Revolusi Industri 4.0 dan Transformasi Digital di Gereja GKI Pulomas
Dalam era digital yang terus berkembang pesat, kebutuhan akan sistem informasi yang efisien dan efektif menjadi semakin mendesak, terutama di sektor organisasi yang berbasis pelayanan masyarakat seperti gereja. Yohanes Christofer Lodewico Abineno dan Duwi Cahya Putri Buani, dalam artikel mereka yang diterbitkan pada Juli 2022 di IMTechno:Â Journal of Industrial Management and Technology, mengulas tentang pentingnya penerapan sistem informasi berbasis web dalam mengelola data jemaat di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Pulomas. Penelitian mereka menunjukkan bahwa pengelolaan data yang akurat dan penyampaian informasi yang tepat waktu dapat secara signifikan meningkatkan kinerja pelayanan gereja, terutama dalam era Revolusi Industri 4.0, di mana integrasi teknologi informasi menjadi salah satu faktor penentu kesuksesan organisasi.
Pendekatan yang digunakan oleh Abineno dan Buani mencerminkan kebutuhan mendesak akan transformasi digital dalam lingkungan keagamaan. Mereka menggarisbawahi bahwa tanpa adanya sistem yang terintegrasi dengan baik, pengelolaan data jemaat yang akurat dan efisien menjadi sulit dicapai, yang pada gilirannya dapat menghambat pengambilan keputusan strategis oleh pemimpin gereja. Di sisi lain, dengan memanfaatkan teknologi seperti yang mereka lakukan, organisasi dapat memastikan bahwa informasi penting dapat diakses dengan mudah oleh pihak yang berkepentingan, yang pada akhirnya akan memperkuat efisiensi operasional dan kepuasan jemaat.
Transformasi digital yang terjadi di GKI Pulomas melalui penerapan sistem informasi berbasis web ini, bukan hanya relevan bagi organisasi keagamaan, tetapi juga bagi sektor lain yang bergantung pada pengelolaan data dan penyampaian informasi yang efisien. Artikel ini menjadi bukti nyata bahwa teknologi informasi, bila diterapkan dengan tepat, dapat menjadi alat yang kuat dalam mendukung dan memperkuat struktur serta operasi suatu organisasi, terlepas dari sektor di mana organisasi tersebut beroperasi.
***
Implementasi sistem informasi berbasis web di GKI Pulomas yang diulas oleh Abineno dan Buani mencerminkan bagaimana teknologi dapat diintegrasikan secara efektif untuk mendukung operasional organisasi. Dengan menggunakan metode pengembangan perangkat lunak waterfall, mereka berhasil merancang sebuah sistem yang mampu mengelola berbagai aspek administratif gereja, mulai dari pendaftaran anggota jemaat hingga pengelolaan kegiatan seperti baptisan dan pernikahan. Sistem ini dirancang untuk menyederhanakan proses yang sebelumnya dilakukan secara manual, yang tidak hanya memakan waktu tetapi juga rentan terhadap kesalahan manusia.
Dalam konteks pengelolaan jemaat, akurasi data adalah hal yang sangat krusial. Abineno dan Buani mencatat bahwa salah satu tantangan utama dalam manajemen gereja adalah memastikan bahwa data jemaat yang ada selalu diperbarui dan dapat diakses secara cepat. Sistem informasi yang mereka kembangkan memungkinkan pengurus gereja untuk menyimpan, memperbarui, dan mengakses data jemaat dengan lebih mudah, yang pada gilirannya membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih tepat dan berdasarkan data. Dalam studi mereka, mereka menemukan bahwa dengan penerapan sistem ini, efisiensi pengelolaan data meningkat hingga 70% dibandingkan dengan metode tradisional, dan kesalahan dalam input data dapat ditekan hingga di bawah 5%.
Di sisi lain, transformasi digital di GKI Pulomas ini juga memberikan dampak positif dalam hal transparansi dan akuntabilitas. Dengan adanya sistem yang terintegrasi, seluruh data yang terkait dengan kegiatan gereja dapat diaudit dengan lebih mudah, sehingga meminimalkan potensi penyalahgunaan informasi. Selain itu, jemaat juga mendapatkan manfaat langsung dari sistem ini, karena mereka dapat dengan mudah mengakses informasi terkait kegiatan gereja melalui antarmuka yang user-friendly. Menurut survei yang dilakukan dalam penelitian ini, lebih dari 80% jemaat menyatakan kepuasan terhadap sistem baru ini, yang menunjukkan bahwa penerapan teknologi dapat meningkatkan pengalaman pengguna secara signifikan.
Selain itu, artikel ini juga menyoroti pentingnya adopsi teknologi oleh organisasi keagamaan dalam menghadapi tantangan Revolusi Industri 4.0. Gereja, seperti halnya organisasi lainnya, perlu beradaptasi dengan perubahan lingkungan teknologi untuk tetap relevan dan efektif dalam misinya. Abineno dan Buani menunjukkan bahwa dengan merangkul teknologi, gereja dapat meningkatkan efektivitas operasionalnya tanpa mengorbankan nilai-nilai inti yang dipegangnya. Penerapan sistem informasi ini juga menjadi contoh konkret bagaimana teknologi dapat diadaptasi dan digunakan dalam konteks yang sebelumnya mungkin tidak terpikirkan, sehingga membuka peluang baru bagi inovasi dalam pelayanan masyarakat.
***
Penelitian yang dilakukan oleh Abineno dan Buani tidak hanya memberikan kontribusi signifikan bagi pengelolaan data di GKI Pulomas, tetapi juga membuka wawasan tentang pentingnya adopsi teknologi informasi di organisasi keagamaan. Transformasi digital, yang mungkin dulu dianggap sebagai domain sektor bisnis semata, kini terbukti relevan dan bahkan esensial bagi organisasi non-profit seperti gereja. Dengan meningkatkan efisiensi pengelolaan data dan transparansi operasional, sistem informasi berbasis web ini tidak hanya mendukung kegiatan internal gereja tetapi juga meningkatkan kepuasan dan partisipasi jemaat secara keseluruhan.