Ini adalah pengalaman pribadi saya ketika masih duduk di bangku kelas 5. Saat itu, tepatnya desember 2012. Usia saya menginjak 11 tahun. Karena 'mbak' saya baru saja lahiran, saya diundang untuk menginap di rumah barunya yang hanya 10 meter dari rumah saya, hehe.
Kebetulan suaminya ada shift malam saat itu, jadi sekalian saya menemani mbak di rumahnya. Di rumah yang didominasi warna putih dan cokelat itu, kami hanya bertiga. Saya, Mbak Rin, dan Afan (bayi yang masih merah).
Ada tiga kamar di rumah itu. Saya di kamar depan, Mbak Rin dan Afan di kamar tengah, serta satu kamar lagi dibiarkan kosong. Setelah nonton acara "Siapa Takut?" di TV, saya mulai mengantuk. Akhirnya saya beranjak ke kamar depan, dan saat itu Mbak Rin sudah tertidur selepas isya.
Saya menengok jam dinding kuning yang jarumnya menunjuk angka 10. Karena habis nonton acara "hantu-hantuan" saya jadi kepikiran sebelum tidur.
"Emang pocong beneran ada?" tanya saya dalam hati.
Lantas muncul-lah pertanyaan-pertanyaan lain seperti: pocong itu beneran loncat atau tidak; bagaimana wajah pocong; cara geraknya gimana; bisa nembus dinding atau nggak; kalau ngetuk pintu gimana...
Dan... pertanyaan absurd lainnya yang sangat unfaedah.
Singkat cerita, saya tertidur saat berpikir. Dan tiba-tiba terbangun pukul 1 pagi tanpa alasan yang jelas. Tirai jendela berwarna hijau botol dan renda-renda emas itu bergerak seolah tertiup angin dari luar. Saya hanya mengawasi dari kasur tanpa berniat mendekat, perasaan jendelanya ketutup deh...
Selama beberapa saat, tirai terus melambai hingga akhirnya saya pun menyerah. Saya menghampiri jendela dengan selimut yang tetap bergulung di tubuh karena udara di Malang memang cukup dingin saat malam.
Saya mengintip jendela dan langsung dihadapkan oleh satu sosok yang saya pikirkan sebelum tidur. Pocong!