Mohon tunggu...
Aisyah Supernova
Aisyah Supernova Mohon Tunggu... Konsultan - man purposes God disposes - ssu

Muslimah | Your Future Sociopreneur ! | Islamic Economic Science Bachelor | Islamic World, Innovation, Technology and Entrepreneurship Enthusiast | Sharing, Writing and Caring Addict | Because i want to see my God one day. It's my ultimate goal...!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Merasakan Baru Kasihan

23 Desember 2018   18:49 Diperbarui: 23 Desember 2018   19:08 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekarang banget, gue lagi kedinginan. Gue dari IPB Dramaga menuju Terminal Baranang Siang. Nah di tengah jalan, gue keujanan sama abang-abang Ojolnya juga. Akhirnya kita pake jas hujan plastik. Emang ujannya deres ya jadilah celana, rok dan tangan gue tetep basah. 

Alhamdulillah setelah drama hujan, macet gue sampai juga di bus menuju Lb. Bulus.Ini bus AC coy. Gue duduk paling depan sengaja biar gak kedinginan. Gue tetep kedinginan, nungguin bus ngetem sampe jalan. Pas jalan gue tanya kernet nya boleh gak gue duduk di bangkunya di samping pintu depan dan keener itu bilang bisa di belakang aja. Karena deket mesin dan panas. Ok, gue pindah.

Sekarang, kaca bus berembun. Saking dingin dan di luar abis ujan. Macet pulak. Subhanallah. Biar kedinginan, biar kebelet pipis, biar idung dan tangan gue udah kayak masuk kulkas, gue jadi dapet pelajaran mahal.

Ada ahli pendidkan yang bilang bahwa cara mendidik yang paling efektif adalah dengan membiarkan murid merasakan. Dimulai dari mendengar, kemudian melihat hingga merasakan. Mana yang paling membekas dan membuat paham? Ternyata adalah merasakan.

Gue jadi inget, sodara-sodara gue di Suriah, Palestina dan belahan bumi lainnya yang luar biasa dinginnya dan gak punya fasilitas pengangat yang mumpuni. Di bus ini perkiraan gue suhunya sekitar 21-19 derajat. Tapi mereka, di bawah 10 derajat, bahkan minus. Udah lagi perang, keluarga tewas, perut laper dan tenggorokan haus setengah mati, badan juga bisa jadi luka-luka, sakit hingga jadi cacat (difabel), rumah hancur lebur, bau mayat, serta kedinginan sangat. Astaghfirullah. Astaghfirullah. Astaghfirullah. Gak kebayang rasanya dan kayaknya gue gak bakal sanggup.

Gue istighfar. Gue enak, begitu pulang tinggal mandi, ganti baju, shalat, makan, dan ngelakuin hal yang gue mau in shaa Allah. Lah mereka?  Udah berapa banyak duit gue abisin buat keperluan gue pribadi bahkan cuma jadi kotoran (makanan kurang faedah)? Lah mereka, setengah mati buat survive. Mau lari juga gak bisa.

Alhamdulillah, walau kedinginan badan gue, tapi hati gue menghangat. Karena gue inget mereka dan merasa gue gak ada apa-apanya. Gue juga berdoa sebelumnya, agar Alloh SWT bantu gue untuk kuat bertahan sampe rumah. Ya dengan merasakan hingga menjadi kasihan dengan menulis ini.

Jangan lupa alokasikan doa dan dana kita untuk para sodara-sodara di Suriah, di Palestina, Pandehlang, Lampung, dsb yang saat ini lagi musim dingin dan mesti luar biasa sulit until survive. Terutama, peringatan ini untuk gue pribadi. Seenggaknya, pas di akhirat kita gak kelabakan pas ditanya Alloh SWT kemana kita saat sodara-sodara kita kedinginan di belahan bumi lainnya.. astaghfirullah.. astaghfirullah.. astaghfirullah..

In a red bus from Bogor to Jakarta,
 Aisyah Supernova

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun