"Kana, tau ngak. Aku pernah dapat kalimat yang gini.
'Tentang rasa suka emang tak mampu aku berkata namun aku punya prinsip.
Rasa suka saat ni
mengganggu pikiran.
Otomatis ganggu ibadah ganggu belajar.
Kalo ibadah keganggu jauh dari tuhan sementara yang akan mempersatukan aku dan dia adalah tuhan.
Klo belajar ke ganggu jadi malas belajar. Nanti akhirnyabodoh. Kalo bodoh mana ada orang yang suka.'
Kana, itu prestasiku hanyalah pengalihanku darinya. Namun nyatanya, tuhan menginginkan rasa ini lebih lama. Toh, pada akhirnya tuhanlah yang menentukan antara aku dan dia."
Ana mengucap kalimat yang ia sampaikan kepada Kana sambil menahan air mata yang sudah mengumpul di mata Ana. Tetes demi tetes air matanya jatuh, melewati pipinya. Air mata kerinduan yang tak tertahan.
Kana, berusaha menenangkan sahabatnya sambil berbisik ia berkata pada Ana.
"Aaa.... Naaaa... Aku disini."
"Kana, aku sakit. Aku kangen Alden."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H