Segera tim medis melakukan pertolongan padanya. Ia di bawa menuju rumah sakit. Tindakan operasi segera dilakukan. Ia dikabarkan kritis saat itu.
Aku mendapat kabar mengenaskan itu, dari orang tuaku. Tubuhku lemah rasanya, lututku gemetar. Air mata tak dapat ku bendung. '' A....A....a.....a.....ku.... me.....nyesal..... Sya.'' Ucapku di pelukan ayah yang menahan tubuhku.
Tadi siang, kita berpisah. Ternyata itu perpisahan terakhir kita. Malam ini pukul 22.05 setelah melewati beberapa tahap pengobatan, Zasya memilih pergi tanpa mengucap kata perpisahan. Kenapa Sya, kenapaaa? Kenapa aku tadi meninggalkanmu. Aku menyesal Sya, sungguh aku menyesal.
Hari ini, rintik gerimis membasahi pemakaman. Kami semua berdiri dan mengantarkanmu menuju rumah terakhirmu. Isak tangis terdengar jelas olehku, kepergianmu meninnggalkan luka bagi kami. Sampai kapan pun dirimu tak pernahku lupakan. Mengapa Sya? Mengapa kita tak bisa lebih lama.
Zasya Izumi, dimana dirimu sekarang? Aku kesepian tanpa hadirmu. Syaa kebaikan dan keceriaan mu akan selalu mengalir seperti namamu. Diriku benar -- benar terpuruk. Jika, aku tau itu adalah hari terakhir kita. Takkanku biarkan kamu pergi ke ruang seni.
Bahkan ketika dirimu sudah tenang, pelaku masih belum di temukan. Bahkan lelaki itu sudah tidak masuk sekolah sejak kejadian itu. Jalur hukum sudah ditempuh pihak keluaga dan sekolah, tetapi lelaki itu tebukti tidak bersalah. Lalu siapa pelaku di dalam jaket tebal hitam itu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H