Mohon tunggu...
Rifani
Rifani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Majoring of sharia economic law

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mendahulukan Iman

3 Februari 2025   13:43 Diperbarui: 3 Februari 2025   13:43 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam menjalani kehidupan sebagai seorang muslim, sering kali kita dihadapkan pada banyaknya tuntutan dalam beribadah dan beragama. Ada begitu banyak aturan dalam Islam, mulai dari shalat, puasa, zakat, hingga akhlak dalam kehidupan sosial. Namun, apakah semua harus dilakukan sekaligus? Bagaimana cara agar memulai tidak merasa terbebani dan tetap istiqamah?

Didalamnya konsep fiqih prioritas (fiqh al-awlawiyyat) berperan. Konsep ini membantu kita memahami mana yang lebih utama untuk dikerjakan terlebih dahulu, sehingga perjalanan kita dalam beragam lebih terarah dan bertahap.

1. Dimulai dengan Iman sebagai Pondasi Utama

Dalam Islam, iman adalah landasan dari segala amal. Sebagaimana bangunan tidak bisa berdiri tanpa dasar yang kuat, begitu pula ibadah tidak akan kokoh tanpa iman yang benar. Rasulullah memulai dakwahnya dengan menanamkan tauhid sebelum membebankan umat pada aturan-aturan syariat yang lebih kompleks.

Allah berfirman: "barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam". (HR. Bukhari & Muslim)

Hal ini menunjukkan bahwa iman menjadi prioritas utama sebelum melangkah lebih jauh dalam aspek syariah lainnya.

2. Dahulukan yang Wajib Sebelum yang Sunnah

Salah satu prinsip dalam fiqih prioritas adalah mendahulukan kewajiban sebelum kesunnahan . Banyak orang yang semangat melakukan ibadah sunnah seperti puasa Senin-kamis, shalat tahajjud, atau sedekah besar, namun masih lalai dalam kewajiban seperti shalat lima waktu, menutup aurat, atau menjaga hak-hak orang lain. Padahal, Allah lebih mencintai ibadah wajib daripada ibadah sunnah. Dalam hadist qudsi disebutkan:

"Tidaklah seorang hamba mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada apa yang Aku wajibkan di atasnya". (HR. Bukhari)

Maka, jika ingin memulai perjalanan spiritual dengan benar, pastikan terlebih dahulu bahwa kewajiban-kewajiban kita sudah tertunaikan dengan baik.

3. Perbaiki Akhlak Bersamaan dengan Ibadah

Islam bukan sekedar tentang ritual ibadah, tapi juga tentang bagaimana kita beriman terhadap orang lain. Rasulullah bersabda:

"Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya". (HR.Abu Dawud)

Sering kali seseorang giat beribadah tetapi masih sulit menjaga lisannya, kasar dalam berbicara, atau tidak jujur dalam berbisnis. Ini menunjukkan bahwa ibadahnya belum sempurna karena belum berbuah dalam akhlak. Oleh karena itu, dalam fiqih prioritas, memperbaiki akhlak adalah bagian yang tidak bisa diabaikan.

4. Ilmu Sebelum Amal

Dalam islam, ilmu lebih didahulukan daripada amal . Jangan sampai kita melakukan suatu ibadah tanpa memahami hukumnya, sehingga bisa jatuh pada kesalahan atau bahkan bid'ah. Allah berfirman:

"Maka ketahuilah bahwa tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah, dan mohonlah ampunan atas dosamu". (QS. Muhammad: 19)

Ayat ini menunjukkan bahwa mengetahui (ilmu) lebih dulu sebelum beramal . Oleh karena itu, dalam memulai perjalanan spiritual, pelajarilah dasar-dasar iman, tauhid, dan fiqih ibadah agar amal kita lebih berkualitas dan di terima oleh Allah.

Nafisah Putri Arrizal, Mahasiswi STEI SEBI Depok 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun