Mohon tunggu...
Oktavia Ningrum
Oktavia Ningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - AivAtko31

Manusia biasa, sering salah dan serba salah. Wattpad @AivAtko31

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengalaman Menjadi Guru: Bukan Sebatas Mengajar

22 Maret 2023   21:29 Diperbarui: 22 Maret 2023   22:00 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari pertama saya masuk kelas sebagai pendidik dan membawa nama Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim adalah pengalaman yang cukup mendebarkan. Biasanya saya yang selalu menjadi murid dan tinggal duduk mendengarkan materi yang diajarkan guru, kini harus hadir di dalam kelas sebagai pendidik. 

Tanggung jawab yang cukup berat, terutama ketika melihat binar harapan di mata para guru di sini. Hari pertama saya masuk kelas, saya masuk ke kelas 6, 1, 3 dan 4. Saya mengajar di SDN 2 Tunjungtirto. 

Saya mengajar matkul tematik yang muatannya mulai dari PKN, IPS, IPA, Bahasa Jawa, Bahasa Inggris, hingga Matematika. Meski di luar jurusan saya, saya cukup percaya diri dengan pemahaman saya di materi tersebut. Sehingga kegiatan pembelajaran pun berlangsung dengan lancar meski pada awalnya saya merasa takut dan canggung.

Pembelajaran di Kelas 1 (dok.prib/Oktavia N) 
Pembelajaran di Kelas 1 (dok.prib/Oktavia N) 

Anak-anak di kelas cukup ramah dan baik. Meski ada beberapa yang cukup bandel, mereka sebenarnya hanya caper dan ternyata cukup manis ketika di luar kelas.
Ada beberapa hal yang baru saya rasakan dan mengerti tentang beratnya tugas seorang pendidik. 

Betapa mengajar sebenarnya tak semudah dan sesederhana apa yang terlihat.  Mendedikasikan diri untuk memberikan segenap yang dikuasai pada anak-anak yang jumlahnya cukup banyak. Yang tak semuanya mau menurut dan aktif.

Memikirkan bagaimana si anak bisa menjadi lebih percaya diri, lebih tertarik, mudah memahami, mau membuka diri, dan tak mengantuk atau bosan di kelas. Membuat anak-anak mau menurut dan mendengarkan seseorang yang tengah berbicara di depan kelas. Ternyata memang bukan hal yang mudah. Belum lagi jika hari mulai menjelang siang, rasa capek dan ngantuk yang bertumpuk kadang juga bikin mood buruk. 

Di tengah situasi seperti itu, malah harus menghadapi anak-anak yang aktifnya bukan main. Di sinilah saya belajar untuk mengontrol emosi agar tidak sampai kelepasan membentak ataupun menyakiti perasaan anak-anak yang tak bersalah sama sekali.

Tapi semua hal melelahkan saat mengajar di kelas seolah terbayarkan. Ketika melihat anak-anak yang tadinya tak bisa menjadi lebih mengerti, melihat senyum bahagia ketika mereka akhirnya berhasil mengerjakan satu soal dengan usaha mereka sendiri, ketika mereka yang tadinya enggan belajar menjadi begitu semangat untuk belajar dan memeluk saya erat. Ungkapan-ungkapan terima kasih yang tak terucap lewat kata, namun tertuang dalam mata dan tindakannya. Betapa manisnya.

Pembelajaran di kelas 4 (dok.prib/Oktavia N) 
Pembelajaran di kelas 4 (dok.prib/Oktavia N) 

Ini masih pengalaman pertama, masih ada momen-momen yang tentunya tak terduga ke depannya. Mungkin saya juga akan menemukan kesulitan yang lain, tapi saya juga yakin bahwa bersama kesulitan akan ada kemudahan. Semua akan terlewati, dan menjadi kenangan tersendiri untuk saya pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun