Mohon tunggu...
Aisyah Supernova
Aisyah Supernova Mohon Tunggu... Konsultan - man purposes God disposes - ssu

Muslimah | Your Future Sociopreneur ! | Islamic Economic Science Bachelor | Islamic World, Innovation, Technology and Entrepreneurship Enthusiast | Sharing, Writing and Caring Addict | Because i want to see my God one day. It's my ultimate goal...!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Surat Terbuka untuk Afi Nihaya, antara Prostitusi dan Tarif 80 Juta

22 Januari 2019   12:20 Diperbarui: 22 Januari 2019   17:16 1348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hallo Afi.. Assalamu'alaikum.. Salam kenal ya.. Aku Aisyah. Beberapa waktu lalu, postingan kamu mengenai Artis VA yang dibayar 80 Juta untuk tarif prostitusinya sudah aku baca. Berikut adalah surat terbuka dariku buat Afi.. :)

Kamu di awal tulisanmu menganalogikan, ya aku tahu maksud kamu menyindir mereka yang mencemooh perbuatan VA, dengan menulis bahwa VA berhasil menciptakan pasarnya sendiri serta dia berhasil membangun nilainya sendiri sehingga orang-orang mau membayarnya di atas harga reguler. Kamu menambahkan, 'padahal seorang istri saja sudah diberi uang bulanan 10 juta merangkap jadi koki, tulang bersih-bersih, baby sitter, dll. Lalu, yang sebenarnya murahan itu siapa?'.

Next, point yang kamu kritisi dalam tulisanmu adalah, berbagai permasalahan yang menimpa perempuan adalah dikarenakan tidak adanya kesetaraan gender, literasi sangat rendah, kaum terdidik masih sedikit. Intinya menurutmu itulah ciri negara berkembang yang sakit kronis hingga di akhir kamu memberi penutup 'Halo Sobat Missqueen'.

Fine, to be honest I think there are some diseases inside your written dear..

Afi.. Kita sebagai perempuan tentu gak mau, gak sudi dan gak terima jika ada satu aja perempuan di negeri kita yang dilecehkan.. Sepakat..? Pastinya, ada jajaran eksekusinya dari prinsip hingga teknis yang harus diberlakukan untuk menjaga itu. Selain perundang-undangan negara yang lugas dan penerapannya yang tegas, sanksi yang membuat jera, juga proteksi dari individu wanitanya.

Aku rasa, kesetaraan gender itu bukan merupakan solusi mutlak, bagiku itu hanya variabel saja.  Perundang-undangan yang melindungi semua golongan termasuk wanita dengan adil jelas diperlukan. Sanksi berat untuk para pelaku pelecehan, pemerkosaan dan pelanggaran lainnya harus diberlakukan. 

Kalau perlu di hukum mati jika korbannya sampai mati juga. Karena sejatinya pemerkosa bukan hanya merusak raga tapi membunuh jiwa dan masa depan yang seharusnya lebih baik dari si korban. 

Ok, jadi ini bukan termasuk kesetaraan, ini adalah kesamaan hak untuk semua golongan. Baik jenis kelamin, agama, ras, tingkat pendidikan, dan suku apapun berhak menerima perlakuan hukum yang adil secara serempak dan menyeluruh.

Proteksi dari pemerintah dan individu tentu sangat krusial. Pemerintah menyediakan fasilitas publik yang ramah perempuan, yang mana memang secara fitrah dan naluriah, perempuan berbeda dengan pria. Cuti menstruasi, cuti hamil, cuti melahirkan, ruang menyusui, busway dan hingga kereta khusus untuk wanita, ladies parking area adalah contoh konkret hal tersebut.

Proteksi diri, tentu Kita sebagai Muslimah tau. Sikap tegas terhadap lawan jenis yang bukan mahrom dan hijab adalah langkah-langkah preventif yang efektif. Termasuk menjaga harga diri agar tidak serong kepada selain pasangan sah apalagi sembarangan dalam berhubungan seksual (selain dari pasangan sah).

Tapi kamu tulis, malah IRT (Ibu Rumah Tangga)/ Istri itu dibayar lebih murah dan bekerja lebih banyak. Avi, please open your mind dear! Aku sedih banget baca tulisan kamu itu. Ibu kamu juga IRT kan? Ibu kamu tentu  jaga harga dirinya, jaga hubungannya hanya dengan ayah kamu saja kan? Apakah itu sama derajatnya di mata ayahmu dan keluargamu dengan wanita tunasusila yang sekalipun dibayar miliaran rupiah? Tentu enggak kan? Ibumu tentu jauh lebih mulia kan dear?

