Mohon tunggu...
Aisyah Supernova
Aisyah Supernova Mohon Tunggu... Konsultan - man purposes God disposes - ssu

Muslimah | Your Future Sociopreneur ! | Islamic Economic Science Bachelor | Islamic World, Innovation, Technology and Entrepreneurship Enthusiast | Sharing, Writing and Caring Addict | Because i want to see my God one day. It's my ultimate goal...!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Imun Julid untuk Kuatkan Tauhid

27 Oktober 2019   12:09 Diperbarui: 27 Oktober 2019   12:13 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak dapat dipungkiri , dimanapun kita berada kejulidan sudah lumrah bahkan menjadi komoditas. kok komoditas? iya.. liat aja akun utube, fb, twitter, instagram yang isinya banyak juliders.. biasanya banyak banget like, subscribe dan komennya.. hehe..

Sehingga, gue berhipotesa, kita akan sangat sangat mungkin ketemu orang julid di sekitar kita.. atau bahkan kita termasuk juliders.. hehe.. tidak dapat dinafikan juga, ke-baper-an akan melanda saat kita kena serangan para juliders yang biasanya variatif. ada yang pake mulut, komen, nyindir, sampe posting laporan per-julidannya ke publik. wkwk..

Pernah beberapa kali dijulidin dan pernah ikut julidin orang, gue jadi tersadar.. bahwa mulut manusia itu , definitely lidah, itu powerful dan impactful banget.. ada orang yang berubah lebih baik karena omongan orang lain..ada orang yang ikutan julid krena denger julidan orang lain. bahkan sampe ada orang yang hopeless sampai bunuh diri karena dijulidin...! sebaliknya, orang yanh masuk Islam karena lidah juga banyak.. orang yang berbuat kebaikan dan kebermanfaatan karena inspirasi dari lisan orang lain juga melimpah.. ini tergantung dari pribadi orang yang ngomong/julid dan pendengarnya.

So,kesimpulan gue, hidup terlalu berharga kalo kita mentingin julid-an orang. setiap orang punya presepsi berbeda, jadi peer banget kalo kita ngikutin keinginan tiap orang. ingetkan cerita di zaman dulu yang ada bapak sama anak naik keledai. saat mereka berdua naik keledai orang komen mereka tega banget naikin keledai sekaligus berdua. saat bapaknya doang yang naik keledai orang bilang bapaknya tega biarin anaknya jalan. pas anaknya yang naik di Bilang anaknya gak tau diri. pas mereka berdua gak naik dibilang bodoh punya keledai gak dinaikin.ternyata julid tuh udah eksis dari dulu ya. hehe..

Jadi, kita kudu tau prioritas.kalo emang orang yang kurang oke randa kutip yang julidin kita,take it easy aja. sebaliknya, kalo udah Alloh, Rasul Nya dan orang beriman yang komen gak oke sama kita, itulah teguran dan bahan evaluasi buat kita. sekian dari saiyah korban julid dan pernah khilap julidin orang lain.. 

Wallahu 'alam... 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun