Mohon tunggu...
Aisyah Wahyu Azani
Aisyah Wahyu Azani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya adalah salah satu mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta.

Hobi saya adalah mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Stigma Sosial terhadap Kesehatan Mental: Mencari Solusi Terbaik

21 Maret 2024   18:40 Diperbarui: 21 Maret 2024   18:44 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Aisyah Wahyu Azani (235221044) dan Annisa Ica Zahrotul Triani (235221047)

Kesehatan mental adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh berbagai kalangan masyarakat, akan tetapi masih saja banyak masyarakat Indonesia yang acuh tak acuh akan hal tersebut. 

Kesehatan mental bukanlah sebuah konsep yang semata-mata hanya mengacu pada kesejahteraan psikologis dan emosional seseorang. Akan tetapi, hal ini merupakan suatu keadaan kesejahteraan psikologis dan emosional dimana seorang individu mampu menggunakan kemampuan kognitif dan emosionalnya untuk dapat memenuhi tuntutan dan fungsi sehari-hari dalam masyarakat. 

Banyak orang yang belum menganggap bahwa gangguan kesehatan mental merupakan hal yang serius dan nyata. Banyak juga yang beranggapan bahwa gangguan kesehatan mental itu hanya sugesti semata yang dapat disembuhkan begitu saja tanpa mencari tau akar masalahnya. 

Padahal pada kenyataannya, kesehatan mental dan kesehatan fisik itu sama pentingnya. Keduanya perlu diperhatikan dengan serius. Tubuh seseorang dapat dikatakan sehat apabila mental dan fisiknya sama-sama sehat. 

Apabila kesehatan mental seseorang terganggu, ia akan mengalami gangguan suasana hati, menurunnya kemampuan untuk berpikir, serta kurangnya kemampuan kendali emosi yang dapat berpengaruh pada perilaku yang buruk. Saat ini, penanganan masalah terkait kesehatan mental di Indonesia masih terpinggirkan. 

Di sisi lain, mental illness masih dianggap suatu hal yang tabu oleh masyarakat umum. Para penderita gangguan kesehatan mental dianggap sebagai orang yang kurang ibadah dan tidak ingat akan Tuhan. 

Label tersebut yang diciptakan oleh masyarakat membuat kebanyakan orang yang mengidap gangguan kesehatan mental tidak berani untuk speak up. Mereka enggan untuk menceritakan masalah psikologisnya ke orang-orang disekitarnya. Selain itu, faktor biaya psikolog yang tergolong mahal membuat mereka semakin menutup-nutupi masalahnya sendiri. 

Oleh sebab itu, seiring berjalannya waktu, banyak munculnya gangguan mental yang akhirnya berkembang di era saat ini, seperti depresi, gangguan kecemasan atau yang sering dikenal dengan anxiety, gangguan obsesif kompulsif (OCD), gangguan stres pascatrauma (PTSD), dan masih banyak lagi. 

Kebanyakan gangguan mental yang sering dialami adalah depresi. Depresi itu sendiri paling sering dialami oleh para remaja yang masih labil dan belum bisa mengontrol emosinya. Hal ini mengakibatkan banyak remaja mengalami depresi dan pada akhirnya ia memilih untuk bunuh diri, sehingga remaja menjadi penyebab utama meningkatnya kasus bunuh diri di Indonesia. 

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mayoritas kasus bunuh diri terjadi karena faktor kurangnya kesehatan mental dari setiap individu. Sayangnya, banyak orang yang memilih mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri yang jelas jelas bukan solusi yang baik atas kurangnya kesehatan mental yang mereka miliki. 

Meningkatnya kasus bunuh diri di Indonesia seringkali disebabkan oleh rumah sakit, klinik, puskesmas, dan psikiater yang tidak dapat mendiagnosis para individu yang memiliki gangguan kesehatan mental dengan akurat. Kebanyakan mereka menganggap remeh para individu yang berkata jika mereka berniat akan mengambil nyawa mereka sendiri. Meningkatnya kasus ini juga disebabkan oleh stigma masyarakat terhadap orang yang menderita gangguan mental, sehingga mereka merasa takut untuk mencari pertolongan.

Setelah mengetahui kondisi yang dialami banyak individu di Indonesia terhadap perjuangan mereka melawan gangguan mental, sangat jelas bahwa mereka memerlukan perawatan medis yang serius dan profesional dari pemerintah dan hal yang harus dilakukan agar rakyatnya bebas dari gangguan kesehatan mental adalah menghapus stigma jika kesehatan mental hanyalah ilusi buatan dari semua individu yang mengalami gangguan mental. Hal ini dapat direalisasikan dengan mengedukasi masyarakat bahwa gangguan mental memang ada dan bukanlah hal yang jarang untuk dijumpai. Bahkan orang yang dekat dengan kita adalah salah satunya. 

Oleh karena itu, kita harus bisa mempererat silahturahmi kita akan sesama dan saling tolong menolong pada saat susah, bukannya menstigma apa yang mereka alami. Salah satu faktor yang mendominasi dalam kasus bunuh diri adalah bullying, terutama di lingkungan sekolah. Oleh karena itu, guru dan psikiater sekolah berperan sangat penting dalam mencegah terjadinya bullying dan harus terbuka untuk mengerti permasalahan yang dialami muridnya. 

Penanganan masalah ini memerlukan partisipasi dari semua pihak, baik dari negara itu sendiri, pemerintah, masyarakat, serta korban. Negara dan pemerintah bertugas sebagai penyedia fasilitas yang memadai untuk penyembuhan seperti meningkatkan jumlah tenaga psikolog yang berkualitas, menciptakan program sosialisasi guna mematahkan stigma negatif masyarakat. Masyarakat juga harus mendukung pentingnya kesehatan mental sehingga tumbuh rasa peduli dan ingin tahu serta tidak ada lagi judgemental yang meresahkan. 

Kesehatan mental adalah hal yang sangat penting bagi setiap individu dalam menjalani kehidupan masing masing. Masih banyak para penderita gangguan mental di Indonesia yang tidak mendapatkan penanganan medis yang adil dan profesional. Oleh sebab itu, kita harus bisa menyadarkan bahwa kesehatan mental sangat penting dan bagaimana cara menangani nya. 

Dengan esai ini, kami harap para pembaca dapat mengerti betapa pentingnya kesehatan mental dan menerapkan solusi yang tercantum di atas dalam kehidupan sehari hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun