Mohon tunggu...
Aisyah Nurkhasanah
Aisyah Nurkhasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

I feel like the possibility of all those possibilities being possible is just another possibility that can possibly happen

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Terbentuknya Pakta Pertahanan AUKUS dalam Pembuatan Kapal Selam ditinjau dari Konsep Security Dilemma Realisme atas Tindakan China di Kawasan Indo-Pasifik

9 November 2022   14:33 Diperbarui: 16 November 2022   22:55 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tanggal 15 September 2021 lalu telah terbentuk sebuah Pakta Pertahanan, yang mana pembentukan Pakta Pertahanan ini bernama AUKUS yang di prakarsai oleh 3 negara yaitu ada Australia, Inggris, dan juga Amerika Serikat, dimana dibentuknya pakta ini yaitu sebagai bentuk dari sebuah kerjasama trilateral yang berfokus pada pengembangan teknologi dalam pembuatan kapal selam yang bertenaga nuklir. Dalam kerjasama ini tidak hanya berfokus pada pembuatan kapal selam saja, namun mereka juga memiliki agenda lain yaitu seperti melakukan pertukaran informasi mengenai pengembangan kerjasama tersebut dan tentunya rencana kerjasama yang sedang dijalankan itu dapat menguntungkan bagi 3 negara besar tersebut dalam keamanan negara mereka. Selain itu Pakta Pertahanan AUKUS juga dibentuk karena 3 negara pembentuk tersebut, khususnya Amerika Serikat merasakan adanya sebuah security dilemma yang nantinya dapat menimbulkan suatu ancaman bagi negara disekitarnya. Hal ini tidak lain karena tindakan ekspansif dari China di Kawasan Indo-Pasifik yang dinilai bahwa kegiatan mereka di kawasan tersebut ada sebuah strategi atau perencanaan khusus yang nantinya akan membahayakan negara lain, khususnya pada bidang kemiliteran.

Dalam pembentukan Pakta ini, Amerika Serikat dan Inggris turut serta menggandeng Australia dalam kerjasama tersebut, dimana hal inilah yang sempat membuat ketegangan antara Perancis dan juga Australia. Hal ini dikarenakan sebelum Australia menyetujui kerjasama tersebut, Australia sudah terlebih dahulu melakukan kerjasama dalam pembelian kapal selam bertenaga nuklir yang dibuat oleh Perancis, namun secara sepihak Australia membatalkan kerjasama tersebut dan lebih memilih untuk bergabung dengan Amerika Serikat dan Inggris karena melihat peluang yang nantinya akan di dapatkan Australia. Keputusan Australia tersebut tentunya membuat Perancis kecewa dan marah atas tindakan yang telah dilakukan Australia sehingga sebagai bentuk dari kekecewaan tersebut, Perancis menarik dubes mereka yang ada di AS dan Australia. Walaupun demikian, Australia tidak menyesal terhadap keputusannya dan sebagai gantinya Australia juga akan memberikan ganti rugi mengenai pembatalan pembelian kapal selam bertenaga nuklir kepada Perancis.

Bagi Australia sendiri dengan bergabung dalam Pakta tersebut tentunya akan memberikan banyak keuntungan bagi negara mereka, yang mana Australia nantinya akan mendapatkan kapal selam nuklir yang berteknologi tinggi dengan kecepatan jangkauan dan daya tahan yang lebih canggih dibandingkan dari kapal selam konvensional. Selain itu, dengan kata lain bahwa Australia juga dapat menyeimbangkan kemampuan militernya dan dapat juga mengembangkan kemampuan rudal mereka untuk kepentingan negaranya.  Di sisi lain, dari Inggris tentunya juga dapat keuntungan dari kerjasama tersebut, karena dengan adanya Pakta AUKUS ini akan memiliki peran yang sangat penting, juga pengaruh yang sangat besar dalam Kawasan Indo-Pasifik. Keuntungan yang diperoleh Inggris salah satunya adalah semakin meningkatnya bidang industri mereka, khususnya dalam hal pembuatan kapal selam yang sudah menggunakan teknologi tinggi. Selain itu, dengan adanya Pakta ini akan membuat citra baru bagi Inggris di Kawasan Indo-Pasifik, karena keterlibatan Inggris dalam membantu Australia sebagai mitranya untuk menjaga stabilitas keamanan dalam kancah interrnasional dapat terminimalisir dengan adanya Pakta Pertahanan. Selanjutnya bagi Amerika Serikat sendiri AUKUS dapat dijadikan sebagai sebuah peluang baru dalam mencapai kepentingan AS, karena melihat bahwa eksistensi China di Kawasan Indo-Pasifik terlalu mendominasi dan dapat menimbulkan ancaman baru dalam dunia internasional, sehingga adanya AUKUS dapat digunakan untuk menghalangi kepentingan China yang ada dikawasan Indo-Pasifik tersebut. Selain itu keuntungan AS dan Inggris yang lain adalah semakin meningkatnya perekonomian mereka, karena sebagai negara yang memberi bantuan dalam hal rancangan teknologi yang sangat canggih, dalam hal ini adalah pembuatan kapal selam nuklir yang nantinya akan dibeli oleh Australia untuk kepentingan militer bagi negaranya.

Pandangan China terhadap Pembentukan Pakta AUKUS

China melihat bahwa pembentukan Pakta Pertahanan AUKUS ini tidak lain adalah sebagai cara lain dari Amerika Serikat untuk menghalangi kepentingan dari China di mata dunia, khususnya pada Kawasan Indo-Pasifik. Tidak hanya itu, bahkan China melalui Kemenlunya yaitu Zhao Lijian telah memperingatkan AS dan juga Inggris agar tidak memanfaatkan Australia sebagai alat untuk melakukan transformasi dalam hal teknologi nuklir, karena hal ini dapat memicu sebuah ketegangan baru antar kawasan. Selain itu, juru bicara dari Kedutaan Besar China yang ada di Amerika Serikat juga memberikan kritik bahwa suatu negara tidak diperkenankan untuk membentuk sebuah blok yang eksklusif, dimana nantinya negara tersebut akan memberikan kerugian bagi pihak ketiganya, dengan kata lain mereka memanfaatkan pihak ketiga tersebut dalam mencapai kepentingan negaranya. Selain itu, China juga telah mempersiapkan pembangunan militer yang ada di kawasan Indo-Pasifik, karena khawatir juga jika akan terjadi sebuah konfrontasi secara tiba-tiba dimana jika hal tersebut terjadi akan membuat konflik baru yang tentunya akan berbahaya. Di sisi lain tentunya China sangat menolak adanya Pakta tersebut, karena menurutnya Pakta tersebut nantinya akan membahayakan stabilitas keamanan kawasan karena dinilai bahwa nantinya akan menimbulkan sebuah persaingan senjata dan hal ini akan menimbulkan konflik antar negara.


Munculnya Security Dilemma dari Pandangan Realisme

Pandangan realisme adalah ketika negara itu mementingkan kepentingan nasionalnya sendiri (state centric). Hal ini dikarenakan negara memiliki sebuah pemikiran bahwa, tidak ada yang bisa membantu negara jika bukan negara itu sendiri. Sehingga dalam pandangan realisme ini, negara itu harus siap dan juga memperkuat keamanannya dalam sistem internasional yang anarki. Selain itu pemikiran realisme ini dapat dicirikan sebagai berikut:

  • Human Nature: Yaitu dalam pandangan ini manusia dicirikan mempunyai sifat yang cenderung egois memikirkan dirinya sendiri
  • Balance of Power to Create a Place: Dimana adanya sikap saling menyeimbangkan kekuatan untuk dapat bertahan didunia yang anarki, dan cendurung untuk membangun kekuatan militer yang cukup
  • Security Dilemma: Hal ini muncul karena adanya ketakutan akan ancaman dari negara lain perihal kekuatan militer yang telah dimiliki. Sehingga mendorong untuk meningkatkan keamanan militernya dan dapat berujung perlombaan senjata militer
  • Arms Race: Perlombaan senjata yang dilakukan oleh sebuah negara untuk mempertahankan keamanannya
  • Competitive: Adanya persaingan yang muncul antar negara dan berlanjut menjadi persaingan yang lebih kompetitif, mengunggulkan militernya

Dalam studi kasus ini, yang lebih ditekankan adalah membahas mengenai security dilemma karena tindakan China dikawasan Indo- Pasifik yang dinilai sangat ekspansif oleh AS, sehingga AS dan Inggris menggandeng Australia dalam pembentukan Pakta Pertahanan AUKUS yang bertujuan untuk mengurangi dominasi China di kawasan Indo-Pasifik, karena ada sebuah kepentingan yang ingin dicapai Amerika Serikat mengingat kawasan Indo-Pasifik itu dianggap sebagai masa depannya AS. Menurut pihak dari AUKUS sendiri pembentukan Pakta Pertahanan tidak ada hubungannya dengan perlombaan senjata nuklir di kawasan Indo-Pasifik dan menilai bahwa pandangan dari China tentang adanya perlombaan senjata sangat tidak rasional. Karena fokus dari pakta ini adalah untuk dapat menjadikan kawasan Indo-Pasifik masuk kedalam salah satu bentuk dari kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Hal ini dikarenakan AS sangat prihatin terhadap tindakan koersif dan agresif dari China itu sendiri semakin mendominasi dikawasan tersebut.

Tindakan yang dilakukan China dikawasan tersebut tidak lain adalah untuk menjaga stabilitas keamanan negaranya dan juga regional dari ancaman militer oleh negara lain, karena menurutnya bentuk pertahanan suatu negara itu sangat penting dan harus sangat diperhatikan oleh negara. Namun, AS melihat bahwa kawasan Indo-Pasifik yang telah di dominasi oleh China cenderung lebih fokus pada kekuatan militer untuk strategi geopolitiknya sendiri dalam kapasitas militernya, hal ini dikarenakan adanya upaya dari China itu sendiri dalam modernisasi kekuatan militernya. Selain itu, China juga menuduh dengan terbentuknya Pakta Pertahanan AUKUS ini telah melanggar Perjanjian NPT (Non-Proliferation of Nuclear Weapons), hal ini dikarenakan adanya bentuk transfer teknologi nuklir yang dilakukan secara illegal oleh pihak dari AUKUS. Tidak hanya itu, China juga mencurigai bahwa aliansi dari AUKUS ada upaya untuk menghilangkan proliferasi nuklir, karena sebelumnya aliansi AUKUS ini pernah melakukan pertemuan dengan Dewan IAEA (International Atomic Energy Agency). 

Selain itu, tuduhan yang ditujukan kepada China mengenai dominasi kawasan yang memunculkan security dilemma negara lain sehingga membentuk Pakta AUKUS sebagai bentuk balance of power dari dominasi kekuatan militer yang dilakukan China. Namun, China menganggap bahwa pembentukan itu hanya digunakan AS sebagai cara untuk menghambat program kebijakan luar negeri yang dibuat oleh China yaitu BRI (Belt Road Initiative). Karena AS cenderung fokus untuk kepentingannya sendiri dalam kekuatan milternya karena tidak mau kalah bersaing dengan China yang telah mendominasi kawasan Indo-Pasifik dan konsep yang ditawarkan AS nantinya akan mengganggu konsep kawasan yang dari awal sudah  bebas dan terbuka.  Intinya yaitu konsep yang ada pada pandangan realisme yaitu security dilemma hanya digunakan AS dalam mencapai kepentingannya, dengan alasan dominasi China di kawasan tersebut dapat menimbulkan sebuah ancaman yang menganggu kestabilan kawasan dan menimbulkan perlombaan senjata secara besar-besaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun