Mohon tunggu...
Aisyah Rizqi Safira
Aisyah Rizqi Safira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Akuakultur Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Kemudahan Pinjaman Online dan Bahayanya bagi Generasi Z

9 Januari 2025   12:38 Diperbarui: 9 Januari 2025   12:38 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinjaman Online / Canva

Dalam beberapa tahun terakhir, kita menyaksikan lonjakan perusahaan pinjaman online (pinjol) yang menargetkan pasar Gen Z di Indonesia. Fenomena ini menimbulkan berbagai pertanyaan mengenai dampak yang ditimbulkannya terhadap generasi muda dan masyarakat secara keseluruhan. Apakah ini merupakan peluang yang menguntungkan atau justru ancaman yang perlu diwaspadai?

 
Generasi Z, yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, dikenal sebagai generasi digital native. Mereka tumbuh bersama teknologi, internet, dan media sosial, membuat mereka lebih terbuka terhadap produk dan layanan digital. Perusahaan pinjol melihat ini sebagai peluang besar karena Gen Z cenderung lebih cepat beradaptasi dengan aplikasi dan layanan berbasis teknologi. Selain itu, banyak dari mereka yang sudah mulai memasuki dunia kerja dan memiliki kebutuhan finansial yang beragam, tetapi sering kali belum memiliki akses yang mudah ke layanan perbankan tradisional.
 
Salah satu daya tarik utama pinjaman online adalah kemudahannya. Proses aplikasi yang cepat, syarat minimal, dan pencairan dana yang segera membuat banyak orang tergiur. Namun, kemudahan ini bisa menjadi pedang bermata dua. Dengan bunga yang tinggi dan biaya tersembunyi, banyak peminjam muda yang akhirnya terjebak dalam siklus utang yang sulit dihindari.
 
Peningkatan penggunaan pinjol di kalangan Gen Z dapat berdampak luas pada masyarakat. Saat hutang menumpuk, tekanan finansial yang dihadapi peminjam bisa berujung pada stres, masalah kesehatan mental, dan bahkan tindakan yang tidak diinginkan seperti penipuan atau tindakan kriminal. Selain itu, budaya konsumtif yang didorong oleh kemudahan akses pinjol bisa memperburuk keadaan finansial banyak individu muda, mengurangi peluang mereka untuk menabung dan berinvestasi di masa depan.
 
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan langkah-langkah edukasi yang menyeluruh bagi Gen Z mengenai risiko dan tanggung jawab dalam menggunakan layanan pinjol. Edukasi ini harus mencakup pemahaman tentang manajemen keuangan yang baik, cara memilih produk pinjaman yang aman, dan dampak jangka panjang dari utang. Selain itu, pemerintah dan otoritas keuangan perlu memperketat regulasi terhadap perusahaan pinjol untuk memastikan praktik yang adil dan transparan, serta melindungi konsumen dari praktik yang merugikan.
 
Fenomena maraknya perusahaan pinjaman online yang menargetkan Gen Z di Indonesia membuka peluang besar sekaligus ancaman yang nyata. Sementara kemudahan akses ke pinjaman dapat membantu memenuhi kebutuhan finansial jangka pendek, risiko yang ditimbulkannya tidak bisa diabaikan. Edukasi finansial dan regulasi yangunci untuk memastikan bahwa layanan pinjaman online benar-benar memberikan manfaat yang positif bagi generasi muda dan masyarakat secara keseluruhan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun