"Hotaro, tolong lindungi Klub Sastra Klasik, tempat kakakmu ini bernaung waktu muda dulu."
Kalimat itu membuat Oreki Hotaro berpikir untuk beberapa saat. Bergabung dengan klub berarti melanggar dan mengkhianati prinsip dan motto hidupnya. Surat dari Benares, yang dikirim oleh Oreki Tomoe, kakak perempuannya, terpaksa membuatnya untuk bergabung dengan Klub Sastra Klasik SMA Kamiyama. Klub itu terancam bubar karena tidak memiliki anggota. Demi melindungi masa muda kakaknya, Oreki memaksakan diri untuk mendaftar menjadi anggota Klub Sastra Klasik.
Awal memasuki klub, Oreki berharap bahwa anggota klub hanya dia sendiri, sehingga dia bisa menguasai ruang klub dan menjadi ruang pribadinya. Namun, harapannya kandas ketika dia mendapati seorang gadis berada di dalam ruangan klub lebih dulu. Gadis itu adalah Chitanda Eru. Gadis pintar dan manis yang memiliki rasa penasaran yang tinggi. Alasan Chitanda bergabung dengan klub adalah karena dia ingin mencari tahu dan menggali ingatannya tentang apa yang terjadi sewaktu dia kecil dengan pamannya. Alasan pribadi Chitanda inilah yang mengantarkan empat orang anggota klub kepada misteri antologi klasik, Hyouka. Dua anggota lainnya adakah Fukube Satoshi dan Ibara Mayaka.
Oreki Hotaro, sejak pertemuannya dengan Chitanda Eru, memaksanya keluar dari zona nyamannya. Kehidupan hemat energi Hotaro berubah. Chitanda, dengan rasa penasaran yang terlampau tinggi, membawa Oreki memasiki kehidupan berbeda. Dia harus memecahkan misteri demi misteri disekitar mereka, dan hal itu tentunya bermula dari rasa penasaran Chitanda.
Awalnya mereka hanya memecahkan misteri-misteri yang sederhana seperti Chitanda yang terkunci di ruangan klub, buku Sejarah 50 Tahun SMA Kamiyama, pencarian buku antologi di ruangan klub Majalah Dinding dan mengungkap sikap mencurigakan ketua klub Majalah Dinding. Misteri-misteri itu membawa mereka pada misteri besar yang mereka hadapi, yaitu antologi Klub Sastra Klasik 33 tahun lalu yang berjudul Hyouka, yang berhubungan erat dengan paman Chitanda.
Alasan antologi tersebut diberi nama Hyouka adalah, nama tersebut diambil dari kisah pengorbanan Sekitani Jun pada tragedi 33 tahun lalu. Hyouka ditulis dengan dua kanji, yaitu es dan makanan manis. Kedua kata itu merujuk pada kata bahasa Inggris, yaitu ice scream. Pada kata Ice scream, dipotong suku kata dari ice yang menjadi I, dan berakhir pada kata I scream. I Scream, yang artinya aku berteriak, berisi pesan dan perasaan Sekitani Jun, agar orang-orang atau penerus Klub Sastra Klasik mengerti perasaannya pada apa yang telah terjadi padanya saat 33 tahun silam.
"Kalau sampai saya menjadi lemah, akan tiba hari saat aaya bahkan tidak bisa berteriak, kalau hari itu tiba, saya akan...."
"Kalau saya lemah pada saat hari itu tiba, saya akan 'mati' di dalam meskipun saya masih hidup."
Kalimat seperti itulah yang membuat Chitanda menangis sewaktu kecil, ketika dia menunjukkan antologi hyouka itu kepada pamannya, dan itulah akhir dari misteri antologi dan kasus Sekitani Jun 33 tahun silam.
Â
Novel ini memiliki cover dan warna yang cantik. Terjemahan novel ini sangat baik karena menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca. Adanya tambah catatan kaki yang ditulis dengan detail memberikan informasi kepada pembaca dengan luas, sehingga pembaca tidak mendapatkan informasi setengah-setengah. Penokohan setiap tokoh juga tidak terlalu rumit, memberikan kesan bahwa cerita ini memang cerita misteri sederhana yang dipecahkan oleh anak SMA.