Mohon tunggu...
Aisya
Aisya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis dan menonton adalah hobi yang bersimpangan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Belajar Adat dan Kebudayaan Bali dari Novel Tarian Bumi Karya Oka Rusmini

15 November 2023   19:48 Diperbarui: 15 November 2023   19:50 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

BELAJAR ADAT DAN KEBUDAYAAN BALI DARI NOVEL TARIAN BUMI KARYA OKA RUSMINI

Novel merupakan salah satu karya sastra yang paling banyak diminati. Membaca novel merupakan salah satu kegiatan yang dapat mengurangi stress dan meningkatkan daya imajinasi seseorang. Seseorang yang membaca novel biasanya lebih menguasai banyak kosakata baru. Terlepas dari fungsinya sebagai hiburan, novel juga menyimpan banyak ilmu dan pembelajaran.  Salah satu ilmu dan pengetahuan yang diperoleh oleh pembaca adalah pengetahuan tentang adat istiadat suatu daerah atau tempat yang menjadi latar cerita di dalam novel tersebut.

Banyak pengarang besar Indonesia yang mengangkat tema-tema tentang adat dan kebudayaan daerah tempat mereka tinggal. Salah satunya adalah Oka Rusmini. Melalui karyanya yang berjudul Tarian Bumi, Oka menyampaikan dan memberitahukan beberapa informasi mengenai adat istiadat dan budaya Bali disamping keresahannya pada adat dan kebudayaan daerah tersebut. Berikut beberapa adat istiadat dan kebudayaan masyarakat Bali yang dapat kita temui pada novel Tarian Bumi. 

1. Kelas Sosial (Kasta) Masyarakat Bali

Sudah menjadi rahasia umum bahwa masyarakat Bali menganut sistem kasta yang menjadi pembatas kehidupan dalam berinteraksi sosial. Masyarakat Bali menganut empat sistem kasta, yang pertama Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra. Kasta Ksatria merupakan orang-orang keturunan raja, bangsawan, atau keluarga/ golongan kerajaan. Sedangkan kasta Waisya merupakan golongan pedagang atau pengusaha pada zaman kerajaan. Sementara itu, kasta Sudra merupakan golongan rakyat biasa/ masyarakat kelas terendah, tanpa adanya gelar tertentu. Kasta Brahmana merupakan kasta tertinggi dalam pengelompokkan kelas sosial masyarakat Bali. Kasta Brahmana merupakan para pendeta atau keturunan pemuka agama yang pada masa kerajaan dipercaya untuk menjadi pemimpin upacara keagamaan.

Di dalam novel Tarian Bumi, kasta yang paling banyak dibahas adalah kasta Brahmana dan Sudra. Kedua kasta tersebut menjadi inti atau pokok cerita dalam novel Tarian Bumi. 

 2. Nama dan Panggilan Berdasarkan Kasta

Mereka yang memiliki kasta Brahmana biasanya memiliki nama depan Ida Ayu untuk perempuan (disingkat Dayu), dan Ida Bagus untuk laki-laki. Seseorang yang memiliki kasta di bawah kasta Brahmana memanggil anak perempuan Brahmana dengan panggilan Tugeg (Ratu Jugeg). Bagi golongan Brahmana, panggilan nenek disebut dengan Tuniang dan kakek dipanggil Tukakiang dan Ratu merupakan panggilan terhormatnya. Sedangkan golongan Sudra, nenek dipanggil dengan Odah. 

Golongan Sudra biasanya memiliki nama Luh, Wayan, Made, Nyoman, Ketut.

3. Tempat Tinggal

Dalam sistem kela sosial masyarakat Bali, ada perbedaan tempat tinggal bagi setiap kasta. Kasta Brahmana tinggal di rumah yang disebut Griya, kasta Ksatria tinggal di rumah yang disebut Puri, sedangkan kasta Waisya dan Sudra tinggal di rumah yang disebut dengan Umah.

4. Sistem Pernikahan

Masyarakat Bali percaya bahwa keturunan Brahmana harus menikahi seseorang yang memiliki kasta yang sama. Masyarakat Bali beranggapan, jika golongan Brahmana menikahi seseorang yang berada di bawah kastanya, hal itu akan mengurangi nilai karat anak yang dilahirkan akan berbeda dengan anak yang dilahirkan oleh seorang Ida Ayu. 

Ada sebuah istilah yang disebut nyentanain. Nyentanain merupakan pernikahan dengan seorang perempuan Brahmana yang telah dijadikan ahli waris (sentana). Dal hal ini, perempuanlah yang meminta laki-laki, dan perempuan menjadi penguasa di dalam rumah. Pihak perempuan dipandang sebagai laki-laki, dan laki-laki sebagai perempuan.

 Seorang perempuan yang dinikahi oleh laki-laki Brahmana akan melakukan pergantian nama panggilan Jero. Dalam hal ini, laki-laki Brahmana lah yang meminta seorang perempuan. Tetapi, ketika seorang laki-laki Sudra mengambil seorang perempuan menjadi istri, masyarakat Bali beranggapan bahwa hal itu membawa sial.

Perempuan Sudra yang dinikahi laki-laki Brahmana pada umumnya akan memiliki kehidupan yang baik (meskipun ada beberapa kemungkinan dibedakan karena berasal dari kasta Sudra), sebaliknya, perempuan yang dinikahi oleh laki-laki Sudra akan menjalani kehidupan yang sangat berbeda, kehidupan yang mungkin tidak sebaik sebagaimana hidup ketika masih menjadi perempuan Brahmana.

Selain beberapa hal di atas, ada satu adat masyarakat Bali dalam proses mengubah kasta yang mereka miliki. Dalam novel Tarian Bumi, upacara yang dimaksud adalah upacara patiwangi, yaitu sebuah upacara untuk menghapus atau mematikan nama Ida Ayu. Upacara ini dilakukan jika kasta seorang perempuan lebih tinggi dari seorang laki-laki.

Itulah beberapa adat istiadat dan kebudayaan masyarakat Bali yang tergambar di dalam novel Tarian Bumi karya Oka Rusmini. Adat dan istiadat Bali di dalam novel tersebut tidak seluruhnya digambarkan oleh Oka Rusmini, tentunya masih banyak adat istiadat masyarakat Bali yang belum kita ketahui. Hal itu dapat kita temukan jika mencari dan membaca beberapa buku atau artikel terpercaya mengenai adat istiadat masyarakat Bali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun