Udara merupakan aspek yang bernilai dalam hidup serta kehidupan. Akan tetapi di masa modern ini, sejalan dengan pertumbuhan pembangunan wujud kota serta pusat industri, dan juga pengembangan transportasi. Kualitas udara juga berubah sebab terbentuknya pencemaran udara, selaku transformasi dalam salah satu komposisi udara dari kondisi normal ini masuknya bahan pencemar (berbentuk gas serta partikel kecil/ aerosol) ke dalam jumlah udara untuk jangka waktu tertentu cukup lama, jadi mengusik kehidupan manusia, hewan, serta tumbuhan.
Permasalahan tentang Polusi udara diprediksi bakal terus berlanjut meningkat dengan kenaikan aktifitas pembangunan di berbagai area serta meningkatnya jumlah penduduk, salah satunya di Provinsi Banten. Keadaan polusi ditampilkan pada bulan juni tahun 2021 di Kota Tangerang serta Kota Tangerang Selatan didapat dalam informasi Indeks mutu udara Intelligence Quotient Air (AQI) sebesar 145 yang maksudnya sangat besar. Sumber polusi udara Kota Tangerang berasal dari aktivitas area industri. Sementara itu, di Tangerang Selatan, polusi udara bersumber dari aktivitas area industri serta transportasi. area industri serta area transportasi yang sudah melonjak tiap tahun serta tidak terkendali dengan baik serta dengan keadaan area akan berakibat pada penyusutan kondisi mutu daerah ataupun menimbulkan polusi udara.
Pemanfaatan energi serta emisi Gas Rumah Kaca (GRK) berlangsung di kota- kota besar yang mempunyai tingkatan perkembangan penduduk yang besar. Kepadatan lalu lintas, pemakaian bahan bakar minyak, serta minimnya ruang terbuka hijau sekian banyak aspek yang bisa mempengaruhi penyusutan kualitas udara. Polusi udara ialah permasalahan yang kerap dialami di perkotaan yang memerlukan kepedulian spesial sebab akan berakibat negatif untuk kesehatan warga. Upaya pengelolaan serta proteksi area hidup sangat dibutuhkan supaya warga memahami keadaan area serta pentingnya mutu wilayah.
Seperti yang kita ketahui, polusi udara ataupun perubahan yang salah satu komposisi udara dari kondisi normal, mengakibatkan pergantian suhu dalam kehidupan manusia.Â
Pengembangan transportasi yang terus dibesarkan mengikuti permintaan pasar, nyatanya, telah mendesak terbentuknya bencana pembangunan. Disaat ini, kita ketahui bahwa pengaruh dari Polusi udara juga bisa menimbulkan efek rumah kaca (ERK) akan menimbulkan pemanasan global. tentu, perihal ini wajib diperingatkan kepada owner kebijakan serta kebijakan industri transportasi untuk menatap ke dalam permasalahan udara di sekitarnya.Â
Proses pengembangan di Indonesia dalam konteks transportasi nyatanya sudah memunculkan musibah pembangunan yang pada kesimpulannya menimbulkan permasalahan ekologi. Dampaknya, udara sebagai salah satunya commons yang bersifat open access jadi beresiko untuk kesehatan manusia serta alam sekitar.
Contohnya, keberadaan truk over ukuran serta over loading ( ODOL) di Tangerang kerap membuat polusi hawa di jalan raya. Truk ODOL ini memunculkan anggaran sosial yang lumayan besar, di antara lain ialah pengeluaran bahan bakar tinggi, berkontribusi besar pada kehancuran jalur, apalagi polusi serta musibah. Kota Tangerang selaku kota metropolitan tidak cuma berakibat positif untuk pembangunan aktivitas perdagangan serta jasa, pemerintahan serta industri, namun juga mempunyai akibat negatif.Â
Akibat negatifnya ialah karena meningkatnya aktivitas warga berbentuk emisi zat polutan ke hawa yang bisa memperburuknya mutu udara Kota Tangerang. Tidak cuma daripada itu, jumlah polutan di udara terus menerus terpapar lebih serta lebih bertambah sebab penumpukan kontaminan yang mempunyai kehidupan hunian udara sehari- hari.