Mohon tunggu...
Aiwan Handoko
Aiwan Handoko Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kecilku dan Ramadhan ku

25 April 2017   13:57 Diperbarui: 25 April 2017   23:00 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

presentation1-58fef2c9f57e618420f61565.jpg
presentation1-58fef2c9f57e618420f61565.jpg
Cerita Ramadhan Waktu Kecil

Dalam beberapa bulan ke depan, umat muslim akan memasuki bulan suci Ramadhan. Sebuah bulan diantara dua belas bulan yang dikhususkan untuk melaksanakan puasa wajib sebulan penuh, melaksanakan sholat tarawih, i'tikaf di masjid dan diakhiri dengan membayar zakat fitrah. Ini belum termasuk pelaksanaan ibadah lainnya, seperti tadarus Al Qur'an, memberi makan orang yang berpuasa, menyantuni anak yatim dan fakir miskin, dan lain-lain.

Di balik pengalaman beribadah menjalankan ritual agama, sebagai manusia tentunya kaum muslimin tak luput mengalami berbagai peristiwa yang berkaitan dengan tradisi maupun kebiasaan yang terjadi di sekitar dan di jamannya. Kondisi ini pasti berbeda antara apa yang dialami 'orang dulu' dan ' orang sekarang'. Zaman saya waktu kecil dengan zaman waktu saya dewasa seperti saat ini. Sudah berbeda kebiasaan-kebiasan yang dialami.

Mengikuti kebiasaan teman-teman sepermainan. pada waktu siang, cuacanya pun sangat panas, badan ini lemas tak berdaya pada saat berkomunikasi dengan teman sering salah. Dianya tanya A saya malah jawab B. Lalu teman saya memberitahuku cara jitu biar tidak lemas pada saat puasa. Temanku bilang kalau kita lemes pada saat puasa bearti badan kita perlu di mandikan dengan air yang segar supaya badan kita fress .Saya pun membalas bicaranya : Wah .. gatuk iku . shippp aku setuju, trus kita mandi dimana ? .Teman saya menjawab : Mandi di sungai

Saya dan semua teman-teman mandi di sungai yang airnya lumayan jernih. Semua teman-temanku terutama aku membuka semua pakaian sehingga telanjang semua. Saya dan teman-teman merasa bahagia, canda tawa yang sangat riang. Keceriaan kami memuncak, ketika ada seorang gadis yang kebetulan melintas di jalan dan melihat kami sedang telanjang kami pun tersipu malu karna di lihat seorang perempuan. Bahkan kami yang di sora’in. Malu kami pun memuncak pada saat itu.

Sama seperti anak-anak lain hingga zaman sekarang, waktu sholat tarawih mesti kelakuan anak-anak mengganggu kekhusuan orang dewasa. Saya sih bukan termasuk anak nakal, tetapi tidak tahan juga kalau tidak tersenyum dalam keadaan sholat menyaksikan ulah teman-teman laki-laki yang main dorong-dorongan, menjawab 'amin' lebih dulu atau belakangan daripada imam dan jamaah. Yang penting aminnya beda. Atau ada juga anak yang bandel, buang angin dilepaskan keras-keras, sehingga mengganggu jamaah pada umumnya. Siapa yang paling marah selesai sholat? Pasti jamaah ibu-ibu.

Ah, tapi kenangan cerita Ramandhan itu manis dan berkesan.

.

.

.

#Aiwan__Handoko

aiwan-3-58fef2fde422bd71680b362e.jpg
aiwan-3-58fef2fde422bd71680b362e.jpg

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun