Abstrak
Artikel ini membahas pentingnya ilmu sebelum amal, terutama dalam konteks prioritas tindakan. Berdasarkan dalil dari Al-Qur'an dan Hadits, ilmu harus mendahului amal karena berperan sebagai petunjuk yang membimbing aktivitas seseorang. Kurangnya pemahaman sebelum bertindak dapat menyebabkan keputusan yang salah dan berdampak negatif. Sebagai contoh, menikah tanpa pemahaman yang cukup mengenai hak dan kewajiban dalam pernikahan dapat berakibat pada masalah psikologis dan sosial, seperti yang ditunjukkan oleh data pernikahan anak di Indonesia. Studi ini juga mengkaji upaya pemerintah dalam mengatasi permasalahan tersebut.
Kata Kunci : Ilmu, Amal, Fiqh Prioritas, Ilmu Pernikahan, Pernikahan Anak, Depresi, Stunting
Pendahuluan
Ilmu adalah fondasi yang sangat penting sebelum seseorang melakukan amal atau tindakan. Tanpa ilmu yang memadai, tindakan amal bisa menjadi tidak tepat atau bahkan berdampak negatif. Artikel ini menyoroti pentingnya ilmu sebelum amal, serta bagaimana ilmu dapat memperbaiki kualitas amal sehingga memberikan manfaat yang optimal baik bagi individu yang melaksanakannya maupun bagi masyarakat. Melalui pembahasan ini, diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang perlunya pengetahuan sebelum bertindak, serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencapai hal tersebut.
Fiqih prioritas menekankan pentingnya mendahulukan ilmu sebelum amal, karena ilmu memberikan arah yang jelas dan memastikan tindakan yang dilakukan sesuai dengan maslahat (kebaikan) yang diharapkan. Jika seseorang bertindak tanpa ilmu, bisa saja aktivitas yang dilakukan malah menimbulkan mudarat atau tidak mendatangkan manfaat sama sekali.
Sebagai contoh, ayat pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah perintah untuk membaca:
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan." (QS. Al-'Alaq: 1)
Membaca adalah langkah awal untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Setelah itu, baru diturunkan perintah yang berkaitan dengan amal, seperti dalam surat Al-Muddatstsir ayat 1-4, di mana Nabi diperintahkan untuk bangkit dan memberikan peringatan serta membersihkan diri.
Metodologi