2. Memperoleh informasi yang akurat tentang kondisi pasien
3. memberikan panduan pengobatan yang tepat
4. Mencapai hasil yang diharapkan dalam perawatan kesehatan
Dari empat dampak tersebut, ada seorang peserta bernama Vicent, koordinator kepala ruangan instalasi rawat jalan mengungkapkan memang benar sulitnya menghadapi berbagai macam sikap pasien. Karena rumah sakit pasti akan berhadapan langsung dengan situasi maupun kondisi gawat darurat. Meningkatkan komunikasi pelayanan kesehatan sangat perlu dilakukan. Terus mengasah skill agar empat dampak positif di atas bisa terlaksana.
Selain itu, nakes harus memiliki tiga prinsip penting dalam setiap langkahnya melayani pasien. Menggunakan rasa empati, keterbukaan, dan melaksanakan komunikasi dua arah demi memberikan hak kesehatan dan pasien mendapatkan hak kesehatan. Tiga prinsip itu terdengar klasik dan template namun sulit untuk dilaksanakan apalagi jika menghadapi situasi dan kondisi darurat seperti memberikan berita buruk, menghadapi pasien cemas dan takut, menghadapi kondisi darurat, berkomunikasi dengan anak-anak, berkomunikasi lintas budaya, berkomunikasi dengan pasien disabilitas, dan menghadapi pasien frustasi.Â
Studi Lapangan : Memberikan Peserta Ruang Untuk Mengungkapkan Kendala dalam Komunikasi Pelayanan Kesehatan
Setelah penyampaian materi, ibu Rah Utami mengadakan diskusi sekaligus studi lapangan dengan memberikan kesempatan bagi seluruh peserta menuliskan 3 kata penyebab sulitnya berkomunikasi di kertas post it dan menempelkannya pada kertas yang besar. Dua kata yang banyak ditemukan yakni pertama, adalah grogi. Kedua, takut tidak menguasai materi.Â
Sehabis menuliskan tiga kata tersebut, peserta diminta untuk menuliskan tiga sampai lima kalimat dan diberi waktu 2 menit untuk menuliskan dan mencurahkan kendala yang dialami. Seorang peserta bernama Rihad dengan  jabatan kepala ruangan instalasi bedah sentral dan CSSD maju ke depan dan bertanya "Bagaimana menghadapi pasien trauma yang sudah tidak bisa diajak berkomunikasi, tidak ada wali dan tidak ada identitasnya?". Ibu Rah Utami menjawab dengan melakukan praktik bersama dengan peserta tersebut sebagai simulasi komunikasi pelayanan kesehatan.
Acara diakhiri oleh doorprize dengan memberikan hadiah e-wallet senilai Rp 100.000 masing-masing bagi dua orang peserta paling aktif pada saat workshop dilaksanakan. Kemudian ditutup dengan sesi foto bersama seluruh peserta dan narasumber. Besar harapan kami sebagai narasumber dari selesainya workshop ini dilaksanakan adalah materi yang sudah disampaikan dan praktik simulasi yang sudah dilakukan bisa  diterapkan dan dilaksanakan demi peningkatan kualitas komunikasi pelayanan tenaga kesehatan di RS. Oetomo Hospital Bandung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H