Bermula dari niat healing tapi gagal terus, ternyata langsung diberi kesempatan buat nganter edutrip teman-teman. Ini pengalaman yang menarik karena tidak hanya sekedar berwisata melainkan juga belajar melihat sisi lain Kota Kediri-Blitar.Â
Yap benar, kota yang akan saya ceritakan kali ini adalah Kediri-Blitar. Mari kita mulai dari kota Kediri. Kota yang terkenal dengan industri tembakau ini ternyata menyimpan banyak inovasi lainnya. Destinasi yang akan kami tuju yakni sebuah kampung.Â
Kampung yang terkenal dengan nama Kampung Madu. Kampung ini terletak di Desa Bringin ini memiliki keunikan sehingga dipilih sebagai tenoat belajar teman-teman mengenai proses peternakan lebah. Setibanya di lokasi kangsung saja kami diajak mengenal peternakan lebah dan mengicipi salah satu jenis madu yang mereka produksi.Â
Ternyata setelah diamati teman-teman menjadi begitu excited mengenai lebah yang diternak di kampung tersebut. Kami dikenalkan 4 jenis madu yang dihasilkan.
Setelah melihat proses peternakan kami melanjutkan perjalanan menuju salah satu daerah yang masih berada di wilayah Kediri, lebih tepatnya di Kec. Wates. Berada di lokasi kali ini kita akan belajar mengenai sejarah dari sang proklamator negara ini. Yakni Ir. Soekarno, berlokasi di Desa Pojok Kec. Wates Kediri. Â Tempat ini berbentuk bangunan rumah yang masih asli berarsitektur khas era Hindia Belanda. Rumah ini menjadi saksi hidup masa kecil seorang Soekarno.Â
Di tempat inilah dijelaskan bahwa Ir. Soeekarno kecil semoat tinggal. Didalamnya kita bisa melihat tempat tidur bayi masa kecil Ir. Soekarno, foto-foto perjalanan Ir. Soekarno dan beberapa benda bersejarah lainnya. Â Tidak perlu khawati jika datang ke Ndalem Pojok kalian akan dipandu oleh guide tour untuk menjelaskan banyak makna di lingkungan rumah tersebut. Setelah asyik menilik benda bersejaran, selanjutnya kami diajak menengok bangunan pondok pesantren jati diri bangsa.Â
Di lokasi tersebut kita dijelaskan secara singkat bangaimana memupuk rasa cinta tanah air dalam diri masing-masing individu. Selain itu pondok pesantren ini menerima individu bukan karena latar belakang agama. Pondok ini menerima beragam masyarakat yang ingin belajar tentang negara Indonesia. Selesai dari mendengarkan penjelasan, kami diajak ke halaman belakang yang terdapat sebuah sungai dan pohon kepuh berukuran besar.Â