Speaker        : Dr. Muhammad Syafi'i Antonio
Re-written by   : Aisyah Supernova
Assalamu'alaikum warrahmatullahi wa barakatuh.
Pemirsa yang dirahmati oleh Alloh SWT..
Bahaya Rezeki Haram..
Kenapa rezeki haram itu berbahaya?
Ternyata, rezeki itu kalau kita makan, dia akan dicerna oleh lambung kita. Setelah dicerna oleh lambung kita, dia akan diserap oleh pori-pori dalam jalur pencernaan kita, akan diserap kemudian disalurkan ke seluruh tubuh kita oleh darah. Kemudian dia nanti akanlah menjadi energi, sebagiannya, saripatinya akan menjadi inti-inti yang membentuk sel-sel tubuh kita. Atau yang akan memperbaharui sel-sel yang mati.
Jadilah dengan makanan itu, bagian yang membentuk otak kita. Jadilah dari saripati makanan itu akan membentuk mata kita. Kalau baik, maka struktur tubuhnya, tulangnya, urat-uratnya, nadinya, darahnya, akan dibentuk oleh makanan yang kita berikan kepadanya (tubuh).
Bisa dibayangkan, seandainya makanan itu diambil dan diusahakan oleh ayahnya, dimasak oleh istrinya yang secara zatnya kelihatannya halal tetapi secara proses mendapatkannya itu haram. Apalagi secara zatnya langsung haram. Seperti naudzubillah daging babi, masuk, nyelip di dalam makanan kita, kemudian di makan oleh bayi kita. dimakan oleh anak kita. kemudian dia tumbuh menjadi daging, syaraf, mata, otot, otak, telinga dan sel-sel yang haram. Siapa yang bertanggung jawab?
Anaknya kalau diadili oleh Alloh SWT pasti mengatakan 'ini bukan salah saya. Ini dimasak oleh Mama.' Mama juga tidak mau tanggung jawab, karena hartanya dibawa oleh Papa. Tiga-tiganya, akan dimintai pertanggung jawaban oleh Alloh SWT.
Makanya Rasulullah SAW pernah menegaskan;
'Lahmun nabata min haromin, fannaruu awlabih' (yang artinya) 'sepotong daging (dari tubuh kita ini) yang tumbuh dengan rezeki yang haram maka sesungguhnya api neraka adalah bagiannya'. Naudzubillahimindzaalik. Jikalau kita ingat akan pertanggung jawaban kita di akhirat, jikalau kita ingat betapa dahsyatnya siksa di neraka nanti, mudah-mudahan bisa menahan kita untuk mengambil rezeki yang bukan bagian kita karena itu sangat-sangat luar biasa berat pertanggung jawabannya.
Billahi taufiq wal hidayah.. Wassalamu'alaikum warrahmatullahi wa barakatuh.Â
Link video : https://www.youtube.com/watch?v=etAA-1juO8k
Barakallahu fiik Ustadz MSA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H