Mohon tunggu...
aisyah ramadhona
aisyah ramadhona Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Hidup ini memang tidak abadi,tetapi dengan menulis namamu akan abadi. Aku menyukai ketenangan bukan berarti berharap kesepian,tidak suka keramaian tetapi suka meramaikan(untuk lingkungan tertentu). Semoga terinspirasi:)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Opini: Mental Illnes Hadir Penyebab Bundir

11 Januari 2024   07:42 Diperbarui: 11 Januari 2024   08:59 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Aisyah Ramadhona

Kamis,11 Januari 2024

Mental adalah kondisi di mana individu memiliki kesejahteraan yang tampak dari dirinya yang mampu menyadari potensinya sendiri, memiliki kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup normal pada berbagai situasi dalam kehidupan, mampu bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta mampu memberikan kontribusi.Mental merupakan daya tahan tubuh manusia yang kedua selain imun. Ketika mental tersebut kacau entah itu karena depresi,stress,ataupun masalah yang dihadapi terlalu banyak membuat seseorang bermental illnes. Ini bukan hal kecil yang bisa diremehkan,tetapi salah satu hal yang perlu diwaspadai dan diperhatikan.

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2019, Indonesia memiliki rasio bunuh diri sebesar 2,4 per 100 ribu penduduk.Angka tersebut menunjukkan bahwa ada dua orang di Indonesia yang melakukan bunuh diri dari 100 ribu jiwa di tahun itu. Dengan asumsi jumlah penduduk sebanyak 270 juta jiwa, maka kasus bunuh diri pada tahun tersebut diperkirakan sebanyak 6.480 kasus.

Pada periode Januari-Juni 2023, POLRI melaporkan bahwa terdapat 663 kasus bunuh diri di Indonesia. Angka tersebut meningkat sebesar 36,4% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2021 (486 kasus). Provinsi tertinggi angka bunuh diri adalah Jawa Tengah (253), Jawa Timur (128), Bali (61), dan Jawa Barat (39).(Komnas Perempuan)

Entah disebut pelaku atau korban,karena hanya ada satu orang yang berperan ,tapi yang jelas lebih patut dikatakan sebagai korban.Kasus bunuh diri sudah seperti jalan buntu bagi korbannya.Karena korban bunuh diri banyak yang tidak bisa menyelesaikan masalahnya sehingga yang diselesaikan adalah hidupnya.Bunuh diri yang sedang marak-maraknya terjadi di kalangan mahasiswa.

Dari berbagai kasus yang ditemukan rata-rata mahasiswa bundir karena mental illnes atau gangguan mental.Banyaknya masalah yang dihadapi terutama masalah trauma masalalu serta gejala broken home,dan kurangnya perhatian dari keluarga dan orang-orang terdekat menjadi penyebab seseorang bermental kacau bahkan sampai terkena gangguan psikologis.Ketika mental sudah lemah,imun turun,iman berkurang maka disitulah celah setan untuk meracuni pikiran manusia untuk bundir.

Sederetan peristiwa bundir di kalangan mahasiswa yang terjadi seperti mahasiswi UMY,mahasiswi Unnes, Mahasiswi UI Depok dan lainnya korbannya lebih dominan perempuan dan rata-rata korban bundir dengan cara lompat dari ketinggian.

Ini bukanlah masalah biasa,hal ini menyangkut mental semua orang.Mereka yang masih waras mungkin saja dibantu oleh orang-orang sekitarnya untuk berbagi cerita, menyelesaikan permasalahan dan memiliki keluarga yang perhatian. Jadi kita semua harus waspada, berhati-hati untuk diri sendiri dan tidak lupa dengan orang-orang disekitar kita terutama keluarga dan teman. Terbukalah kepada keluarga bila ada masalah,atau meminta bantuan kepada teman-teman sekurang-kurangnya bercerita agar tidak menyimpan sesak dan tumpukan masalah di dada. Dengan sikap saling terbuka maka sekurang-kurangnya membuat hati kita lega. Jangan sampai kita semua menyimpan masalah sendirian tanpa berbagi ke orang-orang yang kita percaya dan sayangi. Selain itu kita yang sudah waras secara mental dan pikiran maka sudah seharusnya berempati jika melihat orang-orang terdekat kita butuh bantuan untuk melepaskan masalahnya. Walaupun semua orang memiliki masalah,tetapi tidak ada salah nya untuk saling membantu dan melepaskan masalah. Lebih baik disusahkan ketika mereka masih hidup,daripada bermandi air mata disaat mereka sudah tiada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun