Mohon tunggu...
Aisyah SekarWidya
Aisyah SekarWidya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Gizi-Universitas Muhammadiyah Surakarta

Saya seorang mahasiswi Ilmu Gizi dari Universitas Muhammadiyah Surakarta yang suka mengulik berbagai isu-isu seputar gizi terkini dan kesehatan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Waspadai Dampak Food Waste dan Food Loss terhadap Lingkungan

11 Januari 2024   11:27 Diperbarui: 11 Januari 2024   11:28 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Apa itu Food Waste dan Food Loss?

Makanan sangat diperlukan sebagai kebutuhan atau keberlangsungan hidup manusia. Akan tetapi makanan yang masih tersisa pada akhirnya akan terbuang sia-sia dan menjadi sampah makanan. Peristiwa tersebut disebut dengan food waste. Sampah makanan terbagi menjadi dua kategori, yaaitu food waste  dan  food loss. Food waste bisa diartikan sebagai sisa makanan yang kita konsumsi atau sisa makanan rumah tangga yang tidak habis dan akhirnya dibuang begitu saja. Seperti contoh sisa makanan yang biasa terdapat dirumah tangga yaitu, sisa nasi dari magicom, sisa sayur yang sudah basi, dan lain sebagainya. Food waste  tidak hanya berasal dari rumah tangga saja, akan tetapi bisa berasal dari restoran, hotel, maupun katering yang makanannya tersebut tidak habis untuk dikonsumsi. Hal tersebut juga sama, akan menambah sampah makanan yang semakin lama semakin banyak. Sedangkan food loss sendiri berarti sampah makanan yang berasal dari bahan-bahan mentah atau bukan bahan yang siap untuk dikonsumsi. Misalnya dari buah-buahan atau sayuran yang sudah mengalami penyusutan mutu atau tidak layak untuk dikonsumsi sebelum menjadi produk akhir. Adapun faktor yang menyebabkan food loss bisa terjadi, seperti ketika sedang melakukan tahap produksi dan didistribusikan ke konsumen atau ke pasar, minimarket, maupun gerai tidak dilakukan dengan benar. Adanya hama yang menyerang tanaman yang akan dipanen dan ketika masa mendekati panen cuaca selalu buruk maka nantinya hasil panen yang didapatkan tidak sesuai keinginan atau buruk, serta kesalahan produsen pada saat melakukan pengiriman produk hasil panen tersebut.

Dari data FAO (Food and Agriculture Organization) yang telah didapatkan dikatakan bahwa sampah makanan yang dihasilkan pertahun dari seluruh dunia mencapai 1,3 miliar ton sampah makanan. Besarnya angka tersebut bisa memenuhi kebutuhan pangan orang yang menderita kelaparan di dunia. Di Indonesia sendiri masih menduduki peringkat ke-2 penghasil sampah makanan food waste dan food loss terbesar di dunia setelah Arab Saudi. Menurut dari data Bappenas tahun 2021, presentase sampah di Indonesia telah mencapai angka sebesar 44% dari semua sampah makanan yang dihasilkan dari masyarakat. Apabila dirata-rata jumlah sampah makanan setiap tahunnya dihasilkan sebesar 48 juta ton. European University Institute (EUI) mengatakan bahwa Indonesia menghasilkan sampah makanan pertahunnya sekitar 300 kg.

Faktor yang Menyebabkan Sampah Makanan terus Meningkat setiap Tahunnya

Masyarakat berperan penting dalam upaya mengurangi persentase sampah makanan yaitu dengan mengubah kebiasaan dari masyarakat itu sendiri. Dari penelusuran yang sudah saya lakukan ke berbagai ibu rumah tangga, mereka hanya memasak makanan dengan bahan pangan yang terlihat bagus dan sisa bahan pangan yang sekiranya terlihat sedikit tidak layak untuk dikonsumsi hanya dibuang begitu saja. Padahal sisa dari bahan pangan tersebut dapat diolah dan bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Lapar mata merupakan faktor lain yang menyebabkan terjadinya food waste dan food loss semakin banyak, seperti dengan membeli berbagai macam makanan, akan tetapi tidak dihabiskan karena sudah kenyang. Hal tersebut akhirnya hanya dibuang dan di TPA atau Tempat Pembuangan Akhir sampah makanan semakin menumpuk dari hari ke hari.

