Walau Pak Hali dan Bu Geni sering membahasakan dalam bahasa-bahasa yang digeneral-kan, tapi gue tangkap bahwa Tazkiyatun Nafs (pensucian jiwa) sudah menjadi 'pakem' mereka. Mereka, saat gue ngobrol-ngobrol dulu, sama sekali gak sombong. Sharing apa aja yang mereka bisa kasih.
Bahkan sampai Fateh dan Mumtaz bisa menunjukkan apresiasi mereka ke kita panitia saat itu. Mereka selalu all out dalam berinteraksi, dan jelas gue liat semua itu biidznillah ada dari kedua orang tuanya mendidik nafsu mereka. Mereka sukses dan banyak dikagumi orang, tapi berusaha untuk gak sombong.
Saat berselisih, mereka berusaha untuk juga memenangkan orang lain dibanding hanya memenangkan ego mereka sendiri. Tentunya, semua kesuksesan ini didapatkan dengan pertolongan Alloh SWT, setelah usaha dan doa deras dan konsisten mereka jalankan. Sehingga, menurut gue, "nafsul muthmainnah" atau "jiwa-jiwa yang tenang" atau "individu-individu yang mandiri, mengetahui potensi masing-masing Dan optimal menggunakan untuk mengabdi pada Sang Pencipta" gue lihat mulai terbentuk pada setiap mereka. Ma shaa Allah. Jiwa manusia yang unik, berbakat dan hebat.
Ditambah support dari kedua orang tuanya yang maksimal, menjadikan masing-masing anak tumbuh dan berkembangan secara maksimal renhan bakat dan potensi mereka masing-masing..
Oke deh, kurang lebih itu, tujuh pelajaran manajemen rumah tangga yang gue dapat dari keluarga Gen Halilintar. Semoga bermanfaat untuk gue pribadi juga untuk siapapun yang membaca.
Mohon maaf kalau ada kesalahan atau kekurangan. Koreksi dan masukan kalian yang membangun in shaa Allah membantu gue untuk lebih baik
In the raining evening,
Aisyah Supernova
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H