Oleh: AivAtko31
Tuhan, betapa romantisnya Engkau menggoda;
Senyumnya lebih indah dari sapa pujangga.
Lama dipandang semakin mempesona;
Berat hati rasanya menundukkan kepala.
Tuhan... lemah imanku tak sekuat baja;
yang tetap kokoh saat ditempa.
Layaknya kembang gula yang sirna kala menyentuh ujung lidah;
gulana hamba diterpa sapuan asmara.
Sekali bertatap, terngiang seribu purnama.
Sekali disapa, panah rindu menancap dada.
Sekali disapa, tak letih jantung berdetak.
Di atas meja dua hasta, rapido menggoyang kertas lusuh tanpa suara.
Duduk di punggung malam, mendesahkan sosoknya yang bertahta.
-Malang, 26 Oktober 2021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H