Dampak yang ditimbulkan dari Food Waste dan Food Loss

 Food waste dan food loss memiliki dampak yang cukup besar pada ketahanan panga serta lingkungan. Sampah makanan yang semakin hari semakin banyak menumpuk di TPA akan menghasilkan yang dinamakan gas metana. Gas metana yang terdapat pada tumpukan smapah makanan lebih berbahaya 20 kali lipat, dikarenakan sampah tersebut sulit terurai. Seperti yang kita tahu bahwa gas rumah kaca bermula dari polusi kendaran atau dari perusahaan minyak, tetapi gas metana mampu menghasilkan gas rumah kaca. Gas metana yaitu gas yang tidak mempunyai bau ataupun warna dan lebih mudah terbakar, serta mampu menghasilkan karbondioksida atau CO2. Kejadian kebakaran TPA di Jakarta disebabkan dari gas metana yang muncul akibat pembuangan sampah yang berlebihan. Selain menimbulkan adanya gas rumah kaca, food waste dan food loss juga mengakibatkan borosnya ekonomi. Bahan makanan yang diproduksi tentunya membutuhkan uang untuk membayar SDM dan bahan baku yang digunakan.

Upaya Pencegahan Food Waste dan Food Loss

Masyarakat Indonesia terbilang belum sadar dengan keberadaan sampah makanan. Mereka tidak memikirkan dampak kedepannya bagi lingkungan kedepannya. Terdapat cara yang bisa kita lakukan bersama untuk mengurangi banyaknya tumpukan sampah makanan di Indonesia.

  • Merencanakan planning bahan makanan yang akan dibeli

Sebelum berbelanja di supermarket kita bisa membuat daftar bahan makanan apa saja yang semestinya dibutuhkan saja. Kadang kala pada saat berbelanja kita membeli bahan yang sudah terdapat dirumah karena lupa. Oleh sebab itu dengan membuat daftar bahan makanan bisa cukup membantu untuk mengurangi food waste dan food loss.

  • Melakukan perencanaan menu makanan

Pasti kita semua sudah tidak asing dengan namanya food preparation. Food preparation yaitu ketika kita melakukan perencanaan makanan dengan membeli sesuai dengan kebutuhan atau menyiapkan bahan baku yang sudah siap dimasak untuk stok seminggu atau sebulan kedepan. Food preparation dinilai sangat efektif untuk diterapkan dalam kegiatan memasak sehari-hari. Cara ini memiliki dampak positif karena bisa mengurangi pembuangan sampah bahan makanan.

  • Memberikan diskon untuk makanan yang hampir kadaluwarsa

Untuk supermarket atau perusahaan yang berfokus pada bisnis makanan, langkah-langkah berikut dapat diambil untuk mengurangi tingkat food waste. Makanan yang diberi diskon merupakan makanan yang masih layak untuk dikonsumsi. Sayangnya, praktik pembuangan produk yang sengaja masih dilakukan di beberapa perusahaan. Praktik ini bisa terjadi dikarenakan adanya kebijakan perusahaan untuk menjaga nama baik merek, menghindari risiko kesehatan masyarakat, atau menjaga eksklusivitas produk. Meskipun alasan tersebut bisa dianggap beralasan dari sudut pandang bisnis, namun hal ini sering kali bertentangan dengan upaya global untuk mengurangi food waste dan menciptakan lingkungan yang lebih berkelanjutan.

  • Mengubah sisa sampah makanan menjadi pupuk

Sampah makanan yang tidak dimanfaatkan untuk kompos biasanya langsung dibawa ke TPA. Kompos yang berasal dari sisa makanan lebih bagus untuk pemenuhan nutrisi bagi tanaman. Sampah makanan yang bisa dibuat kompos seperti sisa dari buah maupun sayur yang sudah tidak layak, ampas kopi, ampas teh, dan lain sebagainya. Sampah makanan lebih mudah diuraikan oleh cacing tanah dan mikroorganisme lainnya. Dengan cara ini kita bersama-sama bisa membantu untuk mengurangi sampah makanan dengan menyalurkan ke pertanian. Pengomposan sampah memiliki dampak positif untuk segi ekonomi petani,  tukang kebun, dan sebagainya.

Food waste dan food loss semestinya tidak boleh dibiarkan atau disepelekan. Food waste dan food loss bukan hanya merupakan masalah praktis terkait dengan ketahanan pangan, tetapi juga menjadi ancaman serius terhadap lingkungan dan keberlanjutan bumi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun