Mohon tunggu...
Aisyah Supernova
Aisyah Supernova Mohon Tunggu... Konsultan - man purposes God disposes - ssu

Muslimah | Your Future Sociopreneur ! | Islamic Economic Science Bachelor | Islamic World, Innovation, Technology and Entrepreneurship Enthusiast | Sharing, Writing and Caring Addict | Because i want to see my God one day. It's my ultimate goal...!

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Aksi 2112 Solidaritas Muslim Uyghur

23 Desember 2018   17:25 Diperbarui: 23 Desember 2018   17:32 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di depan Kedubes China, kami berkumpul. Luar biasa, banyak hal yang sepertinya akan sulit kulupakan terjadi di sini. Setelah telat sekitar 2 jam dari waktu dimulainya acara, aku baru sampai sekitar pukul 15.30. Massa sedang mendengarkan orasi dari beberapa tokoh. Baik dari tokoh Ulama, ORMAS, LSM hingga dunia medis. 

Seperti aksi biasanya, terlihat orang lalu lalang membagikan minuman. Belum lagi sebagian teman grup ada yang di posko logistik yang menyediakan berbagai menu makanan berat. Ma shaa Allah.. Drone dan media massa berlalu lalang. Berbagai atribut ORMAS, LSM, Organisasi Mahasiswa dan lainnya mewarnai. 

Jika kuceritakan di sini terkait dengan isi orasi, itu sangat panjang. Intinya, apa yang terjadi kepada para suadara Muslim Uyghur itu sudah betul-betul melanggar HAM. Sudah harus dilaporkan ke Mahkamah Internasional. Mereka, Muslim Uighur yang menempati wilayah Xinjiang ini sudah lama menderita.

Mereka dipresekusi, dilarang memakai atribut agama, dilarang shalat, pasport dibakar (jadi mereka tidak bisa pergi haji dan umrah), nama-nama bayi dengan nama Islami dilarang, dipaksa masuk penjara (yang diakui sebagai tempat pelatihan vokasi) massal dimana ada sekitar satu juta Muslim Uyghur yang sudah di tahan di sana. Media massa internasional cukkup banyak yang sudah memberitakan hal ini. Tapi media massa nasional? Wassalam.. 

Ada sebuah kesaksian dari seorang dokter Muslimah di sana yang membuat hatiku bagai diiris-iris. Dalam waktu singkat pemaparannya, banyak fakta yang tidak kami ketahui sebelumnya. Bahwa, jika Indonesia memberikan kemudahan luar biasa pada visa masuk orang China  ke Indonesia. Lihat saja sudah berapa ribu TKA China yang masuk ke Indonesia. Sebaliknya dengan orang Indonesia yang mau mengajukan visa ke China. Pada saat beliau memperpanjang visanya ke China, itu dia urus sulit sekali. Prosesnya berbelit. 

Saat beliau ke Xinjiang, saat itu beliau belum mengetahui nama 'Uyghur'. Beliau hanya mengetahui mereka dengan sebutan (penduduk) 'Xinjiang'. Pada saat itu, begitu penduduk Xinjiang mengetahui bahwa ia dari negara yang  berbeda dengan mereka, ia selalu ditanyakan "apakah Anda mempunyai passport?". Mereka menanyakan hal tersebut karena penasaran dan di sisi lain passport mereka diberangus. Sehingga tidak dapat mereka gunakan. 

Saat dokter itu menginap di salah satu rumah penduduk Xinjiang (Uyghur), beliau izin untuk ke toilet saat malam. Kemudian, tuan rumah mengambil gembok. Beliau keheranan dan bilang, "saya hanya mau ke toilet bukan mau pulang..". Kemudian pemilik rumah tersebut menjelaskan bahwa mereka memang tidak punya toilet karena tidak diperbolehkan. Sehingga tepat pada pukul 2 malam adalah waktu mereka boleh ke toilet dengan pengawasan. 

Kasihan sekali.. 

Suatu saat beliau pergi ke provinsi lain, Dan itu bukan Xinjiang. Saat beliau menanyakan sebuah baju di salah satu departement store, karena beliau berhijab, ada seorang pembeli yang keheranan dan seolah meremehkan. Beliau dikira Xinjiang (Etnis Uyghur) dan dikira miskin. Orang tersebut kaget saat beliau membeli baju lebih banyak darinya. 

Beliau menjelaskan, bahwa biasanya orang Uyghur itu tinggal berkoloni karena mereka harus saling support dikarenakan banyaknya kebijakan pemerintah yang aneh dan menyulitkan mereka. Bahkan untuk mandi, mereka dengan sangat terbatas melakukannya di masjid yang sengaja dibangun tarpisah antar laki-laki dan perempuan. Tujuannya agar memudahkan saat akses ke toiletnya. Selain itu, bukan rahasia lagi bahwa pemerintah China begitu menjaga ketertutupannya. Makanya dinamakan tirai bambu, Salah satu contoh konkretnya yaitu Facebook, Instagram dan socmed lainnya tidak bisa diakses di sana. Jikapun ada, hanya bisa akses yang versi China.

Jika kita berkunjung ke provinsi selain Xinjiang, wajar saja jika kita bilang tidak terjadi apa-apa kepada saudara Muslim di sana. Karena mereka memiliki masjid kecil dan sangat sedikit jumlahnya jadi sebenarnya juga sangat dibatasi. Berbeda sekali dengan Xinjiang. Salah satu ulama juga menekankan, seharusnya investigasi internasional dilakukan bukan di provinsi selain Xinjiang agar objektif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun