Mohon tunggu...
Aisyiyah DwiJuliananda
Aisyiyah DwiJuliananda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

untuk tugas kuliah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tugas Gagasan Kelompok LASVOK

25 Agustus 2024   05:40 Diperbarui: 25 Agustus 2024   06:21 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tugas Gagasan Kelompok

oleh Devina Tria Fandina, kelompok Shankara

Latar belakang 

Inflasi, isu ekonomi yang kian terasa di indonesia, menjadi keresahan bagi masyarakat. Inflasi adalah hal yang mengerikan. Kenaikan harga barang dan jasa secara umum ini membawa dampak signifikan, memahami inflasi secara mendalam serta dapat memberikan solusi dan strategi bertahan hidup adalah kunci dalam menghadapi situasi saat ini, dan peran mahasiswa sebagai agen perubahan dan pemikir kritis memiliki potensi untuk berkontribusi dalam meredam inflasi dan membangun ekonomi yang lebih kuat. Mahasiswa menjadi kunci untuk majunya pemahaman masyarakat tentang inflasi.

Sumber-Sumber-sumber inflasi di Indonesia 

1. Jumlah uang yang beredar

Menurut sudut pandang kaum moneteris jumlah uang yang beredar adalah faktor utama yang dituding sebagai penyebab timbulnya inflasi di setiap negara, tidak terkecuali di Indonesia. Sejak tahun 1976 presentase uang kartal yang beredar (48,7%) lebih kecil daripada presentase jumlah uang giral yang beredar (51,3%). Sehingga, mengindikasikan bahwa telah terjadi proses modernisasi di sektor moneter Indonesia. Juga, mengindikasikan bahwa semakin sulitnya proses pengendalian jumlah uang beredar di Indonesia, dan semakin meluasnya monetisasi dalam kegiatan perekonomian subsistence, mengakibatkan memberikan kecenderungan meningkatnya laju inflasi

2. Defisit anggaran belanja pemerintah

Seperti halnya yang sudah umum terjadi pada negara berkembang, seperti Indonesia, anggaran belanja pemerintah Indonesia pun sebenarnya mengalami defisit, meskipun Indonesia menganut prinsip anggaran berimbang. Defisitnya anggaran belanja ini banyak kali disebabkan oleh hal-hal yang menyangkut ketegaran struktural ekonomi Indonesia, yang acapkali menimbulkan kesenjangan antara kemauan dan kemampuan untuk membangun.

3. Faktor-faktor dalam Penawaran Agregat dan Luar Negeri

Kelambanan penyesuaian dari faktor-faktor penawaran agregat terhadap peningkatan permintaan agregat ini lebih banyak disebabkan oleh adanya hambatan-hambatan struktural (structural bottleneck) yang ada di Indonesia. Salah satunya harga bahan pangan. Harga bahan pangan merupakan salah satu penyumbang terbesar terhadap tingkat inflasi di Indonesia. Hal ini antara lain disebabkan oleh ketegaran struktural yang terjadi di sektor pertanian sehingga menyebabkan inelastisnya penawaran bahan pangan. Ketergantungan perekonomian Indonesia yang besar terhadap sektor pertanian, yang tercermin oleh peranan nilai tambahnya yang relatif besar dan daya serap tenaga kerjanya yang sedemikian tinggi serta beban penduduk yang cukup tinggi, mengakibatkan harga bahan pangan meningkat pesat. Umumnya, laju penawaran bahan pangan tidak dapat mengimbangi laju permintaannya, sehingga sering terjadi excess demand yang selanjutnya dapat memunculkan inflationary gap. Timbulnya excess demand (permintaan barang jasa lebih dari kemampuan perusahaan) ini disebabkan oleh percepatan pertambahan penduduk yang membutuhkan bahan pangan tidak dapat diimbangi dengan pertambahan output pertanian, khususnya pangan. Lebih lanjut, menurut hasil study empiris yang pernah dilakukan oleh Sri Mulyani Indrawati (1996), selain harga bahan pangan, kontributor inflasi di Indonesia lainnya berasal dari sisi penawaran agregat adalah imported inflation, administrated goods, output gap, dan interest rate.

Cara Mengatasi Inflasi

1. Kebijakan Moneter yang Ketat

Bank sentral bisa mengadopsi kebijakan moneter yang ketat untuk mengendalikan inflasi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menaikkan suku bunga, mengurangi pasokan uang yang beredar, atau menjual surat berharga pemerintah untuk menarik uang dari pasar. 

2. Kebijakan Fiskal yang Ketat

Pemerintah dapat mengadopsi kebijakan fiskal yang ketat untuk mengurangi pengeluaran dan menyeimbangkan anggaran. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengurangi belanja publik, meningkatkan pajak, atau mengurangi subsidi yang dapat menyebabkan terjadinya tekanan inflasi.

3. Pengendalian Upah

Inflasi dapat disebabkan oleh kenaikan upah yang terlalu cepat. Pemerintah dapat bekerja sama dengan serikat pekerja dan pengusaha untuk menetapkan kebijakan upah yang wajar dan sesuai dengan produktivitas ekonomi, sehingga mengurangi tekanan dari inflasi.

4. Intervensi Pasar

Pemerintah dapat melakukan intervensi secara langsung di pasar untuk mengendalikan harga barang dan jasa tertentu yang memiliki dampak signifikan terhadap inflasi. Hal ini dapat dilakukan dengan mengatur harga, mengimpor barang, atau mengurangi tarif pada barang-barang tertentu untuk mengurangi tekanan inflasi.

5. Peningkatan Produksi dan Produktivitas

Meningkatkan produksi dan produktivitas ekonomi adalah salah satu cara yang dapat membantu mengurangi tekanan inflasi. Dengan meningkatkan pasokan barang dan jasa, permintaan dapat terpenuhi tanpa menimbulkan tekanan harga yang signifikan.

6. Peningkatan Investasi dan Inovasi

Mendongkrak investasi dan inovasi dalam sektor ekonomi yang krusial dapat membantu meningkatkan kapasitas produksi dan efisiensi, sehingga mengurangi tekanan inflasi. Salah satunya Inovasi teknologi, dapat membantu mengurangi biaya produksi dan meningkatkan produktivitas.

7. Pendidikan dan Kesadaran Publik

Pendidikan ekonomi dan kesadaran publik mengenai inflasi dapat membantu mengurangi dari tekanan inflasi. Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai inflasi, masyarakat dapat mengatur pengeluaran mereka dengan bijak dan pengusaha dapat mengatur harga mereka dengan sewajarnya.

Peran mahasiswa dalam mengurangi inflasi

1. Edukasi 

Bertujuan untuk mengedukasi siapapun tentang masalah inflasi dan bagaimana cara mengatasinya 

2. Berinvestasi 

Mengajarkan untuk berinvestasi agar aset aman saat terjadinya resesi. Mahasiswa diharapkan dapat mengurangi masalah kesenjangan sosial, pengangguran, dan ketidakadilan ekonomi melalui suara mereka kepada pemerintah.

Referensi:

https://media.neliti.com/media/publications/73378-ID-inflasi-di-indonesia-sumber-sumber-penye.pdf

https://feb.umsu.ac.id/cara-mencegah-dan-mengatasi-inflasi/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun