Mohon tunggu...
Siti Aisyah
Siti Aisyah Mohon Tunggu... Tutor - tutor

Life long learning

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Literasi dan traveling

30 Januari 2025   15:25 Diperbarui: 30 Januari 2025   15:25 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(foto salah satu informasi di dalam museum Siola (sumber : dokumen pribadi))

Beranjaknya waktu membuat saya pribadi semakin menyadari banyaknya persoalan hidup. Maknanya semakin dewasa semakin mumet menyelesaikan masalah huhuhu....... maka beberapa kebiasaan positif saya mulai terganggu. Salah satunya kebiasaan membaca, membaca bagi saya merupakan kebiasaan penting yang setiap waktu dan kebiasaannya harusnya semakin naik jam terbangnya. Lha saya kok malah jadi kebalikannya nih, malah menurun waktunya sekaligus minatnya.  

Kembali memutar waktu, saya masih ingat ketika kebiasaan membaca ditanamkan dalam hidup saya. Hadiah ulang tahun ataupun ketika orang tua saya pergi ke supermarket dan terdapat toko buku tentu oleh-oleh yang saya dapatkan adalah buku. Atau bahkan saat saya memasuki masa SMA, saya bahkan lebih hemat menyisihkan uang saku saya untuk membeli buku dibanding teman-teman yang sering berbicara trend membeli handphone terbaru atau make up yang sedang hits. Setelah terbayang rasanya ingin tertawa rasanya saya seperti tidak hidup di masa itu. Namun ketika saya mulai menyusun skripsi ditambah dengan bekerja, saya merasa mengalami masa kritis untuk berfikir. Bukankah saat mengerjakan skripsi kita juga menjadi lebih banyak membaca ? tentu, karena kita perlu untuk mencari referensi sekaligus menggagas konsep berpikir yang runtut agar dapat mengurai apa yang akan kita tulis. Ndilalah saya mengalami stuck, bosan, stress. Pokoknya sumpek banget saya ini. Sampai pada akhirnya saya terjebak dengan melihat konten komedi yang menyegarkan isi pikiran saya. Idealisme saya terkikis, menjadi dewasa begitu berat akhirnya saya memilih mencari hiburan akibat stress skripsi sekaligus pekerjaan.

Saya mulai menyadari bahwa cara berfikir saya mulai stuck, acuh pada beberapa hal dan tidak sistematis. akhirnya saya coba mendatangi tempat bersejarah sekaligus beberapa perpustakaan. Menariknya karena saat ini saya berdomisili di Surabaya tentu banyak museum dan perpustakaan yang menggabungkan nilai sejarah dan perpustakaan. Perjalanan saya lakukan dengan mendatagi alun-alun Surabaya.

Alun-alun Surabaya berlokasi di tengah kota Surabaya dengan bangunan yang berstatus cagar budaya membuat saya serasa diajak kembali diantara keramaian masa kejayaan Simpangsche Societeit. Selanjutnya setelah mengagumi bangunan tujuan saya tentu perpustakaan. Perpustakaan yang dilengkapi Wi-fi, AC, serta loker untuk menyimpan barang bawaan, selanjutnya kalian bisa memilih buku yang bisa di baca di tempat ya. Menariknya lagi jika sedang ada pameran maka kita bisa datang ke ruang bawah tanah melihat pameran yang berlangsung. Apalagi datangnya bareng orang tersayang behhhhh.......

Destinasi selanjutnya yang cukup favorit bagi saya adalah museum Pendidikan. Memang jaraknya cukup jauh dari tempat tinggal saya, tapi tempat ini rasanya sangat worth it untuk dikunjungi untuk melihat benda bersejarah perkembangan dunia Pendidikan sejak masa Hindia Belanda di Indonesia. Kalian bisa menikmati lingkungan sekitar dengan duduk di temmpat yang disediakan ditambah Lokasi museum yang berada di Tengah kota tetapi dikelilingi oleh pepohonan hijau dan lebat membuat saya merasa kesejukan setelah membelah jalanan melewati panasnya matahari.

Perpustakaan Bank Indonesia, destinasi ini menjadi tempat membaca yang juga memberi kesan heritage, mulai dari bangunan perpustakaan yang mencolok sebagai bangunan masa kolonial, Lokasi yang mudah diakses dan fasilitas yang disediakan di dalamnya. Fasilitas yang memadai terdiri dari sofa sebagai tempat membaca, AC, PC, layanan WI-FI sampai buku bagi anak-anak juga memadai.

(foto tampak depan museum bank Indonesia (sumber : dokumen pribadi))
(foto tampak depan museum bank Indonesia (sumber : dokumen pribadi))

Salah satu perpustakaan swadaya juga ada loooo di Surabaya, menariknya tempat tersebt sangat coozy dan cocok banget buat nugas atau sekedar membaca buku ringan. Nama tempat itu C2O Library& Collabtive. 

Selanjutnya adalah rumah H.O.S. Tjokroaminoto yantg terletak di Jl. Peneleh, berada di daerah perkampungan yang masih mempertahankan bentuk hingga isi rumah yang khas klasik. Koleksi yang ada di dalamnya sanat menarik, mulai dari buku berbahasa asing, foto beberapa tokoh, koleksi surat kabar yang memuat tentang Tjokroaminoto hingga model pakaian khas masa pergerakan serta beberapa perabot rumah. Uniknya kita bisa naik ke loteng rumah melihat bagaimana suasana ketika Bung Karno pernah kos disana. 

(foto pajangan rumah H.O.S. Tjokroaminoto (sumber : dokumen pribadi))
(foto pajangan rumah H.O.S. Tjokroaminoto (sumber : dokumen pribadi))

Museum berikut terletak di Jalan Tunjungan yang bernama museum Siola. Bangunan siola yang berwarna khas merah dan berada di dertan awal menuju Tunjungan membuatnya mudah ditemui, museum ini berisi tentang sejarah dan perkembangan sosial budaya masyarakat Surabaya. Menariknya museum ini fotoable banget, karena didalamnya dilengkapi diorama, tulisan dan properti nyata, hemmmm makin cocok nih buat museum date. 

(foto salah satu informasi di dalam museum Siola (sumber : dokumen pribadi))
(foto salah satu informasi di dalam museum Siola (sumber : dokumen pribadi))

Sedikitnya itulah tempat yang saya kunjungi untuk menumbuhkan Kembali minat membaca saya sekaligus mengurai stres, tetapi saya menyadari suatu hal. Membaca cuitan di X ternyata lebih menarik lagi karena bisa melihat sedikit banyaknya pendapat dari banyak orang yang ujungnya tentu masalah politik hehehehe......

Sebenarnya kalau dilihat mungkin sedikit sekali tempat yang saya kunjungi mulai dari perpustkaan hingga museum Sejarah. Nah sayangnya foto saya tidak banyak karena keburu handphone saya rusak jadi banyak yang hilang fotonya, disamping itu cuaca Surabaya yang membakar membuat saya jarang sekali berkunjung hehehehe..... Selain beberapa tempat tersebut, mall menjadi solusi ya biasanya sekedar berputar-putar, ke Gramedia lihat buku-buku terbaru tapi tidak beli atau cara lain saya baca buku di tempat saya bekerja,tapi memang tidak bisa lama bisa-bisa saya ditegur dong mau kerja atau santai nih. Ternyata setelah saya lamunkan saya bukan bermasalah di waktu melainkan pola pikir saya yang cenderung mengendapkan permasalahan tanpa sering berbagi ide dan pikiran, karena realitanya saya jomblo dan kurang teman hehehehehe.........

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun