Dalam hal apapun yang kita mulai, biasanya cara terbaik yang untuk belajar adalah dengan meniru apa yang sudah berhasil dari kasus lain. Contoh kecilnya dalam hal memasak, jika naila ingin menjadi seorang chef, maka naila memulai dengan melihat video memasak ala chef arnold karena naila begitu mengidolakan nya. Awal mula naila memasak dengan resep yang sama persis dengan chef arnold. Lalu seiring berjalannya waktu, karena naila sudah cukup intens memasak. Maka naila pun memutuskan untuk menambahi bumbu-bumbu yang sekiranya lebih cocok baginya dan akhirnya menghasilkan resep masakan baru ala naila.
Nah, contoh ini bisa juga terjadi dalam dunia public speaking. Awal mula melihat gaya bicara presiden obama, lalu perlahan demi perlahan mulai mencoba gaya public speaking yang sama persis dengan presiden obama. Hingga sampai pada akhirnya kita bisa lancar berbicara di depan umum dengan gaya bicara seperti presiden obama versi diri kita sendiri. Â
Mengingat pembahasan diawal, jika kita tidak perlu untuk mengucapkan salam dan hal lain yang ber-tele-tele dalam public speaking. Maka di akhir kita juga tidak perlu untuk mengucapkan permintaan maaf karena kesalahan yang telah kita buat. Karena ideal nya kita bisa menyampaikan last impression yang baik atau bahkan lebih baik dari pada first impression.
Last impression nggak akan terwujud jika di akhir performa kita malah meminta maaf kepada audiens. Dengan kita mengucapkan permintaan maaf, maka audiens yang tadinya tidak terlalu peduli malah akan berpikir "oh iya tadi dia melakukan kesalahan ini" dan hal ini pastinya akan merugikan diri kita sendiri. Dari sini audiens akan cenderung mengingat/flasback dengan kesalahan-kesalahan yang kita perbuat tadi.
Jadi, buatlah kesan dan pesan yang amat berpengaruh terhadap first impression dan last impression kepada audiens sehingga dari kesan yang berpengaruh ini biasanya tidak akan kalau kita mengingatkan audiens dengan kesalahan-kesalahan yang kita lakukan.
Pada kesimpulannnya, tidak akan terjadi sebuah keberhasilan dalam public speaking kita jika kita saja tidak mau untuk memulai dan meningkatkan jam terbang kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H