Mohon tunggu...
Aisyah Safitri Hayati
Aisyah Safitri Hayati Mohon Tunggu... Guru - Teacher, Instructor, Asesor and Writer

Aktif mengajar di SMKN 31 Jakarta, Instruktur dan asesor di LSP P2KPTK2 Jakarta Pusat- BNSP, Senang Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

21 Juni di Himalaya

13 Februari 2023   11:35 Diperbarui: 13 Februari 2023   11:46 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam perjalan menuju puncak Himalaya, Edhi sudah hampir menuju puncak seribu kaki Himalaya. Tiba-tiba handphone Edhi bergetar, ia mendapat telepon dari ibunya. Lalu terputus, ia mendapati handpone-nya sebelas miscall. Ia kembali menghubungi namun tidak bisa, karena signal payah. Lalu, Handphone  Edhi kembali bergetar, namun seperti biasa telepon terputus setelah diangkat, no signal karena cuaca buruk. Lalu, handphone Edhi bergetar kembali, kali ini ia mendapati sebuah sms dari kakaknya.

"Edh, Ayah jatuh di kamar mandi, ia koma selama tiga jam, namun ia tak tertolong. Do'akan ayah Edh. Kamu hati2 disana, salam untuk Evelyn." pesan dari kakaknya Balqis.

Membaca pesan dari kakaknya, Edhi menangis tersimpuh, lalu teman-temannya memapahnya dan mengajak Edhi untuk berdoa bersama-sama mendoakan ayahnya. Pikirannya carut marut, ia ingin memberi kabar pada Evelyn, tapi ia takut menggangu Evelyn dalam pendakian. Akhirnya ia urungkan untuk menghubungi Evelyn.

 Sepanjang perjalanan, Edhi membaca al-Fatihah untuk ayahnya. Dalam perjalanannya ia seperti mendikte kisah masa kecilnya berasama ayahnya sampai terakhir sebelum ke Himalaya. Begitu banyak hal yang dilakukan bersama

ayahnya, sesekali air mata dari lelaki keturunan jawa itu menetas dari kedua matanya yang sendu. Terlebih ayahnya adalah orang yang pertama mensuport kehidupan baru bersama Evelyn. Antara percaya dan tidak percaya kini ayahnya sudah tidak ada lagi di dunia ini.

 Sampai di Bascamp kedua di ketinggian dua ribu kaki team mendapat sebuah panggilan dari team operator pemandu untuk berhati-hati karena cuaca buruk. Hatinya bercabang antara kepiluannya di tinggal sang ayah selamanya dengan kekhawatiran pada isterinya, Evelyn. Pendakian pun tetap berlanjut dengan penuh kehati-hatian team Agung Jabrik Sutiasono sampai pada basecamp terakhir di ketinggian lima ribu meter dari atas permukaan laut.

Sampailah kekhawatiran itu pada sebuah jawaban, di basecamp terakhir. Saat itu suhu berkisar empat derajat di bawah nol sampai dengan empat derajat diatas nol. Pada akhirnya, ia tahu bawa apa yang ia khawatirkan terjadi.

"Edh, maafkan saya, saya harus memberitahumu yang sebenarnya"Jack.

Edhi tercengang, "Apa maksudmu Jack?"tanya Edhi bingung.

"Team yang dipimpin Evelyn, Edh..." Suara Jack menggantung.

"Evelyn, George, tomy, Naila, Rocky, Fai, Ray, Mike, dan Alex. Mereka terkena badai." Jack sambil menunjukan monitor yang meng-update perjalanan setiap team. Dalam monitor tersebut, terlihat badai begitu besar menghantam team Evelyn, berikut cameraman-nya, sampai losing contact.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun