Mendengar istilah love bombing, bagi sebagian remaja mungkin terdengar asing. Tapi bagi sebagian remaja lainnya bukan hal yang asing lagi. Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin modern mempermudah kita untuk saling berinteraksi kapanpun dan di manapun sehingga  banyak istilah - istilah baru yang muncul terutama di kalangan remaja. Salah satunya adalah Love Bombing istilah ini viral di media sosial dan menjadi perbincangan yang banyak menimbulkan persepi yang berbeda setiap orang. Secara singkat Love Bombing merupakan pola pemberian afeksi cinta yang bertubi - tubi dan berlebihan atau ungkapan cinta yang hanya berpura - pura untuk memanipulasi orang lain agar masuk kedalam perangkap sehingga mereka akan bergantung kepada si pelaku love bombing itu.
Siapapun bisa menjadi korban love bombing, karena pada dasarnya kita merupakan manusia biasa yang membutuhkan perhatian, pujian dan validasi dari manusia lain. Tapi sebagian besar remaja perempuan lebih mudah menjadi korban love bombing karena saat ini perempuan dianggap lemah sehingga menjadi sasaran empuk untuk dimanipulasi. Orang yang manipulatif cenderung lebih banyak memberikan perhatian, ungkapan cinta yang berlebihan dan pemberian hadiah yang terus menerus.
Untuk menghindari orang yang manipulatif kamu jangan pernah memberikan informasi pribadi, hal yang kamu sukai atau yang tidak kamu sukai kepada orang yang baru kamu kenal, karena seorang manipulatif akan menyerang dari hal - hal pribadi kamu sampai dia tahu semua hal mengenai kamu dan membuat kamu bergantung kepada si pelaku love bombing. Â
Setiap prilaku yang timbul dari seseorang tentu memiliki alasan - alasan tertentu begitupun dengan pelaku love bombing kenapa seseorang bisa menjadi pelaku love bombing tentu banyak faktor yang menyebabkan adanya love bombing dalam diri seseorang. Menurut psikologi Indah Sundari SJ, M.Psi., dalam webinar APDC Indonesia, ada beberapa faktor penyebab seseorang menjadi pelaku love bombing :
1.Karakteristik kepribadian ( personality narsistik disorder )
Seseorang yang kurang memiliki rasa empati yang tinggi, merasa dirinya paling benar, paling cantik, paling ganteng. Orang seperti ini cenderung memiliki sisi love bombing di dalam dirinya.
2.Budaya / Pola Asuh
Dimana keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan seseorang ketika di keluarganya sudah di biasakan untuk mengungkapkan rasa cintanya dan diajarkan untuk membalas kata I love You dengan I Love You to. maka orang seperti ini akan cenderung melakukan hal yang sama ke lingkungan luar karena kebiasaan di keluarganya.
3.Tidak pernah mendapatkan kasih sayang
Yang ketiga ini kebalikan dari Poin yang kedua dimana seseorang yang tidak pernah mendapatkan rasa kasih saying dan cinta dari orang lain maka mereka akan berusaha menjadi love bomber dan meluapkan rasa yang belum pernah dia dapatkan kepada orang lain untuk mendapatkan timbal balik.
Sebaiknya diusia remaja jangan terlalu memprioritaskan masalah percintaan karena jika sudah tidak terkontrol  dapat menyebabkan perubahan kepribadian menjadi buruk, hilangnya fokus dan bahkan dapat mengganggu mentalnya. Sebagai remaja kita harus bisa membedakan setiap perhatian dan cinta yang diberikan oleh pasangan, jangan mudah terpengaruh dan terbuai dengan ungkapan cinta yang berlebihan dari pasangan.
Tidak jadi masalah ketika kita sendiri tanpa pasangan meskipun kita mahkluk sosial tetapi kita perlu bahagia dengan diri sendiri dan jadikan pasangan sebagai penambah kebahagian bukan sumber kebahagian. Jadi nikmati aja dulu dan enjoy the proses.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H