Mohon tunggu...
Aisyah Supernova
Aisyah Supernova Mohon Tunggu... Konsultan - man purposes God disposes - ssu

Muslimah | Your Future Sociopreneur ! | Islamic Economic Science Bachelor | Islamic World, Innovation, Technology and Entrepreneurship Enthusiast | Sharing, Writing and Caring Addict | Because i want to see my God one day. It's my ultimate goal...!

Selanjutnya

Tutup

Money

"Supporter of Muslim Products"

26 Januari 2019   22:26 Diperbarui: 26 Januari 2019   22:57 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai konsumen, jujur semakin ke sini gue semakin seneng sama bertambahnya produk Muslim yang tersedia di pasaran. Kalo dulu gue gak pernah pakai shampo, sabun, pasta gigi, detergen sampai parfum dari produsen Muslim, sekarang alhamdulillah gue bisa pakai semua kebutuhan tersebut dari produsen Muslim. Muslim Indonesia pulak.

Kalian mungkin bertanya, kenapa gue ngotot banget pakai produk Muslim, maka jawaban gue simpel. Iaitu.. 'suka-suka gue'. Terus pertanyaan lanjut, kenapa kok 'suka-suka gue'? nah, di sini agak panjang penjelasannya kawan. Jadi suka-suka gue di sini bukan dalam konotasi negatif ya. Tapi ya emang 'gue suka'. Hehe.  

Gue suka membeli produk dari produsen Muslim khususnya produsen Muslim Indonesia karena banyak alasan. Mulai dari jaminan ke-halal-annya, meningkatkan pertumbuhan ekonomi Muslim Indonesia karena bertambahnya pemasukan dan transaksi pada mereka yang otomatis, meningkatkan potensi pengeluaran zkat, infaq, sedekah bahkan waqaf kawan.. biar kata kita belum banyak yang jadi konglomerat, ternyata Indonesia termasuk negara paling dermawan di dunia loh. 

Faktanya, negara mana yang saat kesusahan gak kita bantu? Bahka USA yang adidaya aja, begitu kena bencana alam, kita galang dan beri bantuan ke sana. Non-Government Organization (NGO) Indonesia yang kiprahnya sudah diakui di dunia internasional juga kebanyakan adalah Muslim. Sebut saja Dompet Dhuafa, Aksi Cepat Tanggap (ACT) juga yang keren di tingkat nasional seperti DPU DT, PKPU Mer-C dan banyak lagi.

Gue, awalnya juga gak begitu peduli mau ngalir ke mana duit gue di dompet. Ya toh yang penting kebutuhan gue terpenuhi dengan kualitas terbaik dan harga bersaing. 

Tapi, lama-lama dengan seiring bertambahnya informasi dan realita yang terjadi, gue sadar... Emang bener banget perkataan salah satu tokoh dunia yang intinya 'kuasai 3 hal ini untuk menguasai dunia. 'Nomer tiga politik, nomer dua media dan nomer satu itu ekonomi'.

Realitanya, para kader partai, politisi hingga pejabat pemerintah pasti manut sama kemauan pengusaha yang menguasai media apalagi perekonomian. Ya kan? Bener kan? Makanya jangan heran, kalo bagi mereka yang duitnya segambreng itu gampang banget rubah kebijakan pemerintah. Apalagi pemerintahan yang korup dan bisa di-suapin (batita kali ah! Wkwk). 

Coba lihat, kebanyak perundang-undangan diganti atau dibuat yang baru ujung-ujungnya berdasarkan kepentingan pengusaha kelas hiu (kakap kalah) di negeri ini. See?

Mungkin kawan-kawan masih inget, waktu tahun 2005 ketua asosiasi ulama se-dunia, DR. Yusuf Qardhawi pernah mengeluarkan fatwa haramnya memberi produk Zionis dan pendukungnya. Gak lama, cuma selang beberapa minggu, begitu Muslim dunia bergerak, langsung collapse tuh perekonomian Israel dan lansung kasih bendera putih minta tolong ibu kandungnya, USA. 

Kawan, perang itu adalah aktivitas yang cepet banget buat bangkrut suatu negara. Inget kan gimana 'kere'-nya beberapa negara di Eropa waktu kalah perang dunia 1 atau 2? Super miskin, hancur dan inflasi besar-besaran. Nah jangan heran, kalo Israel dan USA itu kagak kelar-kelar buat 'onar' ke negeri-negeri Muslim. 

Kenapa kok duit mereka gak abis-abis? Ya jawabannya duitnya dari dompet-dompet kita juga Muslimin yang dibuat mereka untuk perangi sodara-sodara kita. Pro-kontra soal boykot produk Zionis dan pendukungnya silahkan. Toh kawan-kawan semua bisa bebas memilih sikap. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun