Mohon tunggu...
Aisyah Supernova
Aisyah Supernova Mohon Tunggu... Konsultan - man purposes God disposes - ssu

Muslimah | Your Future Sociopreneur ! | Islamic Economic Science Bachelor | Islamic World, Innovation, Technology and Entrepreneurship Enthusiast | Sharing, Writing and Caring Addict | Because i want to see my God one day. It's my ultimate goal...!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Management Rumah Tangga dari Keluarga Viral Gen Halilintar (Part 3)

9 Maret 2019   07:30 Diperbarui: 9 Maret 2019   07:38 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillah.. lanjut Part 3 ya..Pelajaran keenam yang bisa gue dapatkan dari mereka, adalah bagaimana mereka super matang dalam merencanakan dan mengimplementasikan visi dan misi rumah tangganya.

Pak Hali dan Bu Geni bilang, dalam salah satu videonya, yang kurang lebih, jika mereka tau betapa nikmatnya berumah tangga yang dibangun dengan landasan untuk membangun 'kedekatan dengan Tuhan' (red: bertaqwa), maka itu bagaikan 'Syurga yang didekatkan ke dunia'.

Pak Hali yang merintis usahanya dari bawah sekali, dengan Bu Geni yang tidak dibiayai lagi kuliah ya saat menikah (Pak Hali usia 24-an tahun dan Bu Geni usia 20-an tahun) melakukan perjuangan yang luar biasa. Mereka menikah karena visi yang sama. Mereka 'sejiwa'. Sehingga, apapun kendala yang mereka hadapi, mereka libas! 'hajar bleh!' lah bahasa gue..hehe..

Mereka pernah berkali-kali mengalami naik turun (bahkan terjun bebas) dalam hidup.

Bayangin, Atta yang sekarang jadi salah satu remaja Indonesia yang mungkin paling sukses secara ekonomi dan popularitas, pernah ngalamin gak bisa bayar SPP sekolahnya.. juga ngalamin susah setengah mati beli susu formula pas dia masih kecil. Warbyazah banget ya...

Pak Hali dan Bu Gen buktikan dengan survivenya, bahwa (dan kata-kata ini terngiang-ngiang di kepala gue!) Kurang lebih "Seburuk apapun kondisi Kita, jangan pernah lupakan mimpi (visi) kita. Teruslah bermimpi dan berjuang..!". Jleb makjleb banget di gue. Hehe..

Hingga saat ini, perusahaan dan asset mereka ada di mana-mana, ada di berbagai negara. Ma shaa Allah...!!

Terus, kalau kalian coba cermati dalam berbagai video mereka, Pak Hali sering doa dan ngomong yang intinya "Ya Alloh.. selamatkanlah kami.. selamatkan kami semua dari siksa-Mu..". Nah, ini yang bikin gue demen banget (ngefans) sama mereka. Terutama Bapake.. Pak Hali..

Bahwa sebanyak apapun pencapaian mereka, ya harta, ya popularitas, ya sebagainya, mereka gak mau jumawa. Mereka sadar, 'visi' mereka adalah sukses dunia akhirat. Selamat dan sukses di dunia dan akhirat.

Termasuk salah satu bait dalam single mereka 'Ziggy Zaga' ; "Belum sempurna.. belum mencapai cita..". Kebayang kan, betapa visi yang ditanamkan oleh Pak Hali tertancap kuat di benak mereka bahkan saat anaknya buat lagu sekalipun. Doa Pak Hali soal ini, selalu sukses bikin gue baper parah dan nangis.. Ma shaa Allah...

Ketujuh, dan gue rasa ini yang terakhir. Adalah bagaimana konsisten, serius dan maksimalnya mendidik 'nafsu' (baca: jiwa dengan potensi baik dan buruknya) mereka. Mereka gak mau gitu aja menurutin nafsu mereka.

Walau Pak Hali dan Bu Geni sering membahasakan dalam bahasa-bahasa yang digeneral-kan, tapi gue tangkap bahwa Tazkiyatun Nafs (pensucian jiwa) sudah menjadi 'pakem' mereka. Mereka, saat gue ngobrol-ngobrol dulu, sama sekali gak sombong. Sharing apa aja yang mereka bisa kasih.

Bahkan sampai Fateh dan Mumtaz bisa menunjukkan apresiasi mereka ke kita panitia saat itu. Mereka selalu all out dalam berinteraksi, dan jelas gue liat semua itu biidznillah ada dari kedua orang tuanya mendidik nafsu mereka. Mereka sukses dan banyak dikagumi orang, tapi berusaha untuk gak sombong.

Saat berselisih, mereka berusaha untuk juga memenangkan orang lain dibanding hanya memenangkan ego mereka sendiri. Tentunya, semua kesuksesan ini didapatkan dengan pertolongan Alloh SWT, setelah usaha dan doa deras dan konsisten mereka jalankan. Sehingga, menurut gue, "nafsul muthmainnah" atau "jiwa-jiwa yang tenang" atau "individu-individu yang mandiri, mengetahui potensi masing-masing Dan optimal menggunakan untuk mengabdi pada Sang Pencipta" gue lihat mulai terbentuk pada setiap mereka. Ma shaa Allah. Jiwa manusia yang unik, berbakat dan hebat.

Ditambah support dari kedua orang tuanya yang maksimal, menjadikan masing-masing anak tumbuh dan berkembangan secara maksimal renhan bakat dan potensi mereka masing-masing..

Oke deh, kurang lebih itu, tujuh pelajaran manajemen rumah tangga yang gue dapat dari keluarga Gen Halilintar. Semoga bermanfaat untuk gue pribadi juga untuk siapapun yang membaca.

Mohon maaf kalau ada kesalahan atau kekurangan. Koreksi dan masukan kalian yang membangun in shaa Allah membantu gue untuk lebih baik

In the raining evening,

Aisyah Supernova

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun