Dalam hati saya mengakui kebenaran di dalam tulisan itu, jika menjadi pencinta alam tidak mudah. Terutama harus lari berkilo-kilo sebelum mendaki.Â
Termasuk dilarang sok keren padahal hanya bisa nyampah dan memetik tanaman langka hanya untuk buah tangan.Â
Saat itu juga, foto-foto keren tentang pendakian langsung hilang dari otak saya. Yang ada hanya tubuh kotor penuh keringat dan berhari-hari tidak mandi. Tapi saya merasakan kesenangan sendiri setelah TC, melihat angka di aplikasi Strava membuat saya merasa jika saya "Gak males-males banget". And finally, saya memutuskan untuk lanjut.
Saya seringkali mengeluh selama masa TC. Mulai dari TC pertama tanggal 2-8 November 2020 sampai dengan TC kesepuluh tanggal 11-17 januari 2021. Saya hanya bisa melakukan pull up 3 kali dan itupun tidak naik-naik banget.Â
Dan saya sangat menghindari jalan jongkok, karena itu yang paling berat. Hal paling menyebalkan adalah ketika harus kehujanan di tengah jalan tapi jarak yang ditempuh masih banyak. Rasanya benar-benar ingin menangis karena takut akan dimarahi. Tapi ternyata, saya dapat pendamping yang cukup ramah, yaitu Mas Amar Fawazi (Tuwak). Orangnya baik dan tidak hobi marah-marah kalau saya telat setor TC dan seringkali dobel di minggu berikutnya.
Dan di TC minggu terakhir, saya selalu menunda-nunda ketika Strava menunjuk mil ke-4. Karena memang saya lagi malas keluar dan sering hujan, tiba-tiba Mas Amar (Tuwak) menagih saya bukti TC dari awal, bukti transfer, surat pernyataan, dan mengumumkan pelaksanaan BATAFIA XXV.Â
Saya kaget bukan main, setelah kelabakan mencari bukti transfer tapi malah tidak ketemu akhirnya Mas Tuwak bersedia merepotkan diri untuk meminta bukti transfer dari Mbak Nazilah (Mantul). Dan setelah itu setiap hari saya ngebut TC sebelum hari diklat.
Saat pengumuman perlengkapan yang wajib dibawa, saya kembali berada di titik persimpangan antara lanjut atau tidak. Tapi memikirkan kembali semua jalan yang sudah saya lalui demi masuk Mapala, saya membulatkan tekad jika tidak ada kata mundur lagi. Sangat sulit mencari perlengkapan, terutama pisau lipat. Setiap toko saya masuki tapi tidak ada yang menjualnya.
 Apalagi sepatu gunung ukuran 36, saya hanya menemukan di Bandung. Tapi khawatir tidak keburu, akhirnya saya mencari di daerah Malang. Dan mendapat ukuran terkecil adalah 38. Dan itu pun saya dapat pas hari H. Pukul 11 siang tanggal 25 Januari 2021 seharusnya saya sudah di tempat registrasi.Â
Tapi saya masih baru mengambil pesanan tas carrier di daerah Kedungkandang. Setelah ba'da dzuhur, saya melakukan packing dadakan dan saya sempatkan tidur siang sembari menunggu kakak saya pulang kerja. Pukul 4 sore, saya berangkat dengan membawa tas carrier 80l penuh dengan alas tidur dan perlengkapan memasak serta makanan yang banyak.Â
Sempat berputar-putar di sekitar kejaksaan, sampai akhirnya kakak saya bertanya pada abang berjaket hitam. Ternyata, tepat di belakang saya berdiri. Saya langsung menurunkan tas carrier yang membuat pundak saya terasa mau copot, lalu berlari ke dalam untuk memastikan kebenaran tempat registrasi. And well... we get started in here!
Diklat terlaksana mulai tanggal 25 Januari 2021 s/d 31 Januari 2021. Sangat berkesan untuk saya pribadi. Luar biasa dan di luar ekspetasi. Saya mendapatkan banyak ilmu dan menemukan hal-hal baru.Â
Belajar untuk tidak egois karena di suatu titik kita pasti butuh bantuan orang lain (jadi beban)