Dokpri
Dokpri
Atau kalau kamu jadi istri, misal di masa depan, apa kamu harus dibayar 80 Juta dulu untuk sekali berhubungan? Apa namanya itu kalau bukan intoleran pada pasangan sah? Bukankah hak dan kewajiban dalam pernikahan sudah jelas dan tinggal bagaimana agar proporsional menjalankannya saja?

Karena, menikah itu gak semata soal materi Afi sayang..  Ada visi di sana. Visi untuk membangun generasi terbaik pembangun bangsa. Bangsa yang beradab, berpendidikan tinggi, pembangun kesejahteraan dan keadilan. Ada misi di sana. Misi dengan saling support, mendukung, dan bekerja sama satu sama lain untuk mewujudkannya. Dapatkan itu disamakan dengan prostitusi? Apakah itu fair dan apple to Apple? Please open your mind dear..!

Lagipula, mau dibayar semahal apapun, wanita yang menjajakan harga dirinya untuk banyak pria selain mendapat punishment dari Yang Maha Kuasa, juga memiliki resiko penularan penyakit seksual yang bukan perkara mudah penyembuhannya. Itu sudah rule Tuhan, kalau manusia melanggar, tinggal tunggu tanggal mainnya. Tanggal main punishment itu..

Aku pribadi sih gak ambil pusing dengan tuntutan para feminis di Indonesia atau negara mayoritas Muslim karena menurutku itu kurang berpengaruh positif. Karena kita sama sama tahu bahwa lahirnya Feminisme itu di Eropa, berlatar belakang di mana para wanita saat itu tidak mendapatkan hak untuk memperoleh perlindungan, kecukupan nafkah, kepemilikan property, kebebasan berpendapat, hingga bekerja. 

Saat ayah mereka, misal, meninggal.. Maka om, saudara pria, sepupu pria tidak peduli pada nasibnya. Sehingga lahirlah Feminisme di Eropa.  Mereka para perempuan yang ditinggal ayahnya atau saudara lelakinya, tidak memiliki back up untuk menanggung nafkahnya juga penjagaan dirinya..

Berbeda dengan Islam. Yang menjadikan kewajiban bagi keluarga (terutama yang laki-lakinya) menanggung  semua kecukupan perempuan tersebut. jangan heran kalau di Western baru beberapa dekade ini kepemilikan property perempuan baru diakui.. sedang Islam? Semenjak 14 abad lalu legalitas dan perangkat hukum perlindungan hak kepemilikan property perempuan sudah diatur sedemikian apik, paripurna dan aplikatif.

Maka dari itu, aku rasa kita tidak bisa memiliki dan memaksakan standard masing-masing. Untuk itulah Hukum Tuhan itu ada. Melindungi setiap hak dan kewajiban ciptaan-Nya termasuk manusia. Tidak ada kebenaran versiku, versimu atau versi siapapun. 

Tapi versi Tuhan. yang tentu sejalan dengan naluri kemanusiaan kita. Sudut pandang kita sempit dan berbeda-beda. Se-genius apapun kita. Karena saat lahir kita saja berproses dari yang tidak tahu apapun menjadi belajar berbagai pengetahuan. Sedangkan sudut pandang Tuhan dari semua sisi, proporsional dan tepat untuk semua manusia ciptaan-Nya. Karena Dia Yang Paling Tau bagaimana yang terbaik untuk ciptaan-Nya.

Kita sama-sama Muslimah Avi. Sama-sama wanita yang berserah (Muslim) kepada sistem aturan, hukum dan perlindungan Tuhan (Islam). Semoga, aku, kamu dan Kita semua berproses semakin baik lagi dari hari ke hari sehingga setiap tulisan kita, setiap aktivitas kita hingga pikiran dan nafas kita ini harmoni dengan segala yang Tuhan berkenan (ridhoi). Sehingga kesejahteraan diri, keluarga, masyarakat hingga negara yang kita dambakan, semoga bisa tercapai..

Afi, sungguh Tuhan tau niatku menuliskan ini. Semoga Tuhan membantu agar tulisanku ini bisa dibaca olehmu. Maaf jika ada tulisanku yang kurang berkenan ya. Niatku hanya ingin saling mengingatkan..

Salam sayang sesama Muslimah,
Aisyah Supernova

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun