Mohon tunggu...
Aisy Fajar Kautsar
Aisy Fajar Kautsar Mohon Tunggu... Freelancer - A Communication Students.

Saya adalah Mahasiswa Ilmu Komunikasi yang gemar menulis dan memiliki concern pada Public Relations.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Membaca Potensi Destinasi "10 Bali Baru"

13 Desember 2019   09:00 Diperbarui: 13 Desember 2019   09:13 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Pulau Dewata, atau lebih dikenal dengan Bali merupakan salah satu pulau destinasi wisata yang ditawarkan oleh Indonesia dan sudah dikenal di kancah mancanegara. Sejak zaman kolonial, Bali sudah dipilih sebagai lokasi untuk berwisata. Dari masa ke masa, Bali memang tidak melakukan promosi wisata. 

Namun, keindahan Bali lah yang dipromosikan setiap orang yang berkunjung sehingga turis lokal maupun mancanegara berkeinginan untuk mengunjungi The Island of God ini. Dari tahun ke tahun Bali terus mengekspansi wisatanya dengan membuka serta menambah destinasi baru.  

Dari sebanyak 17.504 pulau di Indonesia, Bali masih menjadi topik yang banyak diperbincangkan dan ditawarkan di kancah destinasi wisata internasional. Sebagai destinasi wisata yang berada di daerah tropis, melalui media digital Bali digambarkan sebagai pulau impian yang tepat untuk berlibur. Seperti yang kita ketahui, Bali memiliki beragam potensi wisata yang tersebar di seluruh wilayahnya.

Disadur dari edition.cnn.com, sebagai salah satu wilayah di Indonesia yang terkenal akan budaya ketimurannya, masyarakat Bali yang dikenal ramah dan hangat akan menyambut wisatawan ketika hadir di Bali. Artikel berbahasa asing tersebut turut memperingatkan bahwa Bali telah bertransformasi dari lokasi berlibur yang santai menjadi salah satu destinasi liburan paling populer di dunia. 

Tak hanya itu, Bali melalui beberapa website penyedia layanan perjalanan digambarkan sebagai destinasi wisata di indonesia dengan potensi alam, kelimpahan budaya dan tradisi, serta menawarkan beragam aktivitas dan pengalaman yang beragam.

Para pengunjung di era modern ini acapkali mengabadikan aktivitas liburannya di lini sosial media. Dengan merebaknya media sosial dan kemudahan mengunggah aktivitas, Bali seringkali dijadikan destinasi wisata yang banyak dipamerkan di media sosial. 

Hal ini menjadi promosi yang murah bagi wilayah terkait. Beberapa website penyedia layanan perjalanan menggambarkan bahwa para pengunjung akan disuguhi keberagaman agama yang beriringan secara harmonis dan saling menghormati satu sama lain.

Menurut suara.com, destinasi wisata menjadi topik pencarian di media digital yang hangat beberapa waktu terakhir. Bali sendiri dari tahun ke tahun semakin meningkat topik pencariannya di media digital, sebagai tanda bahwa Bali masih menjadi topik destinasi wisata yang hangat.

Dilatarbelakangi meningkatnya kunjungan wisata ke Bali, pemerintah Indonesia memiliki keinginan untuk memperluas daya tarik wisatawan ke wilayah-wilayah di Indonesia yang memiliki potensi wisata. 

Hal ini dicanangkan pemerinta melalui program 10 Bali Baru. Dilansir dari bisnis.tempo.co, program 10 Bali Baru ini merupakan program pemerintah dalam mendongkrak destinasi wisata lain di Indonesia yang tidak kalah menariknya. Program ini disusun dari perbaikan infrastruktur, layanan pariwisata hingga promo lainnya.

Dalam pelaksanaannya secara teknis destinasi yang akan dibentuk ini antara lain di wilayah Sumatera Utara (Danau Toba), Belitung (Tanjung Kelayang), Jawa Tengah (Candi Borobudur), Nusa Tenggara Timur (Labuan Bajo), Nusa Tenggara Barat (Mandalika), Sulawesi Tenggara (Wakatobi), Maluku Utara (Morotai), Jawa Timur (Bromo Tengger Semeru), Banten (Tanjung Lesung), dan Kepulauan Seribu. 

10 destinasi wisata tersebut sebelumnya memang sudah dikenal keindahannya, namun sarana pendukung di daerah wisata tersebut dirasa masih kurang mumpuni untuk menunjang wisatawan berkunjung ke destinasi tersebut. Oleh karenanya, pemerintah merencanakan pembangunan pendukung di daerah wisata guna memperluas daerah wisata yang dapat menunjang ekonomi Indonesia.

Hingga Agustus 2019 lalu, cnbcindonesia.com menyebutkan bahwa empat dari sepuluh kawasan pariwisata sedang dibangun fasilitas dasar dan beberapa infrastruktur pendukung lainnya. Namun ada satu hal yang mungkin terlupa dari berbagai persiapan pembangunan ini, yaitu bagaimana masyarakat di wilayah tersebut dapat menerima pembentukan baru di wilayah tersebut. 

Menurut Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) (2009), aset budaya dilihat sebagai kekayaan warisan dan fondasi identitas yang dimiliki suatu destinasi wisata. Sedangkan sejak 1980, "wisata budaya" dipandang sebagai sumber utama pembangunan ekonomi untuk banyak sektor dalam suatu destinasi wisata.

Saat ini wisatawan semakin sering mengunjungi suatu destinasi untuk dapat mengalami gaya hidup, keseharian budaya, dan kebiasaan dari orang-orang dilokasi yang mereka kunjungi.

Richards (2005), mengatakan bahwa pariwisata bergeser dari menikmati keasyikan suasana alam menjadi industri budaya atau industri kreatif yang dibentuk dan dilestarikan dari suatu destinasi. Daya tarik dan daya saing setiap daerah yang beragam dapat menjadi pertimbangan dalam ekspansi satu wisata. 

Hal-hal lain yang juga perlu dipertimbangkan yaitu bagaimana keberlanjutan ekonomi (dari segi aktivitas masyarakat, dan event), infrastruktur dan keberlanjutan lingkungan serta kondisi sosial. 

Hubungan orang-orang lokal juga menjadi hal yang sangat penting dalam mempertimbangkan ekspansi wisata. Hal ini dikarenakan penciptaan "atmosfer" baru dikhawatirkan dapat membentuk guncangan budaya di lokasi terkait.

Karena menurut OECD (2009), secara normal pengunjung suatu destinasi wisata dipahami sebagai pelanggan, sedangkan sektor budaya dari penghuni wilayah asli tentu memiliki asumsi yang berbeda. 

Hal ini perlu dipersiapkan dalam pembangunan 10 Bali Baru mengingat beragamnya budaya di Indonesia serta tidak semua budaya asing dapat serta merta memiliki peluang untuk diadaptasi dan dikembangkan dalam destinasi tersebut. 

Jika disamaratakan, setiap wisatawan mancanegara akan menganggap setiap penduduk lokal di destinasi wisata pasti sama ramah dan hangat layaknya di Bali. Namun, karakter masyarakat Indonesia yang beragam perlu dipersiapkan serta diberi panduan untuk mempersiapkan diri dalam mengembangkan destinasi wisata Indonesia, sekalipun tanpa mengubah budaya lokal yang telah ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun