Mohon tunggu...
Ayu Rosyidah
Ayu Rosyidah Mohon Tunggu... -

(no longer) mahasiswa sosiologi UA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sang Gerilya

25 Maret 2013   06:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:16 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Siapakah konon Sang Gerilya itu?


Sang Gerilya adalah seorang putera/ puteri, seorang pemuda/ pemudi, seorang murba/ murbi Indonesia, yang taat dan setia pada proklamasi dan kemerdekaan 100% dengan menghancurkan siapa saja yang memusuhi proklamasi serta kemerdekaan 100% itu.


Sang Gerilya juga tidak menghiraukan lamanya waktu untuk berjuang. Walaupun perjuangan akan membutuhkan waktu dalam sumur hidupnya, Sang Gerilya dengan tabah dan berani, serta dengan tekad yang gembira, tetap melakukan kewajibannya. Yang dapat mengakhiri perjuangan hanyalah tercapainya kemerdekaan 100%.


Sang Gerilya tidaklah berkecil hati hanya karena bersenjata sederhana dalam menghadapi musuh yang bersenjata lengkap. Dengan menggunakan taktik gerilya, politik, dan ekonomi, tegasnya dengan menggunakan Gerpolek, maka Sang Gerilya merasa hidup berbahagia, bertempur terus menerus, dengan hati yang tak dapat dipatahkan oleh musim, musuh, ataupun maut.


Seperti Sang Anoman yang percaya bahwa kodrat dan akalnya akan sanggup membinasakan Dasamuka, maka demikian pula halnya dengan Sang Gerilya, bahwa Gerpolek akan sanggup memperoleh kemenangan terakhir atas kapitalisme-imperialisme."



Tulisan ini penulis ambil dari buku Tan Malaka yang berjudul Gerilya Politik Ekonomi. Beliau menulis buku ini ketika berada di dalam tahanan di Madiun. Tan Malaka disebut sebagai "sang gerilyawan revolusioner legendaris" namun jarang dikenal oleh anak bangsa. Ini karena keberadaan, hidup, dan perjuangannya jarang dikaji di dunia pendidikan.Buku yang ditulis oleh Tan Malaka ini menggambarkan situasi yang persis seperti yang kita alami saat ini. Proklamasi yang kosong, dimana kemerdekaan sudah menjadi milik Indonesia tp sumber daya alam masih dikeruk oleh kapital asing. Korupsi juga merajalela dan menggorogoti pemerintahan yang mulai rapuh. Saya mengartikan Sang Gerilya ini adalah kita, para pemuda/ pemudi Indonesia yang memiliki kemampuan dan kekuatan untuk meruntuhkan neo-liberalisme. Semoga bisa menginspirasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun