Mohon tunggu...
Aisya Putri Akmalia
Aisya Putri Akmalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Institut Tazkia

Mahasiswa akuntansi syariah dengan latar belakang pendidikan saya sebagai lulusan keagamaan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Transisi Mekkah dari Politeisme ke Monoteisme: Pelajaran dari Misi Nabi

3 November 2023   08:41 Diperbarui: 3 November 2023   08:51 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitupun pesan tauhid yang menekankan pada keesaan Allah. Allah adalah pencipta, pemelihara, dan penguasa alam semesta, dan tidak ada yang setara dengan-Nya. Diartikan bahwa tidak ada entitas ilahi lain selain Allah, dan tidak ada mitra atau anak-anak Allah.

Pesan tauhid mendorong manusia untuk tunduk dan patuh kepada Allah dalam segala aspek kehidupan. Ini mencakup mematuhi hukum-hukum agama (syariah) dan melakukan perbuatan baik sesuai dengan ajaran-Nya. Dan melibatkan bahwa setiap  ibadah, doa, dan tindakan baik yang dikerjakan hanyalah untuk Allah semata.

Pesan tauhid ini menolak praktik politeisme dimana diharapkan dapat membawa perubahan besar dalam peradaban di Mekkah dengan adanya prinsip sentral yang memandu keimanan, ibadah, dan perlakuan umat Islam. Pesan Tauhid dimaksudkan menjadi dasar agama Islam yang Allah wahyukan kepada umat-nya oleh Nabi Muhammad SAW.

Perlawanan dan kesulitan

Perubahan besar dalam menjalankan misi Rasulullah tentu saja mendatangkan perlawanan dan kesulitan. Masyarakat Mekkah yang telah lama melekat pada praktik politeisme dan penyembahan berhala melihat pesan tauhid Nabi Muhammad sebagai ancaman terhadap tradisi dan kepercayaan mereka.

Nabi Muhammad dan para pengikutnya menghadapi perlawanan dan kesulitan cukup besar dari masyarakat Mekkah yang masih memegang teguh kepercayaan lama mereka. Terjadinya ancaman, penindasan dan perlakuan kasar Masyarakat ketika menentang ajakan tauhid. Suku Quraisy penduduk dominan di mekkah sampai membuat penerapan tidak diperbolehkan adanya perdagangan dan dukungan sosial kepada Nabi Muhammad dan pengikutnya.

Meskipun dihadapkan pada perlawanan yang kuat dan kesulitan besar, Nabi Muhammad dan para sahabatnya tetap kukuh dalam keyakinan mereka dan dalam penyebaran pesan tauhid. Dengan dibacakannya surah Fussilat ayat 13:

 
Artinya: Jika mereka berpaling, katakanlah, "Aku telah memperingatkan kamu (azab berupa) petir seperti petir yang menimpa (kaum) 'Ad dan (kaum) Samud."

Menunjukan perjuangan nabi yang tiada hentinya demi menegakkan misi tauhid yang didakwahkannya.

Kesimpulan

Keberhasilan misi Nabi dalam transisi Mekkah dari politeisme ke monoteisme adalah pencapaian yang monumental dalam sejarah Islam. Dalam menghadapi perlawanan yang kuat dari suku Quraisy dan masyarakat Mekkah yang erat dengan praktik politeisme, Nabi Muhammad dan para pengikutnya menunjukkan ketabahan yang tak tergoyahkan dalam menyebarkan pesan tauhid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun