Mohon tunggu...
Aisyah nurul aini
Aisyah nurul aini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030016 UIN SUNAN KALIJAGA

Berawal dari paksaan menulis untuk sebuah kepentingan dan berharap semoga kelak akan benar-benar mencintai dunia ini. Karena saya yakin, bahwa cinta datang karena terbiasa, eaa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Dari Jogja untuk Nusantara: Wedang Blangkon Sajikan Kearifan Lokal dalam Setiap Tegukan

23 Juni 2024   00:02 Diperbarui: 23 Juni 2024   00:07 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Pribadi : Foto dengan pelanggan wedang blangkon

Kota Yogyakarta -- yang lebih sering dikenal dengan kota Jogja, merupakan salah satu  kota istimewa di Indonesia yang terletak di Pulau Jawa. Identitas kota jogja yang kaya akan sejarah dan kebudayaan membuat kota ini cukup terkenal. Sebagai kota yang menyandang gelar kota "istimewa", tentunya jogja memiliki daya tarik tersendiri bagi masing-masing individu. Mulai dari kenyamanan, keragaman budaya, hingga kehangatan yang membuat setiap orang yang pernah mengunjungi kota ini merasa terkesan dan ingin kembali. Pulang ke Jogja seringkali diibaratkan seperti pulang ke kampung halaman di mana hati dan pikiran merasa nyaman, seperti berada di rumah sendiri. Semua ini menjadikan Jogja sebagai tempat yang selalu dikenang dan diinginkan untuk dikunjungi lagi.

Budaya dan tradisi yang terjaga di jogja membuat kota ini semakin terkesan istimewa, dan yang  identik dengan kota ini adalah tradisi minum wedangan. Kuliner wedangan yang khas di Jogja memiliki daya tarik yang kuat bagi setiap orang. Warung wedangan blangkon yang terletak di daerah catur tunggal merupakan salah satunya. Beralamat di Jl. Weling Raya belakang No.17A, Manggung, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Suasana warung wedang blangkon di Jogja ini terlihat  begitu unik dan menarik.  Wedang blangkon telah mampu menciptakan pengalaman bergaya tradisional dengan nuansa jadul yang khas ala kota jogja.

Wedang rempah ternyata sudah menjadi bagian penting dari budaya minum tradisional di yogyakarta. Terdiri dari campuran rempah-rempah seperti jahe, kayu manis, cengkeh, dan bahan lain yang memberikan citarasa wedang rempah semakin unik dan khas. Tradisi meminum wedang rempah bukan hanya sebagai minuman penyegar semata, tetapi juga dipercaya memiliki manfaat kesehatan bagi tubuh kita.

Ternyata banyak orang yang salah kira tentang wedang rempah, Keduanya merupakan dua jenis minuman tradisional Indonesia yang sering kali dianggap serupa karena keduanya menggunakan bahan-bahan alami seperti rempah-rempah dan tanaman obat. perbedaan utama antara jamu dan wedang rempah terletak pada tujuan penggunaannya, bahan yang digunakan, serta rasa dan penyajiannya. Jamu lebih berfokus pada manfaat kesehatan dan pengobatan, sementara wedang rempah lebih pada kenyamanan dan rasa hangat yang diberikan. 

Pada umumnya ketika orang-orang meminum jamu, mereka akan menyerngitkan dahi karena rasa pahit, asam, bahkan pedas dari jamu yang mirip seperti obat. Sementara itu, wedang rempah adalah minuman tradisonal yang juga berbahan dasar rempah seperti jahe, kayu manis, dan cengkeh dan disajikan dalam kondisi hangat. Wedang rempah lebih sering dihidangkan sebagai minuman hangat yang menyegarkan dan cocok dinikmati di berbagai suasana, sementara jamu lebih condong sebagai minuman kesehatan yang diminum secara rutin untuk mendukung kesehatan tubuh. Meskipun keduanya mengandalkan rempah-rempah sebagai bahan utamanya, fungsinya dan cara penyajiannya membuat jamu dan wedang rempah memiliki perbedaan yang cukup mencolok.

Dakumen Pribadi : bahan2 wedang rempah
Dakumen Pribadi : bahan2 wedang rempah

"Minum wedang rempah seperti ini berbeda dengan minum jamu. Wedang rempah ini kalau minum rasanya pas, tidak pahit seperti meminum jamu dan tidak juga menjadikan ketergantungan seperti meminum minuman herbal. Minum wedang rempah ini ibaratkan lebih baik mencegah daripada mengobati suatu penyakit" Ucap bapak dudi.

Selaku pemilik usaha sekaligus peracik wedang rempah di wedang blangkon, pak dudi ingin menyajikan minuman khas jogja kraton kepada pelanggan yang dapat memberikan kesan bahwa rempah rempah itu merupakan warisan nenek moyang kita. Dimana pada zaman dahulu rempah -- rempah merupakan salah satu harta karun yang gencar diincar oleh para penjajah. Wedang  Blangkon meyediakan lebih dari 100 jenis wedangan yang setiap dua bulan nya selalu ada penambahan menu baru. Sebagai pecinta  wedang rempah, bapak dudi tentunya  gemar sekali mempelajari ilmu baru mengenai dunia per-wedangan untuk di sajikan di kedai wedangannya. Akan tetapi, rupanya masih ada beberapa jenis wedangan yang tidak tercantum pada buku menu yang terletak di kasir.

dokumen pribadi : foto bersama bapak dudi, pemilik wedang blangkon
dokumen pribadi : foto bersama bapak dudi, pemilik wedang blangkon

Pada saat musim covid-19, intensitas penjualan wedang rempah blangkon bapak dudi cukup meningkat secara signifikan. Antrean pembeli yang biasanya pun, akhirnya kerap membeludak hingga jalanan. Hal ini didororong lantaran kebutuhan dari masyarakat pada saat itu yang ingin meminum wedang rempah untuk meningkatkan sistem imun untuk menyehatkan tubuh. Selain itu juga sebagai anti-inflamasi dan antibakteri yang dapat membantu untuk mengelola gejala umum covid-19 seperti demam dan batuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun