Mohon tunggu...
Aisyah Supernova
Aisyah Supernova Mohon Tunggu... Konsultan - man purposes God disposes - ssu

Muslimah | Your Future Sociopreneur ! | Islamic Economic Science Bachelor | Islamic World, Innovation, Technology and Entrepreneurship Enthusiast | Sharing, Writing and Caring Addict | Because i want to see my God one day. It's my ultimate goal...!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tsunami Kehidupan Itu Mendidik

27 Oktober 2019   14:13 Diperbarui: 27 Oktober 2019   14:19 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang bisa lupa dari tragedi Tsunami Aceh? Fenomena alam yang hanya berlangsung beberapa menit beberapa tahun silam tersebut meluluh lantakkan jutaan orang. korban jiwa, anak yatim piatu, rumah dan aset hancur. .

Tsunami bukan cuma kepahitan. bukan cuma kehancuran. Namun ada hikmah mendalam dan mengakar kuat bagi bangsa khususnya masyarakat Aceh. Adakah perbuatan kita yang melanggar hukum alam, yang merupakan refleksi dari hukum Tuhan..? bukankah seluruh semesta ini berjalan harmoni dengan ritme ciptaan-Nya..? Adakah keseimbangan alam kita langgar? adakah kerusakan moral kita obral? adakah ketidak adilan menjadi kompromi?

Pun kehidupan kita. Setiap kita mungkin pernah mengalami 'Tsunami Kehidupan'. Saat di mana terjadi cobaan berat yang menimpa, yang menghempaskan hal-hal yang begitu berarti bagi kita. entah itu kedamaian, melayangnya nyawa keluarga, sahabat, fitnahan, atau lilitan hutang atau kebangkrutan atau kedzaliman orangatau cobaan lainnya yang menimpa kita. .

Saat itu terjadi ? apa yang kita dirasakan...? Sedih? Marah? Benci? Hilang harapan? Kecewa..? Menyakitkan? Menyayat hati...? atau tidak terdefinisikan..? 

Namun, lihatlah setelahnya. sebagaimana Tsunami, 'Tsunami Kehidupan' jua tak berlangsung selamanya. Sebentar namun menyisakan pembelajaran dan hikmah yang mendalam. Hanya tinggal kita mau berlaku apa. apakah hanya emosional atau kita fokus perbaikan hingga hidup bukan hanya soal episode air mata? namun juga air mata kesabaran, keikhlasan dan perjuangan panjang hingga kedamaian terjemput paripurna dalam kehidupan...?

Maka, semoga kita termasuk insan yang mampu bersabar di detik awal setiap cobaan kehidupan. ini sungguh sulit. akupun masih terus belajar. Karena Tsunami Kehidupan itu tidak selamanya... Badai pasti berlalu. Tsunami pasti surut. Hanya tinggal, adakah diri kita menjadi diridhai Tuhan setelahnya..? Bersabar, itu berupaya dan berdoa dalam langkah. Mengupayakan yang terbaik. Hingga nanti, dengan izin-Nya, bahagia akan menyapa kita. Keridhaan dan pertolongan-Nya sempurna meliputi kita..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun