Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُورِ الدُّنْيَا وَالدِّينِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَ اْلـمُرْسَلِينَ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَـعِينَ، أَمَّا بَعْدُ
Segala puji dan syukur kita haturkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang dengan rahmat dan kasih sayang-Nya, kita masih diberikan kesempatan untuk merasakan nikmat hidup. Alhamdulillah, kita bersyukur atas segala karunia-Nya yang tiada terhingga. Kami berharap agar shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya yang mulia.
Alhamdulillah, pada kesempatan kali ini, mari kita bersama-sama mengkaji sebuah tema yang sangat penting dalam ajaran Islam, yaitu bahaya hasad atau dengki. Fenomena ini sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari, di berbagai lingkungan, baik itu di tempat kerja, di komunitas, atau di antara keluarga.
Di dalam jiwa manusia, sesungguhnya ada unsur energi negatif yang dapat menghancurkan diri, lingkungan, dan peradaban, yaitu "penyakit hati" atau "amrodhul qulub" yang menimbulkan sifat sangat buruk. Imam Al-Ghazali dalam kitab Bidayat Al Hidayah menuturkan bahwa ada tiga sifat hati yang sangat berbahaya, dimana sifat hati tersebut selalu muncul dari zaman ke zaman.Tiga sifat hati tersebut akan membawa kepada kebinasaan diri dan penyebab dari sifat-sifat tercela lainnya, yaitu: hasad (iri hati), riya (pamer), dan ujub (angkuh, sombong atau berbangga diri).
Hasad atau dengki adalah menginginkan nikmat yang dimiliki orang lain dan menghendaki nikmat tersebut berpindah kepada dirinya. Hasad berawal dari sikap tidak menerima nikmat yang diberikan Allah kepadanya, karena ia melihat orang lain diberi nikmat yang dianggap lebih besar. Hasad pun bisa timbul bila seseorang menganggap dirinya lebih berhak mendapatkan nikmat dibanding orang lain.
Demikian juga Rasulullah Saw menyebut dengan jelas agar siapapun menghindari penyakit hati ini:
اِياَّ كُم وَالحَسَدَ فَاِنَّ الْحَسَدَ يَاْ كُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَاْ كُلُ النَّارُ الحَطَبَ
Artinya: "Jauhkanlah dirimu dari hasad karena sesungguhnya hasad itu memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu-bakar." (HR. Abu Dawud).
Hasad adalah kejahatan energi tersembunyi yang dapat membahayakan manusia. Energi negatif ini tidak hanya mempengaruhi orang yang menjadi target hasad, tetapi juga merusak hati dan jiwa orang yang memendam perasaan iri tersebut. Allah SWT menyuruh kita untuk meminta perlindungan dari-Nya terhadap sifat ini. Pada hakikatnya, penyakit ini mengakibatkan si penderita tidak rela atas qadha' dan qadar Allah, sebagaimana perkataan Ibnul Qayyim ra dalam kitab al-Fawa'id: "Sesungguhnya hakikat hasad adalah bagian dari sikap menentang Allah karena ia (membuat si penderita) benci kepada nikmat Allah atas hamba-Nya; padahal Allah menginginkan nikmat tersebut untuknya. Hasad juga membuatnya senang dengan hilangnya nikmat tersebut dari saudaranya, padahal Allah benci jika nikmat itu hilang dari saudaranya. Jadi, hasad itu hakikatnya menentang qadha' dan qadar Allah."
Dengan kata lain, hasad bukan hanya masalah moral atau etika, tetapi juga masalah aqidah yang mendasar. Ini menunjukkan ketidak puasan dan ketidak ikhlasan seseorang terhadap ketetapan Allah SWT, yang seharusnya kita terima dengan penuh syukur. Hasad menggerogoti iman seseorang, karena ia tidak mampu melihat hikmah dan keadilan di balik pemberian Allah. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk selalu introspeksi diri dan memohon perlindungan Allah agar terhindar dari sifat hasad yang merugikan ini.