Mohon tunggu...
Asya
Asya Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Hellow, aku hanya sang pujangga penulis aksara

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hari Terakhir

17 Oktober 2023   17:48 Diperbarui: 17 Oktober 2023   17:55 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Zasya berjalan perlahan sambil menuju tangga. Sangat jelas di rekaman CCTV sekolah, Zasya sedang mengambil payung dalam tasnya. Seketika itu, ia diseret oleh seorang laki -- laki yang tampaknya sebaya denganya. Ia diseret hingga menuju tangga. Dengan sekali dorongan ia meluncur pada tangga demi tangga.

 ***********

Sore itu, dengan menggunakan jaket tebal dan topi yang menutupi separuh muka ia menyelinap masuk ke ruang musik tepat di sebelah ruang seni. Ia menatap penuh kebencian pada gadis yang sedang duduk menikmati waktu senggangnya. Ada dendam yang perlu Ia balaskan.

Ia menunggu gadis itu untuk keluar dari ruangan. Maka sesuai rencananya, ketika gadis itu lengah ia akan mendorong gadis itu menuju tangga. Ia hanya ingin membalaskan dendamnya.

************

Zasya sangat tak berdaya untuk melawan genggaman itu. Hingga ia benar -- benar terseret jatuh menuju tangga. Ia benar -- benar tak bisa menyeimbangkan tubuhnya hingga kepalanya tebentur dengan tembok. Darah mengalir deras dari kepalanya. Tak ada respon apapun darinya.

Melihat korban yang sudah tak berdaya, lelaki itu pergi dan menghilangkan jejak tanpa bukti apapun.

Hujan semakin deras. Lantai dua gedung sekolah itu banjir . Air mengalir menuju tangga. Hingga air hujan yang bercampur dengan darah mengalir hingga ke lantai satu gedung sekolah.

Satpam berkeliling untuk sekedar patrol harian. Ia berjalan menyelusuri lorong itu. Tampak olehnya air hujan berwarna merah. Takut, merinding, tercium bau darah segar dari arah tangga. Segera ia melapor pada pihak keamanan setempat.

Tak lama setelah laporan diterima, satuan polisi dan ambulance telah menunggu di depan gebang sekolah. Satpam dan satuan polisi segera menuju lokasi ditemukannya kejanggalan. Perlahan mereka menaiki tangga tersebut.

Terbaring seorang gadis dengan rambut ikal, kepala depan yang menghadap ke dinding. Berbaring lemah,pucat tak sadarkan diri. Mengerikan, gadis itu ditemukan dalam kondisikan kepala yang sobek, tubuh yang sudah dingin karena air hujan yang mengalir dari atas. Zasya ditemukan masih bernyawa setelah 20 menit kejadian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun