Bagaimana respon anda ketika mendengar kalimat "waktunya bermain " atau "waktunya belajar"?
Kamu akan memilih kegiatan apa diantara keduanya? Bermain atau belajar?
Kebanyakan mungkin akan memilih bermain dan yang lainnya akan memilih belajar. Tapi sebenarnya kenapa sih kita bisa memilih untuk bermain dibandingkan dengan belajar?
Hal ini disebabkan karena kegiatan bermain akan menghadirkan suasana yang menggembirakan dan bisa mengembangkan khayalan seseorang. Melalui permainan seorang anak dapat memenuhi kebutuhan perkembangannya baik dari dimensi motorik, kognitif, kreativitas, bahasa, emosi, sosial, nilai dan sikap hidup (Moeslichatoen, 1998:32).
Manfaat dalam permainan ini yang kemudian dijadikan sebagai dasar atas digunakannya dalam proses pembelajaran di sekolah. Dalam dunia pendidikan, permainan dapat dijadikan sebagai media penanaman nilai karakter peserta didik. Permainan yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran sesuai dengan pandangan Ki Hajar Dewantara ialah 1) permainan harus memberikan perasaan gembira pada peserta didik karena kegembiraan adalah pupuk bagi tumbuhnya jiwa, 2) permainan harus memberikan ruang dan kesempatan bagi peserta didik untuk berfantasi, 3) mengandung tantangan untuk merangsang kreativitas peserta didik, 3) mengandung unsur keindahan atau nilai seni, dan 4) mengandung pesan yang dapat mendidik anak ke arah ketertiban, kedisiplinan, sportifitas, serta kebersamaan. Â
Permainan rakyat merupakan suatu kegiatan bermain yang dilakukan oleh masyarakat daerah tertentu. Keberagaman permainan rakyat menunjukkan beragamnya suku dan budaya pada daerah tersebut. Permainan rakyat memenuhi syarat yang dijelaskan oleh Ki Hajar Dewantara sebagai permainan yang dapat diterapkan dalam pendidikan. Hal ini karena permainan rakyat memiliki nilai edukasi yang mampu merangsang kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif peserta didik sebagai pemainnya. Permainan rakyat mampu memengaruhi kecerdasan intelektual, mengembangkan kecerdasan emosi dan kreativitas, meningkatkan kemampuan bersosialisasi, serta melatih kemampuan motorik pemainnya.
Tarik tambang merupakan salah satu permainan tradisional yang berasal dari suku melayu Riau yang dapat dilakukan diluar ruangan. Permainan ini dimainkan oleh dua kelompok dengan jumlah pemain tidak terbatas dengan syarat jumlah pemainnya seimbang di antara dua kelompok. Permainan akan berakhir ketika ada kelompok yang mampu menarik lawannya untuk melewati garis batas. Alat yang dibutuhkan dalam permainan ini juga sederhana, yaitu cukup dengan seutas tali tambang yang kuat.
Penanaman karakter melalui permainan tarik tambang adalah nilai kerjasama. Melalui permainan ini para peserta didik bisa mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna melalui kegiatan saling bertukar pendapat, gagasan maupun ide. Penanaman nilai kerjasama ini sejalan dengan prinsip pendidikan Ki Hajar Dewantara yaitu ing ngarso sung tulodo atau di depan menjadi teladan, ing madya mangunkarso atau di tengah  memberikan semangat, dan tut wuri handayani atau di belakang memberikan dorongan.
Sumber:
Agustini, F. (2020). Integrasi Nilai Karakter Melalui Permainan Tradisional Tarik Tambang Dalam Pembelajaran IPA. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 4(2), 114-120.
Hermandra, H., Mustafa, M. N., & Zulhafizh, Z. (2020). Kualitas Kepemilikan Pengetahuan Simbol Melayu Bidang Permainan di Kalangan Mahasiswa. GERAM, 8(2), 11-17.